INDUKSI DAN INDUKTANSI Pertemuan 20

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Induksi Magnetik Materi yang dibahas : Fluks magnetik Hukum Faraday
Advertisements

INDUKTOR / KUMPARAN ILHAM, S.Pd..
BAB 9 HUKUM INDUKSI FARADAY
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Hukum Listik Bolak-Balik
Drs. Thoyib, SMAN 1 Gondang Mojokerto, 2006 Pedulikah anda dengan Energi Listrik? Bagaimana membangkitkannya Fisika XII Sekolah Menengah Atas BATAL.
RANGKAIAN LISTRIK I WEEK 2.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR Medan Dan Gaya Magnetkemagnetan
Pedulikah anda dengan Energi Listrik? Bagaimana membangkitkannya Fisika XII Sekolah Menengah Atas BATAL.
Arah GGL Induksi Hukum Lenz menentukan arah GGL atau arus induksi. “Arah GGL induksi adalah sedemikian rupa sehingga melawan penyebab yang menimbulkan.
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
IMBAS ELEKTROMAGNETIK
KEMAGNETAN.
INDUKTANSI.
HUKUM INDUKSI FARADAY.
Teknik Rangkaian Listrik
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
HUKUM INDUKSI FARADAY.
GAYA GERAK LISTRIK.
Teknik Rangkaian Listrik
1. Medan Magnet Adalah ruang disekitar sebuah magnet atau disekitar sebuah penghantar yang mengangkut arus. Vektor medan magnet (B) dinamakan.
Umiatin, M.Si Jurusan Fisika UNJ
KEMAGNETAN.
FISIKA II.
ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 19-20
RANGKAIAN LISTRIK Pertemuan 11-12
GAYA MAGNET Pertemuan 18 Mata kuliah : K0014 – FISIKA INDUSTRI
Induktansi.
Matakuliah : D0564/Fisika Dasar Tahun : September 2005 Versi : 1/1
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKTOR.
Pertemuan 13 TEORI MEDAN DAN PERSAMAAN MAXWELL
GGL INDUKSI Emf Induksi.
Berkelas.
Fisika Dasar 2 Pertemuan 8 Kemagnetan.
MAGNETISME ( 2 ) Gaya Pada Muatan Dalam Pengaruh Medan Magnet : Gaya Lorentz Seperti dalam kasus elektrostatik (kelistrikan), gejala magnetisme (kemagnetan)
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
MEDAN MAGNET DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Induksi Elektromagnetik
MEDAN MAGNET GAYA LORENTZ IMBASAN MAGNETIK. MEDAN MAGNET GAYA LORENTZ IMBASAN MAGNETIK.
GGL IMBAS 1/5/2018 Stttelkom.
KARAKTERISTIK KOMPONEN RANGKAIAN LISTRIK
INDUKTOR Pengertian dan Fungsi Induktor beserta Jenis-jenisnya
MUATAN LISTRIK.
d 21 21 N 2 d 21 d 21 di di dt d 21  21 di1 i1 dt  
INDUKSI DAN INDUKTANSI Pertemuan 17-18
HUKUM INDUKSI FARADAY.
INDUKTANSI Umiatin, M.Si Fisika UNJ.
ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 21
Induksi Elektromagnetik
Bab 9 Induksi Elektromagnetik
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK MAGNET JARUM saklar Besi lunak Sumber arus
Hukum Faraday dan Lenz tentang Induksi Magnetik
Matakuliah : D0696 – FISIKA II
Pertemuan 12(OFC) MAGNETISASI DAN INDUKTANSI
Induktansi PTE1207 Abdillah, S.Si, MIT Jurusan Teknik Elektro
Induksi Elektromagnetik
Bab 31 Induktansi TEE 2207 Abdillah, S.Si, MIT Jurusan Teknik Elektro
Week 2 KARAKTERISTIK KOMPONEN RANGKAIAN LISTRIK
MEDAN MAGNET DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Induktansi Pengaruh perubahan arus pada satu lilitan terhadap besarnya emf yang ditimbulkannya.
INDUKTANSI.
Hk. Faraday dan Hk. Lenz.
FISIKA II. Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)
HUKUM INDUKSI FARADAY.
Induksi Elektromagnetik
Induksi Elektromagnetik. Apa itu induksi elektromagnetik? Induksi elektromagnetik adalah arus listrik yang timbul akibat perubahan medan magnet.
MAGNET LANJUTAN.
Transcript presentasi:

INDUKSI DAN INDUKTANSI Pertemuan 20 Mata kuliah : K0014 – FISIKA INDUSTRI Tahun : 2010 INDUKSI DAN INDUKTANSI Pertemuan 20

INDUKSI DAN INDUKTANSI Fluks Magnet Analog dengan flux listrik, flux magnet berkaitan dengan jumlah garis medan magnet yang lewat melalui suatu luas pemukaan. Flux magnet yang melewati/ menembus elemen permukaan ds adalah : Flux magnet total yang menembus permukaan S: satuan fluks magnet : Weber (= Wb) 1 Wb= 1 T.m2 Untuk B yang serba sama pada setiap titik di permukaan S maka : Bina Nusantara

