IPv4 dan Subnetting
IPv4 terdiri dari 32 bit (4 oktet) b7b6 b5b4 b3b2 b1b0.B2.B1.B0 00000000.00000000.00000000.00000000 – 11111111.11111111.1111111.11111111 0.0.0.0 – 255.255.255.255 Pembagian kelas: A: (b7=0, b6=0) – (b7=1,b6~b0=0 -1) : 0.0.0.0 – 127.255.255.255 B: (b7=1, b6~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5~b0=0 -1) : 128.0.0.0 – 191.255.255.255 C: (b7=1, b6=1, b5~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5=1,b4=0~b0 -1) : 192.0.0.0 - 223.255.255.255 D: (b7=1, b6=1, b5=1, b4~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5=1,b4=1, b3~b0 -1) : 224.0.0.0 – 239.255.255.255 E: (b7=1, b6=1, b5=1, b4=1, b3~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5=1,b4=1, b3=1, b2~b0 -1) : 240.0.0.0 – 255.255.255.255
Alamat IP untuk keperluan khusus 0. 0 : Internet ID 127 Alamat IP untuk keperluan khusus 0.0.0.0 : Internet ID 127.0.0.1: loopback (localhost) 255.255.255.255 : internet subnet mask 255.0.0.0 ~ 255.255.255.0: (sub)net mask Alokasi IP berdasar penggunaan di jaringan: Public: alamat internet Private: alamat lokal A: 10.x.x.x SM: 255.0.0.0 B: 172.16.x.x – 172.31.x.x SM: 255.255.0.0 C: 192.168.x.x SM: 255.255.255.0
Tata aturan pengalamatan IP IP pertama dari sebuah network (subnet) adalah NetworkID. IP terakhir dari sebuah network (subnet) adalah BroadcastID. 255.X.X.X adalah subnet mask dari sebuah network (subnet) dimana X bernilai 0 atau 255. IP kelas D digunakan untuk multicast. IP kelas E digunakan untuk penelitian dan cadangan.
Contoh 1: Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4 sebagai berikut: Network ID: 192.168.1.0 Subnet Mask: 255.255.255.0 Maka: Subnet Mask: 255.255.255.0 alamat IP yang tersedia = 256-0=256 Broadcast ID: 192.168.1.255 Alamat untuk gateway dan host: 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254 Misal Gateway: 192.168.1.1 Alamat untuk PC/host adalah: 192.168.1.2 s/d 192.168.1.254 Jumlah komputer yang dapat dialamati adalah: 256-3=253
Contoh 2: Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4 Network ID: 192. 168 Contoh 2: Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4 Network ID: 192.168.10.0 Subnet Mask: 255.255.255.128 jumlah alamat yang tersedia = 256- 128 = 128 Maka: Subnet Mask: 255.255.255.128 Broadcast ID: 192.168.10.127 Alamat yang tersedia (gateway+host): 192.168.10.1 s/d 192.168.10.126 Misal alamat gateway: 192.168.10.1 Maka alamat untuk PC (host) : 192.168.10.2 s/d 192.168.10.126 (125 host)
Penggunaan: Kelas A: 256x256x256 alamat Kelas B: 256x256 alamat Kelas C: 256 alamat Teknik Subnetting: CIDR : Classless Inter Domain Routing Membagi network menjadi subnetwork dengan jumlah alamat yang sama VLSM : Variable Length Subnet Mask Membagi network menjadi subnetwork berdasarkan jumlah host tiap subnetwork.
CIDR Contoh: diberikan alamat 1 blok kelas C 192. 168. 10 CIDR Contoh: diberikan alamat 1 blok kelas C 192.168.10.0/24 untuk mengalamati 4 subnet. Terdapat 256 alamat yang akan dibagi untuk 4 subnet. Maka masing-masing subnet akan mendapat jatah alamat sebanyak = 256/4 = 64 alamat. Pembagian alamat ini tidak mempertimbangkan jumlah host pada masing-masing subnet. Subnet 1: 192.168.10.0 – 192.168.10.63, NetworkID= 192.168.10.0, Alamat valid= 192.168.10.1 - 192.168.10.62 (termasuk GW) Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW) BroadcastID= 192.168.10.63 SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.0/26.
