Aspek-aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Praktik Kebidanan Bd. Ike Johan, S.Keb., M.Kes Ilmu Sosial dan Budaya Dasar D-III Kebidanan FIK UNIPDU 08123 374 7770 ikejohan.wordpress.com ikejohan.unipdu@gmail.com
Tujuan Perkuliahan Menjelaskan aspek-aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik kebidanan : Aspek sosial budaya pada perkawinan Aspek sosial budaya pada setiap trimester kehamilan Aspek sosial budaya selama persalinan kala I, II, III, IV Aspek sosial budaya dalam masa nifas Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan bayi baru lahir Aspek sosial yang berkaitan dengan balita dan anak prasekolah Aspek sosial yang berkaitan dengan keluarga
Definisi Kebudayaan Kebudayaan atau yang disebut peradapan adalah pemahaman yang meliputi: pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 1997). Pendapat umum sesuatu yang baik dan berharga dalam kehidupan masyarakat ( Bakker 1984 ). Pola tingkah laku mantap, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama diwujudkan oleh simbol-simbol pada pencapaian tersendiri dari kelompok manusia yang bersifat universal (Kroeber & Klukhon, 1950). Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “budayah“ atau “bodhi“ yang berarti budi akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal. Budaya dapat dipisahkan sebagai kata majemuk Budi & Daya yang berupa: cipta, rasa, karsa, karya (Kuncoroningrat, 1980).
Jenis Kebudayaan di Indonesia a. Kebudayaan Modern Kebudayaan modern biasanya berasal dari manca negara datang di Indonesia merupakan budaya/ kesenian import. Budaya modern akting, penampilan, dan kemampuan meragakan diri didasari sifat komersial. Budaya modern lebih mengesampingkan norma, gaya menjadi idola masyarakat dan merupakan target sasaran. Contoh : film, musik jazz. b. Kebudayaan Tradisional Bersumber dan berkembang dari daerah setempat. Penampilan mengutamakan norma dengan mengedepankan intuisi bahkan bersifat bimbingan dan petunjuk tentang kehidupan manusia. Kebudayaan tradisional kurang mengutamakan komersial dan sering dilandasi sifat kekeluargaan. Contoh : Ketoprak, wayang orang, keroncong, ludruk. c. Budaya Campuran Budaya campuran pada hakekatnya merupakan campuran budaya modern dengan budaya tradisional yang berkembang dengan cara asimilasi ataupun defusi. Kebudayaan campuran sudah memperhitungkan komersiel tapi masih mengindahkan norma dan adat setempat. Contoh : Musik dangdut, orkes gambus, campur sari.
Aspek sosial budaya pada perkawinan
Aspek sosial budaya pada kehamilan
Orang Jawa adalah salah satu contoh dari masyarakat yang sering menitikberatkan perhatian pada aspek krisis kehidupan dari pertistiwa kehamilan, sehingga di dalam adat-istiadat mereka terdapat berbagai upacara adat yang cukup rinci untuk menyambut kelahiran bayi. Biasanya upacara dimulai sejak usia ketujuh bulan kandungan ibu sampai pada saat kelahirannya, walaupun ada pula sebagian kecil warga masyarakat yang telah melakukannya sejak janin di kandungan ibu berusia tiga bulan. Upacara –upacara adat Jawa yang bertujuan mengupayakan keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya itu adalah upacara mitoni, procotan dan brokohan.
Sebagian masyarakat Jawa juga percaya bahwa bayi yang lahir pada usia tujuh bulan mempunyai peluang untuk hidup, bahkan lebih kuat daripada bayi yang lahir pada usia kehamilan delapan bulan, walupun kelahiran itu masih prematur. Kepercayaan ini tampak terdapat pula pada sejumlah suku bangsa di Indonesia dan Malaysia (Ladderman, 1987:86). Karena itu orang Jawa menganggap usia tujuh bulan kandungan sebagai saat yang penting, sehingga perlu dilakukan upacara yang disebut mitoni untuk menyambutnya dan menangkal bahaya yang mungkin timbul pada masa itu. Upacara mitoni yang umumnya hanya dilakukan pada kehamilan pertama dari seorang wanita, sebenarnya dapat pula berfungsi untuk memberikan ketenangan jiwa bagi calon ibu yang belum pernah mengalami peristiwa melahirkan.
