Manajemen Resiko Agribisnis
Resiko dalam agribisnis Penanggungan resiko merupakan salah satu unsur yang sulit diperkirakan besarny dalam setiap aktivitas agribisnis, seperti resiko penurunan produksi maupun resiko penurunan pendapatan Resiko penurunan produksi pertanian dapat karena oleh faktor alam dan bencana lainnya
Resiko penurunan pendapatan dapat terjadi karena penurunan mutu, perubahan harga karena perubahan preferensi konsumen, maupun perubahan kondisi perekonomian secara umum
Manajemen resiko dalam agribisnis Tujuannya untuk mentransfer dan mengurangi dampak suatu resiko. Resiko produksi, seperti: merosotnya volume produksi secara drastis, karena bencana alam, serangan hama, kebakaran, dapat ditanggulangi dengan membeli polis asuransi produksi pertanian. Penanggungan resiko tersebut dialihkan pada perusahaan jasa auransi dengan membayar premi asuransi
Manajemen Resiko Agribisnis Resiko menurunnya kualitas produksi dapat ditanggulangi dengan penerapan teknologi budidaya dan pasca panen yang tepat. Resiko pasar dapat ditanggulangi dengan beberapa cara yaitu: 1. Diversivikasi, 2. Integrasi vertikal, 3. kontrak di muka, 4. pasar masa depan, 5. usaha perlindungan.
1. Diversifikasi Tampil dalam berbagai jenis bentuk (bergerak pada beberapa lini produk). Cara untuk mengeliminasi dampak negatif atau resiko yg dihadapi. Bergerak pada beberapa lini produk yang memiliki resiko yg berbeda, memungkinkan kerugian pada satu lini produk tertentu, dapat ditutupi dg keuntungan pada lini produk yg lain.
2. Integrasi vertikal Dalam arti mikro: suatu perusahaan yg bergerak pada dua atau lebih level dalam suatu sistem komoditas. Dalam arti makro: dua atau lebih perusahaan memiliki keterkaitan bisnis yg kuat dalam suatu sistem komoditas. Integrasi vertikal dapat berupa diversifikasi usaha dalam suatu sistem komoditas atau melakukan kerjasama yg kuat dg pelaku bisnis lainnya dalam satu sistem komoditas
3. Kontrak di muka (Forward Contracting) Suatu proses persetujuan pengiriman produk pada masa mendatang dengan harga yg telah ditetapkan sekarang. Kontrak di muka lebih menjamin kepastian harga yg akan diterima penjual pada saat pengiriman produk nantinya. Fluktuasi harga yg terjadi, tidak akan mempengaruhi tingkat harga yg telah disepakati pada saat persetujuan kontrak dibuat.
4. Pasar Masa Depan (Future Market) Suatu sistem pasar yg menyediakan fasilitas untuk menanggapi perdagangan secara cepat dengan unit produk terstandarisasi dalam mutu dan jumlah yg terkirim pada masa yang ditentukan. Future market tidak terkait dengan komoditas secara langsung (secara fisik), karena yang diperdagangkan hanya janji-janji berupa kontrak pengiriman komoditas pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Para pedagang dalam future market dapatberspekulasi terhadap kemungkinan perubahan harga yang dapat menguntungkan mereka, sehingga apabila ada peluang keuntungan (perubahan harga), maka kontrak pengiriman yg telah dijual tersebut dapat dibeli kembali , sebelum habis masa kontraknya.
5. Usaha Perlindungan (Hedging) Usaha perlindungan resiko transaksi dalam cash market dengan forward contracting yg menggunakan future market. Merupakan sarana untuk mentransfer resiko dan memupuk keuntungan. Bertujuan u/ proteksi akibat resiko pergerakan harga yg dapat merugikan.
Contoh Perusahaan AD merupakan perusahan perdagangan komoditas pertanian, ingin membeli kedelai pada Nopember 2012 dengan harga tunai Rp. 1.500/kg, untuk disimpan & kemudian dipasarkan pada saat harga tunai menguntungkan. Pemilik AD memperkirakan bahwa harga tunai Juni 2013 hanya Rp. 1.750/ kg dan biaya penyimpanan selama Nopember 2012 – Juni 2013, diperkirakan sebesar Rp. 275/kg. Keuntungan dari pasar tunai diperkirakan Rp. 250 / kg, sehingga AD memperkirakan akan rugi sebesar Rp. 25/ kg. Untuk menghindari kerugian tsb, maka disusun tabel Hedge, dg harga-harga sesuai dg perkiraannya
Berdasarkan tabel, maka tampak bahwa ada kemungkinan menutupi biaya penyimpanan sebesar Rp. 275,-/kg dengan selisih basis Rp. 300/kg, bahkan masih tersisa Rp.25,-/kg. Perusahaan memutuskan u/ mengambil posisi menjual pada Juli –FC kedelai pada tgl 1 Nop 2008 dan membeli kembali pada 1 Juni 2009, dg harapan u/ mendapat return to storage sebe-sar Rp. 300,- ( Rp. 275,- untuk menutupi biaya penyimpanan & sisanya sebesar Rp 25,-sebagai keuntungan per kilogram). Jadi keberadaan Future Market membantu perusaha- an AD dalam menutupi biaya penyimpanan yg harus dikeluarkan & bahkan masihmendapatkan keun- tungan.
