PENDEKATAN SUPERVISI PENGAJARAN OLEH : GALUH HARDANA .P INTAN DINA .K NOVITA RAHAYU SHEILA FRANSISCA .F SINTA SEPTIA .A
PENDEKATAN ILMIAH Supervisi pengajaran dengan pendekatan ilmiah, indikator keberhasilan mengajar dilihat dari komponen-komponen pembelajaran, variabel-variabel proses belajar-mengajar. Sehingga pusat perhatian pendekatan ilmiah lebih ditekankan pada pengembangan komponen pembelajaran secara keseluruhan. Menurut Sahertian (2000:36) dalam imam supervisi pengajaran yang bersifat ilmiah bercirikan hal-hal: (1) dilaksanakan secara berencana dan berkesinambungan; (2) sistematis serta menggunakan prosedur dan teknik tertentu; (3) menggunakan instrumen pengumpulan data; dan (4) ada data objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.
POSISI SUPERVISI PENGAJARAN DENGAN PENDEKATAN ILMIAH Sebagai bagian dari manajemen ilmiah, supervise pengajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah ini dipandang dapat memberikan responsi atas kekurangan-kekurangan dalam menilai efektifitas pengajaran. Menurut John Dewey dalam Burhanuddin, dkk., (2006:29) mengemukakan bahwa tujuan supervisi pengajaran dengan menggunakan pendektaan ilmiah adalah membantu mengembangkan kemampuan guru untuk memecahkan problema kelas secara ilmiah dan dalam membantu mengembangkan kemampuan guru untuk memecahkan problema kelas secara ilmiah tersebut tidak boleh terpengaruh oleh faktor tradisi. Supervise Dipandang Sebagai Bagian Dari Manajemen Ilmiah Sebagai gambaran hasil penelitian dan aplikasi metode pemecahan masalah
Sebagai bagian dari ideologi demokrasi Burhanuddin, dkk., (2006:30) Di awal-awal kejayaan pendekatan ilmiah dalam supervise pengajaran ialah sekitar tahun 1940, sipervisi pengajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah lebih banyak mengarah pada dan dinafasi oleh suasana politik pada waktu itu. Oleh karena itu, bantuan supervisor terhadap guru, dalam mengaplikasikan metode dan sikap ilmiah, senantiasa ditempatkan dalam kerangka prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dikembanngkan tersebut. Sebagai bagian dari ideologi demokrasi
MASA DEPAN PENGAJARAN DENGAN PENDEKATAN ILMIAH Menurut Burhanuddin, dkk., (2006:33) mengemukakan bahwa salah satu penyebab suatu Negara dapat mencapai supremais diberbagai bidang adalah karena pesatnya perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai akibat dari adanya kebebasan yang besar dalam mengadakan penelitian dan menggencarkan kritik. Disamping itu, adanya rasa optimisme yang luar biasa dalam masyarakat juga tidak kalah pentingnya. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, supervise pengajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah juga diestimasi mempunyai masa depan yang dioptimistik. Di dunia pendidikan, dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan mempermudah ditentukan mana guru yang efektif mengajar dengan yang tidak. Atas dasar itu, supervisor guru dapat mengambil langkah-langkah supervise dengan meningkatkan keefktifan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Kelebihan & Kekurangan Pendekatan Ilmiah pembinaan guru didasarkan pada aspek-aspek yang mudah digali, mudah dianalisis, dan disimpulkan. (1) sering terjadi kesalahan kesimpulan. Misalnya memberi penguatan terhadap siswa dan memberi contoh yang konkret; (2) kesalahan komposisi. Kualitas pengajaran lebih dilihat dari penjumlahan skor variabel-variabel, indikator-indikator yang ada, dicari rata-rata hitungnya. Kalau beberapa skor indikator sangat tinggi, sementara skor indikator yang lain sangat rendah, dihitung rata-rata hitungnya maka hasilnya bias; (3) kesalahan pengkonkretan. Pendekatan ilmiah mengacu pada tampilan-tampilan yang tampak. (4) kesalahan urus. Seringkali urusan pengajaran hanya dibatasi pada peristiwa yang ada di dalam kelas, sedangkan peristiwa di luar kelas tidak mendapat perhatian. Kelebihan Kekurangan
PENDEKATAN ARTISTIK Pendekatan artistic dalam supervise pengajaran ini muncul, sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap supervise pengajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah. Supervise pengajaran dengan menggunakan pendekatan artistic, dalam menangkap pengajaran berusaha menerobos keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh pendekatan ilmiah. Dalam sudut pandang pendekatan artistic, keberhasilan pengajaran tidak dapat diukur dengan keberhasilan pengajaran yang lain, yang berbeda pelakunya . Pendekatan artistic merekomendasikan agar supervisor guru turut mengamati, merasakan,dan mengapresiasikan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Supervisor harus mengikuti mengajar guru dengan cermat, telaten dan utuh.