Upacara mitoni dilakukan dengan cara memandikan sang calon ibu dengan air bunga, yang biasanya dilakukan oleh orangtua pasangan suami-istri yang sedang menantikan bayinya, ditambah sejumlah kerabat sepupuh terdekat atau sepupuh yang dihormati. Selanjutnya diadakan upacara memecah buah kelapa bergambar wayang dengan tokoh Dewa Kamajaya dan Dewi Ratih oleh sang calon ayah, yang sebelumnya dimasukan ke dalam sarung yang dikenakan oleh si calon ibu ketika dimandikan, mulai dari ujung sarung pada batas menyentuh tanah. Namun sebelum menyentuh tanah, sang calon ayah harus bisa menagkap buah kelapa itu pada ujung sarung dekat kaki istrinya. Upacara ini dimaksudkan agar kelak proses kelahiran bayi dapat berjalan lancar dan bayi yang akan lahir tampan atau cantik seprti dewa dan dewi tersebut. Rangkaian upacara mitoni pada dasarnya melambangkan harapan baik bagi sang bayi, yakni harapan agar ia sempurna dan utuh fisiknya, tampan atau cantik wajahnya,dan selamat serta lancar kelahirannya.
Berbagai kelompok masyarakat di berbagai tempat yang menitik beratkan perhatian mereka terhadap aspek kultural dari kehamilan dan menganggap peristiwa itu sebagai tahapan-tahapan kehidupan yang harus dijalani di dunia. Masa kehamilan dan kelahiran dianggap masa krisis yang berbahaya, baik bagi janin atau bayi maupun bagi ibunya karna itu sejak kehamilan sampai kelahiran para kerabat dan handai-tolan mengadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil dengan tujuan mencari keselamatan bagi diri wanita itu serta bayinya, saat berada di dalam kandungan hingga saat lahir.
Upacara procotan dilakukan dengan membuat sajian jenang procot yakni bubur putih yang dicampur dengan irisan ubi. Upacara procotan khusus bertujuan agar sang bayi mudah lahir dari rahim ibunya. Brokohan adalah upacara sesudah lahirnya bayi dengan selamat dengan membuat sajian nasi urap dan telur rebus yang diedarkan pada sanak keluarga untuk memberitahukan kelahiran sang bayi. Pusat perhatian orang Jawa mengenai pelaksanaan upacara pada masa kehamilan dan kelahiran terletak pada unsur tecapainya keselamatan, yang dilandasi atas keyakinan mengenai krisis kehidupan yang mengandung bahaya dan harus ditangkal, serta harapan akan kebaikan bagi janin dan ibunya. Maka upacara kelahiran seringkali tidak dilaksanakan dalam bentuk kenduri besar dengan mengundang banyak handai-taulan.
Jawa Tengah : Bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Jawa Barat : Ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Masyarakat Betawi : Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin
Masyarakat Subang Ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan (Wibowo, 1993).
Ibu hamil harus minum jamu Budaya yang perlu diwaspadai, Karena jamu tradisional dapat menyebabkan ketuban keruh, sehingga menimbulkan asfiksia dan risiko infeksi neonatal
Aspek sosial budaya pada persalinan
a) Minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas. Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Rumput fatimah atau biasa disebut Labisia pumila ini, berdasarkan kajian atas obat-obatan tradisional di Sabah, Malaysia, tahun 1998, dikatakan mengandung hormon oksitosin yang dapat membantu menimbulkan kontraksi. Tapi, apa kandungan dan seberapa takarannya belum diteliti secara medis. Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya. Karena, rumput ini hanya boleh diminum bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal. Jika letak placenta di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh minum rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke atas (ring bandl) dan membuat sesak nafas si ibu. Hal ini akan memicu terjadinya kegawatan maternal neonatal.
b) Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan, akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar. Ini tak benar! Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal, apalagi disertai gatal, bau, dan berwarna. Jika terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat, bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi, bisa mengakibatkan radang selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancar bukan keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa, bila air ketuban pecah duluan, persalinan jadi secret.
c) Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin. Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan persalinan. Mungkin secara psikologis, ibu hamil menyakini, dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya. Jika itu demi ketenangan psikologisnya, maka diperbolehkan, karena minyak kelapa bukan racun.
d) Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan. Madu tak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk karbohidrat yang paling tinggi kalorinya? Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Demikian juga dengan telur, pada dasarnya selama telur itu matang maka tidak akan berbahaya bagi kehamilan. Hal ini disebabkan karena telur banyak mengandung protein yang dapat menambah kalori tubuh.
e) Makan durian, tape, dan nanas bisa membahayakan persalinan. Durian, tape dan nanas mengandung alcohol yang tinggi sehingga akan meningkatkan gas pada lambung, sehingga akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi ibu hamil.
