Tatalaksana skizofrenia
PSIKOFARMAKA Antipsikotik Dopamine receptor antagonist (DRA) / antipsikotik generasi I (APG I) konvensional / tipikal Potensi rendah Potensi sedang Potensi tinggi Serotonine-dopamine antagonist (SDA) / antipsikotik generasi II (APG II) antipsikotik baru/atipikal Sebaiknya gunakan generasi II dosis kuivalen klorpromazin 300-600mg/hari atau lebih Pemeliharaan dengan dosis rendah, diterusan beberapa tahun APG I untuk kontrol gejala positif APG II gejala positif dan negatif APG II standar emas, efektif, efek samping ringan, aman digunakan tanpa pantau sel darah putih setiap minggu (gunakan yg aman)
APG I Phenothiazine Butyrophenones Diphenylbutylpiperidines Chlorpromazine Thioridazine Perphenazine Trifluoperazine Butyrophenones haloperidol Diphenylbutylpiperidines pimozide Long acting injectable preparation Flauphenazine decanoate Haloperidole decanoate
APG II Clozapine Risperidone Olanzapine Quetiapine Ziprasidone
Terapi Psikososial Psikososial orientasi suportif bermanfaat bagi terapi jangka panjang Bangun hubungan nyaman dengan pasien Pasien delirium, ancaman bunuh diri atau membunuh, tidak ada dukungan masyarakat rawat lingkungan terapeutik (modifikasi perilaku, keterampilan sederhana)
Rehabilitasi Kunjungi pasien sesering mungkin Komunikasi dengan jelas & tidak ragu (hindari diskusi waham, bantu realita seperti atur kehidupan & pekerjaan, bantu hindari stres, latihan keterampilan sosial). Bicara tentang obat Hubungan penuh kepercayaan yg konsisten Pelajari kekuatan kelemahan pasien Evaluasi keluarga Terapi kelompok (resosialisasi, interaksi interpersonal) Gunakan sumber dalam masyarakat Jangan berharap terlalu banyak rata2 pasien disabilitas kronik