dr. Huriatul Masdar, M.Sc 21 November 2011 SISTEM RESPIRASI dr. Huriatul Masdar, M.Sc 21 November 2011
SISTEM RESPIRASI Respirasi : proses yang berkaitan dengan pengikatan O2 dan pelepasan CO2 PARS CONDUCTORIA PARS RESPIRATORIA ALAT PENDUKUNG Cavum nasi Bronchus respiratorius Dinding thorax Nasopharynx Ductus alveolaris : - atrium - saccus alveolaris Diafragma Larynx Alveolus Otot-otot pernafasan Trachea Bronchus Bronchiolus Bronchiolus terminalis
SISTEM RESPIRASI Respirasi : proses yang berkaitan dengan pengikatan O2 dan pelepasan CO2 PARS CONDUCTORIA PARS RESPIRATORIA ALAT PENDUKUNG Cavum nasi Bronchus respiratorius Dinding thorax Nasopharynx Ductus alveolaris : - atrium - saccus alveolaris Diafragma Larynx Alveolus Otot-otot pernafasan Trachea Bronchus Bronchiolus Bronchiolus terminalis
TRACHEA PULMO BRONCHUS PRIMER LARYNX CAVUM NASI DINDING THORAX OTOT DINDING PERUT OTOT DIAPHRAGMA
SISTEM RESPIRASI PARS CONDUCTORIA Menyiapkan udara yang bersih, lembab dan hangat untuk dialirkan ke dalam paru-paru. Struktur pendukung : vibrissae (rambut hidung) epitel bersilia kelenjar mukosa anyaman pembuluh darah Merupakan saluran yang bersifat kaku dan lentur, dibentuk oleh : jaringan penopang: tulang/kartilago serabut elastis serabut kolagen serabut otot
SISTEM RESPIRASI PARS RESPIRATORIA Tempat terjadinya pertukaran O2 – CO2 Permeabel terhadap udara, namun tidak permeabel terhadap air dan molekul-molekul lain ALAT PENDUKUNG Menyokong kedua bagian diatas agar dapat berfungsi secara optimal
STRUKTUR PARS CONDUCTORIA Epitel : bertingkat bersilia, selapis silindris, kuboid Kelenjar mukosa : - pada epitel : sel piala, jumlahnya makin lama makin berkurang - pada lamina propria : makin lama makin berkurang dan hilang Kerangka : tulang, kartilago hialin/elastis bentuk : utuh, cincin, berlempeng-lempeng, makin lama makin berkurang bahkan menghilang Otot polos : tidak ada – ada Serabut elastis : tidak ada – ada – makin banyak
CAVUM NASI (1) Batas-batas cavum nasi : Septum nasi yang memisahkan cavum nasi dextra et sinistra Depan : nares Bawah : - palatum durum - palatum mole Atap/lateral : - Os nasale - Os frontal - lamina cribriformis ossis ethmoidalis - cartilago lateralis et cartilago apicis nasi Belakang : choane, bermuara dalam cavum pharyngonasale CONCHA NASALIS PALATUM OSTIUM PHARYNX NARES
CAVUM NASI (2) Berdasarkan selaput lendir yang membatasi, terdiri dari : Area respiratorius, dibatasi oleh selaput lendir respirasi, berperan : - menghangatkan dan melembabkan udara inspirasi - filtrasi udara inspirasi Area olfaktorius, dibatasi oleh selaput lendir olfaktorius dengan reseptor-reseptor pembau
AREA RESPIRASI CAVUM NASI VESTIBULUM NASI Merupakan bagian permulaan cavum nasi hingga 1.5 cm dari bagian luar hidung Dibatasi oleh kulit (epitel berlapis gepeng) dengan vibrissae yang berfungsi untuk filtrasi Semakin ke posterior : - epitel berlapis gepeng makin menipis - vibrissae dan kelenjar sebacea menghilang
AREA RESPIRASI CAVUM NASI (2) 2. AREA RESPIRATORIA (real nasal cavity) : Terdiri atas meatus nasi media dan meatus nasi inferior Adanya tonjolan di dinding lateral: Concha nasalis (sup, media, inf) Fungsi Concha nasi : - meningkatkan luas permukaan selaput lendir - menyebabkan turbulensi udara sehingga kontak lebih luas Struktur histologis : - Epitel permukaan : epitel bertingkat torak semu bersilia dan sel goblet/sel piala - lamina propria : * lapisan jaringan ikat kolagen padat * bagian dalam melekat ke periosteum dan perikondrium rangka hidung * kelenjar tubuloalveolar bercabang (mukoserosa) * >> plexus venosus daerah concha nasalis inferior et media