Aspek sosial budaya pada masa nifas
a) Tidak boleh bersenggama Senggama memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses penyembuh- an jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Selain karena fungsi hormonal tubuh yang bersang- kutan belum kembali aktif bekerja. Kalau sanggama dipaksakan terjadi dalam tenggang waktu itu, kemungkinan yang terjadi bisa macam-macam. Di antaranya infeksi atau malah perdarahan. Sebabnya, mukosa jalan lahir setelah persalinan sangat peka akibat banyaknya vaskularisasi/aliran darah, hingga terjadilah perlunakan mukosa jalan lahir. Dengan berjalannya waktu, vaskularisasi ini kian berkurang dan baru akan normal kembali 3 bulan setelah bersalin. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.
b) Tidak boleh tidur siang Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan. Bayangkan, meski ngantuk setengah mati lantaran sering terbangun malam hari karena harus menyusui dan menggantikan popok si kecil, si ibu tak boleh tidur siang. Menurut Chairulsjah, tidur berkepanjangan memang mengundang proses recovery yang lebih lambat. "Makin lama berbaring makin besar pula peluang terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-elemen garam." Lalu bila si ibu bangun/berdiri mendadak, endapan elemen tersebut dikhawatirkan lepas dari perlekatannya di dinding pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal. Endapan-endapan tadi bisa masuk ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan memunculkan stroke.
c) Pantangan makanan Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian, pisang, dan terung. Karena konon ragam makanan tadi bisa dikhawatirkan bikin benyek organ vital kaum Hawa. Termasuk makanan bersantan dan pedas karena pencernaannya bakal terganggu yang bisa berpengaruh pada bayinya. Begitu juga ikan dan telur asin serta makanan lain yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui. Selain juga, proses penyembuhan luka-luka di jalan lahir akan lebih lambat. Secara medis, tak benar anggapan untuk pantang pepaya dan pisang yang justru amat dianjurkan karena tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh.
PANTANGAN MAKAN BAGI IBU NIFAS Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong , daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak. Dampak positif: tidak ada Dampak negatif: merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam , ngayep´dilarang banyak makan dan minum, makanan harus disangan/dibakar. Dampak negatif: merugikan karena makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka.
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL
Beberapa mitos di masyarakat yang kurang tepat Bayi harus selalu dibedong Bayi harus menggunakan gurita selama 1 bulan agar tidak kembung/agar perut tidak besar Ubun-ubun bayi diberi parutan atau tumbukan bawang merah, minyak kayu putih, agar tahan angin Bayi baru lahir harus dimandikan di segara (laut/pantai) Bayi baru lahir harus diberikan madu untuk meningkatkan imunitas Beri bayi setetes kopi agar bayi tidak kejang
Beberapa mitos di masyarakat yang kurang tepat Bayi baru lahir pusarnya harus diberikan kopi untuk mencegah infeksi Bayi harus diberikan kalung berisi benda tajam (silet) untuk mencegah gangguan roh halus Menggunakan peniti dengan ada bawang merah (tergantung kemauan keluarga). Ketika ada pengantin, maka pada bayi diberi bedak pengantin agar terhindar dari sawan (masih berlangsung hingga sekarang) Bayi baru lahir tidak boleh diadzankan dan iqomah Bayi harus diberikan pisang lotek agar kuat dan cepat besar Hidung ditarik-tarik agar mancung dst
Membedong bayi terlalu kencang Ternyata dibedong bisa membuat peredaran darah bayi menjadi terganggu, kerja jantung akan lebih berat memompa darah, akibatnya bayi akan sering sakit di daerah paru-paru dan jalan nafasnya. Selain itu dibedong akan menghambat perkembangan motorik si bayi karena tidak ada kesempatan untuk bergerak. Sebaiknya dibedong saat sesudah mandi untuk melindungi dari dingin atau saat cuaca dingin itu pun dibedong longgar. Jadi dibedong itu tidak ada hubungannya dengan pembentukan kaki karena semua kaki bayi yang baru lahir kakinya bengkok, sebab di dalam perut tidak ada ruang yang cukup untuk meluruskan kakinya sehingga waktu lahirpun masih bengkok, tapi akan lurus dengan sendirinya.
Apabila kau tak kuat dengan penatnya belajar, maka kau harus kuat menahan perihnya kebodohan - Imam Asy Syafi’i -
TERIMA KASIH