Argument penyangga pendekatan artistik Kesalahan perhitungan Kesalahan komposisi Kesalahan pengkongkritan Kesalahan urus
Hakekat Pendekatan Artistik Ada dua macam cara pemahaman mengenai konsep supervise pengajaran dengan menggunakan pendekatan artistic. Pendekatan artistic dalam supervisi pendidikan adalah suatu pendekatan yang menyadarkan pada kepekaan, persepsi, dan pengetahuan supervisor sebagai saran untuk mengapresiasi kejadian-kejadian pengajaran yang bersifat subtleties dan sangat bermakna di dalam kelas. Dalam pemahaman jenis kedua ini, supervisor benar-benar mengobservasi situasi dan kondisi pengajaran secara menyeluruh. Observasi yang dilakukan berangkat dari keingintahuan supervisor terhadap pengajaran yang sedang berlangsung sebagaimana adanya tanpa ada pretense apapun. Definisi pendekatan artistic dalam supervise pendidikan Melalui observasi siapa yang terlibat
Ciri-ciri pendekatan artistik dalam supervisi pendidikan Ada sejumlah pendekatan artistic dalam supervise pengajaran. Ciri-ciri tersebut adalah: 1. Menaruh perhatian terhadap karakter ekspresif tentang peristiwa pengajaran yang terjadi 2. Memerlukan ahli seni dalam pendidikan, yang dapat melihat suatu yang subtle dalam pengajaran. 3. Mengapresiasi setiap kontribusi unik pada guru yang disupervisi terhadap pengembangan siswa. 4. Menaruh perhatian pada kehidupan kelas secara keseluruhan.
5. Memerlukan hubungan yang baik dan menyenangkan antara supervisor dan guru. 6. Memerlukan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat menggali potensi-potensi yang dimiliki guru. 7. Memerlukan kemampuan untuk mendiskripsi kan dan menginterpretasikan setiap peristiwa pengajaran yang terjadi. 8. Menerima kenyataan bahwa supervisor dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kepekaanya dan pengalamanya merupakan instrument pokok.
Aplikasi pendekatan artistik supervisi pendidikan Seorang supervisor yang menerapkan pendekatan artistic dalam menerapkan supervise pendidikan, diibaratkan sebagai seorang pelatih music dan atau seni yang berhadapan dengan mereka yang sedang belajar atau mempersiapkan tampilan-tampilan seni atau pertunjukan. Dalam melaksanakan pendekatan artistic ini, ada beberapa langkah panduan yang dapat dilakukan oleh supervisor: 1. Jika mau berangkat kelapangan, ia tidak boleh punya pretense apapun tentang pengajaran yang akan diamati.
2. Mengadakan pengamatan kepada guru yang sedang mengajar. 3. Supervisor memberikan interprerasi atau hasil pengamatan secara formal. 4. Supervisor menyusun hasil interpretasi dalam bentuk narasi 5. Penyampaian hasil interpretasi dalam bentuk narasi oleh supervisor kepada guru. 6. Diskusi atau rundingan mengenai hasil supervise oleh supervisor.
PENDEKATAN KLINIS Supervisi klinis adalah suatu bentuk bantuan profesional yang diberikan kepada calon guru ataupun guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematis dalam perencanaan, pengamatan yang cermat, dan pemberian balikan yang segera secara objektif tentang penampilan pengajarannya yang nyata untuk meningkatkan ketrampilan mengajar dan sikap profesionalnya Herijono dkk (1996) dalam Burhanuddin dkk (2007: 33). Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan ada yang hubungannya dengan itu. Pembicaraan itu bertujuan untuk membantu. Pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses pengajaran itu sendiri.
9 karateristik supervisi klinis Merupakan teknologi dalam memperbaiki pengajaran. Merupakan intervensi secara sengaja ke dalam proses pengajaran. Berorientasi kepada tujuan, mengkombinasikan tujuan sekolah, dan mengembangkan kebutuhan pribadi. Mengandung pengertian hubungan kerja antara guru dan supervisor. Memerlukan saling kepercayaan yang dicerminkan dalam pengertian, dukungan dan komitmen untuk berkembang.
Suatu usaha yang sistematik namun memerlukan keluwesan dan perubahan metologi yang terus-menerus. Menciptakan ketegangan yang kreatif untuk menjembatani kesenjangan antara keadaan real dan ideal. Mengasumsikan bahwa supervisor mengetahui lebih banyak dibandingkan dengan guru. Memerlukan latihan untuk supervisor.
Prosedur Pelaksanaan Supervisi Klinis Supervisi klinis dilaksanakan atas dasar kebutuhan guru, bukan kebutuhan kepala sekolah atau supervisor. Untuk itu, pada tahap pertemuan pendahuluan kepala sekolah (supervisor) membicarakan kemampuan mengajar yang ditingkatkan oleh guru, ditentukan aspeknya, kemudian disepakati bersama oleh guru dan supervisor. Tahap Pertemuan Pendahuluan
Observasi kelas merupakan langkah kedua dalam tahapan supervisi klinis Observasi kelas merupakan langkah kedua dalam tahapan supervisi klinis. Observasi kelas sangat perlu dilakukan oleh supervisor. Neagley & Evan (dalam Burhanuddin dkk, 2007: 38) secara tegas menyatakan bahwa observasi dan kunjungan kelas yang diikuti dengan conference (pre dan post) adalah tulang punggung supervisi. Tahap Observasi Kelas
Tahap Pertemuan Balikan Pada tahap ini supervisor dan guru mengadakan pertemuan yang membahas hasil observsai mengajar guru. Supervisor menyajikan data apa adanya kepada guru. Sebelumnya guru diminta menilai penampilannya, kemudian dicari pemecahan masalahnya. Tahap Pertemuan Balikan
TERIMA KASIH