Subnet 2: 192.168.10.64 – 192.168.10.127, NetworkID= 192.168.10.64, Alamat valid= 192.168.10.65 - 192.168.10.126 (termasuk GW) Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW) BroadcastID= 192.168.10.127 SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.64/26 Subnet 3: 192.168.10.128– 192.168.10.191, NetworkID= 192.168.10.128, Alamat valid= 192.168.10.129 - 192.168.10.190 (termasuk GW) BroadcastID= 192.168.10.191 SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.128/26
Subnet 4: 192.168.10.192– 192.168.10.255, NetworkID= 192.168.10.192, Alamat valid= 192.168.10.193 - 192.168.10.254 (termasuk GW) Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW) BroadcastID= 192.168.10.255 SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.192/26
192.168.10.0/24 dibagi menjadi 8 subnet Per subnet terdiri dari (256/8) alamat = 32 alamat. Subnet ke-n : Mulai dari (n-1)*32 sampai (n*32)-1
Notasi subnetmask Subnet mask dapat dinyatakan dengan menggunakan angka desimal maupun biner. Contoh: NetID 192.168.10.0 SM 255.255.255.0 artinya Terdapat 256 alamat valid pada subnet ini yang ditunjukkan oleh angka 0 pada oktet keempat dari SM. Nilai pada oktet terakhir pada SM adalah (256-2n) dimana 2n adalah jumlah alamat valid tiap subnet. Contoh: SM 255.255.255.192 artinya terdapat alamat valid per subnet sebanyak (256-192)=64. Sehingga jumlah subnet pada blok tsb adalah (256/64)=4 subnet.
Contoh: Satu blok IP kelas C yang dimulai dari 192.168.100.0 s/d 192.168.100.255 dibagi dalam 8 subnet. Tentukan SM masing-masing subnet. ... Jumlah alamat valid per subnet = 256/8 = 32. Subnet dalam IP kelas C, oktet ke-1 sampai ke tiga bernilai 255, sedangkan oktet terakhir akan bernilai = 256-32 = 224. Sehingga SM adalah 255.255.255.224. SM adalah sama untuk semua subnet yaitu 255.255.255.224.
Cara lain menuliskan SM yaitu dengan / Tanda / diikuti jumlah bit bernilai satu dari SM yang dituliskan dalam angka biner. Contoh: IP 192.168.123.0 dengan SM 255.255.255.224 Dituliskan dalam angka biner 11111111.11111111.11111111.11100000 Jumlah bit 1 pada SM adalah sebanyak 27. Maka SM 255.255.255.224 pada IP 192.168.123.0 dapat dituliskan secara singkat 192.168.123.0/27 untuk subnet pertama. Jumlah alamat valid tiap subnet adalah sama dengan dua pangkat jumlah bit bernilai 0. Bit 0 pada SM diatas berjumlah 5, maka jumlah alamat yang valid sebanyak 25 atau 32. Sehingga jumlah subnet dari /27 adalah 256/32 = 8 subnet.