Menurut hukum Induksi Faraday, besarnya ggl induksi tersebut adalah : Menurut eksprimen Faraday, perubahan fluks magnet yang melewati suatu loop / kumparan , akan menghasilkan ggl induksi (ggl imbas) pada kumparan tersebut. Menurut hukum Induksi Faraday, besarnya ggl induksi tersebut adalah : ε = - dΦB /dt Untuk kumparan dengan N lilitan : ε = - N (dΦB /dt ) Menurut hukum Lenz, arus induksi muncul dalam arah yang sedemikian rupa, sehingga arah tersebut menentang perubahan yang menghasilkannya. Bina Nusantara

Dari S = luas penampang ggl induksi dapat dihasilkan 1. B yang berubah terhadap waktu 2. Luas penampang S yang berubah terhadap waktu. 3. B dan S yang berubah terhadap waktu Bina Nusantara

L = induktansi (induktansi diri ) dari kumparan Fluks magnet pada suatu kumparan dapat dihasilkan oleh arus pada kumparan tersebut atau oleh kumparan lain. Sebuah kumparan yang dialiri arus I akan menimbulkan fluks magnet di dalam kumparan, fluks magnet tersebut sebanding dengan arus I , yaitu : ΦB = L I atau L = ΦB/ I L = induktansi (induktansi diri ) dari kumparan Untuk kumparan dengan N lilitan : L = N ΦB/ I Satuan induktansi henry (H) , 1 H = 1 T.m2/A. Kumparan dengan N lilitan ini disebut induktor Simbol induktor dalam rangkaian : Bina Nusantara

Induktansi Dari Solenoida Solenoida dengan panjang d, luas penampang S dan jumlah lilitan N, induktansinya : L = N ΦB/ I ΦB = N B.S dan B = μ0 I N /d maka : L = N (μ0 I N /d ) S / I atau : L = μ0 N2 S / d Arus dalam rangkaian berubah, menyebabkan fluks magnet juga berubah, hingga menimbulkan ggl induksi pada rangkaian. dΦB/dt = d(LI)/dt = LdI/dt Maka ggl induksi pada induktor adalah: εL = - dΦB/dt = -LdI/dt Bina Nusantara

Φ21= fluks magnet yang menembus kumparan 2 dari Induktansi Bersama Dua buah kumparan ( induktor ) dipasang berdekatan, perubahan fluks magnet pada kumparan 1 akan menghasilkan ggl induksi pada kumparan 2, dan sebaliknya. Didefiniskan Indukstansi bersama atau mutual induktance dari kumparan 2 terhadap kumparan 1 : M21 = N2 Φ21/ I1 Φ21= fluks magnet yang menembus kumparan 2 dari kumparan 1 Persamaan di atas dapat dinyatakan : M21 I1 = N2 Φ21 M21(dI1/dt) = N2(dΦ21/dt) , dari hukum Faraday: ε2 = - M21(dI1/dt) Bina Nusantara

Hal yang sama untuk perubahan fluks magnet kumparan 2 akan menghasilkan ggl induksi pada kumparan 1 : ε1 = - M12 (dI2/dt) M12 = M21 = M Maka : ε2 = - M21 (dI1/dt ) dan ε1 = - M12 (dI2/dt ) Untuk 2 solenoida sesumbu: Φ21 =( μ0 I1 N1 /d ) S M21 = N2 ( μ0 I1 N1 /d ) S / I1= μ0 N1 N2 S /d M21 = M12 = M = μ0 N1 N2 S /d Bina Nusantara

4. Rangkaian R-L S R S R ε0 L ε0 L LdI/dt (a) (b) Gambar di atas menunjukan sebuah rangkaian yang terdiri atas hambatan ( R ) dan induktor ( L), yang dihubungkan dengan sumber ggl ε0 (a). Sewaktu sekalar S ditutup (b) , arus I mulai mengalir dalam rangkaian dengan laju perubahan dI/dt dan mencapai maksimum : I = ε0 / R,. Bina Nusantara

I = ( ε0/R )e-Rt/L = ( ε0/R )e-t/τL Pada induktor akan timbul ggl induksi sebesar L dI/dt. Sesuai dengan hukum Lenz arah ggl induksi menentang arah ggl sumber (ε0). Pada t = 0 (sesaat setelah kontak S ditutup) ggl induksi: L dI/dt= ε0 Dari kaidah Kirchoff diperoleh : ε0 –RI – L dI/dt = 0 Solusi dari persamaan ini : I = ( ε0/R )e-Rt/L = ( ε0/R )e-t/τL τL = konstanta waktu induktif , satuan : s (detik) = waktu yang diperlukan untuk arus mencapai 63 % dari nilai maksimumnya ( ε0 / R) Bina Nusantara

5. Energi Dalam Medan Magnet Setiap suku dikali dengan I, diperoleh : Dari persamaan : ε0 –RI – L dI/dt = 0 Setiap suku dikali dengan I, diperoleh : ε0I –RI2 – LI dI/dt = 0 ε0I merupakan daya keluaran dari ggl ε0 RI2 merupakan daya yang didisipasikan oleh hambatan R LI dI/dt merupakan laju masukan energi dalam induktor Bila Um merupakan energi dalam induktor, maka : dUm/dt = LI dI/dt dUm = LI dI Energi total dalam induktor : Dengan demikian : Em = ½ L I2 Bina Nusantara