Teknologi dalam Penanggulangan Resiko Agribisnis Teknologi adalah segala daya upaya yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Fungsi teknologi adalah peningkatan kesajtraan hidup. Kontradiksi teknologi seperti ekploitasi hutan
5 sifat pokok teknologi 1. Ilmu pengetahuan dan percobaan adaah prasyarat untuk tumbuh dan berkembangnya teknologi. 2. Teknologi dapat berupa kompetensi yang melekat pada diri manusia (human embedded technology), dapat berwujud pada mesin dan peralatan serta informasi yang diwadahi oleh sisitem dan organisasi
3. Teknologi tidak memberikan nilai guna jika tidak diterapkan Contohnya traktor (impor) pada Tahun 1980-an. 4. Teknologi bersifat dinamis, dapat dikembangkan, dibeli, dijual, dicuri atau tidak berniali guna. 5. umumnya teknologi bertujuan untuk kesejahtraan masyarakat
Perangkat Teknologi Hardware Humanware Infoware Orgawrare Komponen diatas diperlukan pada proses transformasi input dan output.
Mengapa Agribisnis membutuhkan teknologi??? Hal ini disebabkan oleh sektor agribisnis memiliki aktifitas penerapan berbagai prinsip dan pengetahuan, ditambah dengan sifatnya yang unik, maka diperluka terobosan dan ketrampilan yang unik dari manajernya
11 sifat agribisnis yang membuatnya mebutuhkan manajemen yang khusus 1. sektor agribisnis sangat kaya dengan jenis yang dapat dilaksanakan, yakni dari lahan pertanian sampai ke transportasi laut (pengapalan), pengolah, pengecer, pengepak, perusahaan2 penyimpanan, restoran, dan lainnya
2. pada dasarnya berjut-ajuta bisnis yang berbeda bermunculan untuk menangani perpindahan barang dari petani ke konsumen melalui pedagang pengecer 3. pada dasarnya hampir semua pelaku agribisnis mempunyai kaitan dengan para petani produsen pangan dan serat, baik langsung maupun tidak langsung
4. skala agribisnis sangat berbeda tingkatannya dari ukuran raksasa sampai ke ukuran rumah tangga. Namun, sebagian besar agribisnis beroperasi dengan skala kecil. 5. agribisnis pada umumnya harus bersaing di pasar bebas, dimana terdapat banyak penjual dan sedikit pembeli. Jumlah dan ukuran agribisnis biasanya tidak dapat membentuk suatu perusahaan monopoli.
6. karena filosofi hdup para petani sifatnya tradisional, maka agribisnis cendrung bersifat konservatif, dibandingkan jenis bisnis yang lainnya. 7. agribisnis cendrung berorientasi kepada keluarga. Banyak agribsinis dikelola oleh suatu keluarga. 8. Agribisnis cendrung berorientasi kepada masyarakat.
9. Agribisnis, walaupun sifatnya sebagai industri raksasa, cendrung bersifat musiman. 10. agribsinis sangat erat hubungannya dengan hukum alam. 11. agribisnis sangat erat dikelola dan dipantau oleh pemerintah, mengingat sektor ini menyangkut hajat orang banyak.
Ruang lingkup utama misi manajemen teknologi agribisnis Perencanaan teknologi untuk mencapai tujuan agribisnis Mengorganisasikan elemen-elemen teknologi pada organisasi secara harmonis. Mengarahkan, penerapan teknologi sehingga diperoleh hasil yang optimal. Melakukan kordinasi semua pekerjaan, sehingga semua unit kerja berada dalam keadaan yang prima Melakukan pengawasan teknologi sehingga semua tujuan dapat dicapai secara optimal.
Masukan pada agribisnis dapat berupa kombinasi dari manusia, sarana produksi pertanian, kapital (uang), perlatan, dan proses operasi yang digunakan pada kegiatan agribisnis tersebut. Proses pengubahannya dapat berupa pelaksanaan budidaya tanaman, perpindahan fisik hasil pertanian (angkutan), penyimpanan/pergudangan, atau transaksi pada pemasaran
Pengeluaran yang dihasilkan dapat berbentuk benda langsung (makanan, minuman), atau tidak langsung ikonsumsi (kursi dan meja), jasa (agrowisata), dan bahkan mungkin hanya suatu kepuasan seperti pemancingan ikan, selera dan cita rasa.
Sistem Informasi (teknologi) agribisnis yang berhasil diterapkan: 1. aplikasi sistem informasi yang dapat menentukan jumlah dan waktu pemberiaan air irigasi. 2. Aplikasi komputer di bidang agribisinis sekarang berkembang ke arah sistem pakar dan kecerdasan buatan. Sebagai contoh sistem dengan data satelit mencakup sistem pertanian secara menyeluruh.
3. aplikasi penunjang keputusan untuk investasi agroindustri dengan kasus industri bikatein (pakan produk bioteknologi hasil kultivasi mikrobial.
Blok-Blok dalam Proses membuat keputusan dan tindakan Informasi digunakan oleh pengguna untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan yang akhirnya menghasilkan data kembali, proses seperti ini merupakan siklus terus menerus, sehingga dapat dirinci dalam blok-blok sebagai berikut: 1. Blok model 2. Blok keluaran 3. Blok teknologi 4. Blok basis data
1. Blok model, kombinasi prosedur, logika, dan model- model yang akan memanipulasi data masukan dan data yang tersimpan di basis data sehingga menjadi informasi yang diinginkan. 2. Blok keluaran, informasi yang bermutu dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat pengola sert semua pengguna informasi. 3. Blok teknologi, teknologi yang digunakan untuk menerima masukan, menjalankan model, menyimpan dan menelusuri data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian sistem keseluruhan, Teknolod dari tiga bagian Brainware, software, hardware. 4. Blok basis data, kumpulan dari data yang saling berhubungan dan tesimpan pada suatu perangkat (biasanya komputer) dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasikannya. Pengorganisasian basis data sangat penting demi dihasilkannya informasi yang bermutu dan efisiensi proses penagannnya