Dari contoh diatas diperoleh: Subnet ke-2: 192. 168. 123 Dari contoh diatas diperoleh: Subnet ke-2: 192.168.123.32/27 Subnet ke-3: 192.168.123.64/27 Subnet ke-4: 192.168.123.96/27 Subnet ke-5: 192.168.123.128/27 Subnet ke-6: 192.168.123.160/27 Subnet ke-7: 192.168.123.192/27 Subnet ke-8: 192.168.123.224/27
VLSM Pembagian alamat blok IP didasarkan pada jumlah host tiap subnet yang akan dialamati. Pada CIDR jumlah alamat tiap subnet sama padahal faktanya jumlah host per subnet bervariasi. Contoh: Ada sebuah komputer lab A dengan jumlah 22, sedang pada lab B sejumlah 40, dan terakhir lab C sejumlah 12. Diberikan alamat IP 192.168.111.0 SM 255.255.255.0. Langkah penyelesaian dengan VLSM: Tentukan jumlah alamat tiap subnet merupakan perpangkatan dari 2 (2n) yang lebih besar dari jumlah host pada subnet tsb. Diperoleh:
Subnet A = 22 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(22+3), diperoleh n=5 atau 32 alamat. Subnet B = 40 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(40+3), diperoleh n=6 atau 64 alamat. Subnet C = 12 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(12+3), diperoleh n=4 atau 16 alamat. Penambahan 3 alamat digunakan untuk NetID, BroadcastID, dan GW. 2. Urutkan subnet dari jumlah alamat terbesar ke terkecil. Diperoleh B=64 alamat, A=32 alamat, C=16 alamat. 3. Terdapat 256 alamat, sementara yang dibutuhkan sebanyak (64+32+16) = 112 alamat. Artinya alokasi alamat IP yang diberikan mencukupi kebutuhan seluruh subnet. 4. Dihitung masing-masing subnet dari yang terbesar.
Subnet B: 64 alamat Dialokasikan pada 192. 168. 111. 0 – 192. 168. 111 Subnet B: 64 alamat Dialokasikan pada 192.168.111.0 – 192.168.111.63 NetID= 192.168.111.0 BroadcastID= 192.168.111.63 Alamat valid= 192.168.111.1 – 192.168.111.62 SM= 255.255.255.(256-64) = 255.255.255.192 atau subnet B dapat dituliskan 192.168.111.0/26 26 diperoleh dari (32-n) dimana n adalah 2n=64, diperoleh n=6. Panjang alamat IPv4 dalam biner (32 bit)
Subnet A: 32 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah 192. 168. 111 Subnet A: 32 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah 192.168.111.64 – 192.168.111.255 (setelah dikurangi alamat yang digunakan pada Subnet B). Dialokasikan 32 alamat untuk subnet A dari alamat yang masih tersisa. Diperoleh: 192.168.111.64 - 192.168.111.95 (diperoleh dari 192.168.111.64 + 32 alamat) NetID= 192.168.111.64 BroadcastID= 192.168.111.95 Alamat valid= 192.168.111-192.168.111.94 SM= 255.255.255.224 (diperoleh dari 256-32) atau subnet A dapat dituliskan secara singkat 192.168.111.64/27.
Subnet C: 16 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah 192. 168. 111 Subnet C: 16 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah 192.168.111.96 – 192.168.111.225 (setelah dikurangi alamat yang digunakan pada Subnet B dan A). Dialokasikan 16 alamat untuk subnet C dari alamat yang masih tersisa. Diperoleh: 192.168.111.96 - 192.168.111.111 (diperoleh dari 192.168.111.96 + 16 alamat) NetID= 192.168.111.96 BroadcastID= 192.168.111.111 Alamat valid= 192.168.111.97-192.168.111.110 SM= 255.255.255.240 (diperoleh dari 256-16) atau subnet C dapat dituliskan secara singkat 192.168.111.96/28.
Contoh: Ada sebuah komputer lab A dengan jumlah 123, sedang pada lab B sejumlah 63, dan terakhir lab C sejumlah 21 dan D sejumlah 7. Diberikan alamat IP 192.168.234.0 SM 255.255.255.0. Jawab: Lab A Penyelesaian untuk Lab A (123 alamat) 27 = 128 Diperoleh 192.168.234.0 s.d. 192.168.234.127 Network ID = 192.168.234.0 Broadcast = 192.168.234.127 IP yg valid 192.168.234.1 s.d 192.168.234.126 Subnetmask 255.255.255.128 atau dapat ditulis 192.168.234.0/25
Lab B (63 host) Penyelesaian untuk Lab B (64 alamat) 27 = 128 Diperoleh 192.168.234.128 s.d. 192.168.234.255 Network ID = 192.168.234.128 Broadcast = 192.168.234.255 IP yg valid 192.168.234.129 s.d 192.168.234.254 Subnetmask 255.255.255.128 atau dapat ditulis 192.168.234.128/25 Lab C dan Lab D tidak mendapat jatah IP.