AREA OLFAKTORIUS CAVUM NASI Berada di atap rongga hidung, bagian atas cavum nasi dan bagian atas concha nasalis superior Histologi: Selaput lendir di bagian terluar Epitel : epitel bertingkat torak semu yang tinggi Lamina propria : kelenjar serosa tubulo-alveolar bercabang (kelenjar Bowman) dan plexus kapiler >> 3 jenis sel pada lapisan epitel: - sel reseptor olfaktoris - sel penyokong (sel sustentakular) - sel basal
AREA OLFAKTORIUS CAVUM NASI (2) SEL RESEPTOR OLFAKTORIS Neuron bipolar dengan dendrit yang berjalan ke superfisial dan akson yang berjalan ke sentral Inti bulat, sedikit sitoplasma mengelilingi inti Inti terletak dipertengahan, antara inti sel basal dan sel penyokong Tebal dendrit sekitar 1 μm, berjalan ke permukaan epitel tanpa percabangan dan melebar membentuk tonjolan olfaktoris Tonjolan olfaktoris memiliki silia olfaktoris (6-10), panjang >50 μm, tidak bergetar, bereaksi terhadap zat-zat di lapisan lendir yang mengeluarkan bau Akson keluar dari basal sel, membentuk berkas yang menembus lamina kribrosa tulang ethmoid, yang kemudian membentuk fila olfaktoris (nervus olfaktorius/N I)
AREA OLFAKTORIUS CAVUM NASI (3) SEL PENYOKONG Berisi granula pigmen sehingga berwarna coklat kekuningan Ujung sitoplasma melebar ke arah lumen Memiliki mikrofili SEL BASAL Berupa sel kecil yang terletak di basal epitel Memiliki tonjolan seperti jari tangan yang terletak diantara akson-akson sel olfaktoris Relatif tidak berkembang dan mungkin mengalami mitosis
SINUS PARANASALIS Rongga buntu dalam tulang tengkorak: * disekitar hidung * os frontalis, os maxillaris, os ethmoidalis, os sphenoidalis Bermuara dalam cavum nasi Membrana mucosa: * epitel semu berlapis bersilia : lebih tipis, sedikit sel piala daripada cavum nasi * lamina proria: kelenjar lebih sedikit daripada cavum nasi Fungsi : membantu menghangatkan udara inspirasi
NASOPHARYNX Merupakan bagian teratas pharynx Terletak di belakang cavum nasi Tidak dilalui oleh makanan Membrana mukosa : Seperti epitel pada cavum nasi Pada bagian yang berlanjut dengan palatum mole : epitel gepeng berlapis
LARYNX Pipa yang bentuknya tidak beraturan penghubung trachea dengan pharynx Rangka: Rangka kartilago beberapa potong: Cartilago thyroideus (hialin) Cartilago cricoideus (hialin) Cartilago arytaenoideus (hialin) Cartilago epiglottis (elastik) Car. Corniculata, cuneiforme (elastik) Rangka tulang Os hyoides Dihubungkan oleh jaringan pengikat fibro-elastik
LIGAMENTUM VENTRICULARE LARYNX TRACHEA CART. THYREOIDEA OS HYOIDEA LIGAMENTUM VOCALE LIGAMENTUM VENTRICULARE EPIGLOTTIS
MEMBRANA MUKOSA LARYNX Membentuk 2 pasang lipatan: Plica ventricularis (pita suara palsu) Lamina propria: jar. pengikat longgar, banyak kelenjar Plica vocalis (pita suara) Ligamentum vocale (jaringan elastis) dan m. Vocalis
MEMBRANA MUKOSA LARYNX MIKROSKOPIS epitel epitel silindris semu berlapis bersilia + sel piala epitel gepeng berlapis tidak berkeratin daerah yang banyak bergesek: facies ventralis dan sebagian facies dorsalis epiglotis plica vocalis Lamina propria Jaringan pengikat elastis padat Mengandung kelenjar kecil seromukosa (kecuali pada plica vocalis)
MUKOSA LARYNX LIGAMENTUM VOCALE EPIGLOTTIS CARTILAGO THYREOIDEA
FUNGSI PLICA VOCALIS EPIGLOTTIS PLICA VOCALIS PERNAFASAN BIASA PERNAFASAN DALAM PERNAFASAN BIASA SUARA NADA TINGGI PLICA VOCALIS EPIGLOTTIS