Manajemen Risiko Organisasi Oleh : Sofia Yustiani Suryandari., S,E., M.Si
Risiko ada di mana-mana Hukum kekekalan energi mengatakan “energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi berpindah-pindah dari satu tempat/makhluk hidup ke tempat/makhluk hidup yang lain”. Risiko seperti energi. Risiko tidak dapat dihilangkan atau diciptakan. Risiko hanya bisa ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya.
Bagaimana dengan Risiko Organisasi ? Organisasi tidak mempunyai kemampuan mengelola risiko seperti halnya manusia atau makhluk hidup mengelola risiko karena organisasi bukan makhluk hidup. Tugas dari suatu manajer adalah membuat agar organisasi bisa mengantisipasi dan mengelola risiko sebagaimana halnya makhluk hidup mengelola risiko yang dihadapinya. Tugas manajer adalah membuat organisasi menjadi sadar risiko, sehingga risiko bisa diantisipasi dan dikelola dengan baik.
Contoh Kegagalan Risiko Perusahaan Saving Loan (S & L) Association (Bank yang memberi pinjaman kredit rumah di Amerika Seikat), mempunyai struktur neraca, memberi kredit rumah dengan bunga tetap dalam jangka panjang (20 tahun), sementara memperoleh dana melalui deposito berjangka pendek. Struktur semacam ini rentan terhadap risiko perubahan tingkat bunga. Pada waktu tingkat bunga naik secara signifikan pada tahun 1980 an, S & L mempunyai banyak permasalahan dan kemudian bangkrut karenanya. Bank Duta (Indonesia) mengalami kerugian yang sangat besar karena mereka melakukan perdagangan valas dan mengalami kerugian besar dari perdangan valas tersebut.
Definisi dan Pengertian Manajemen Risiko Manajemen Risiko Organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Prasarana Manajemen Risiko Prasarana Lunak : beberapa isu yang berkaitan dengan penyiapan prasarana lunak untuk manajemen risiko, yaitu : Mengembangkan budaya sadar risiko untuk anggota organisasi. Dukungan manajemen. Prasarana keras : Prasarana keras juga perlu disiapkan. Contoh prasarana keras yang perlu disiapkan adalah ruang perkantoran, komputer, dan prasarana fisik lainnya
1. Mengembangkan Budaya Sadar Risiko Tujuan budaya sadar risiko adalah agar anggota organisasi lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Jika anggota organisasi sadar risiko maka organisasi (yang terdiri dari kumpulan individu) akan lebih peka terhadap risiko. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memaksa mereka untuk berpikir risiko terhadap segala keputusan yang diambil.
Contoh Yang perlu dipikirkan manajer dalam meluncurkan produk baru Aspek Strategies : apakah produk ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen ? Apakah produk ini mampu membantu pencapaian tujuan perusahaan (mencapai target keuntungan) ? Aspek Operasi : Bagaimana memproduksi produk ini ? Apakah perusahaan mampu memproduksi produk ini ? Bagaimana memasarkan dan mengembangkan distribusi produk? Aspek Risiko : Risiko apa yang bisa muncul berkaitan dengan peluncuran produk ? Bagaimana perusahaan dapat mengendalikan risiko-risiko tersebut ?
Tiga Aspek yang perlu dipikirkan manajer secara eksplisit berkaitan dengan program promosi atau iklan Aspek strategis : bagaimana strategi promosi yang efektif ? Bagaimana kontribusi promosi ini terhadap tujuan organisasi. Aspek Operasi : Bagaimana menjalankan program promosi ini ? Media apa yang paling efektif ? Bagaimana waktu yang tepat untuk promosi ini ? Bagaimana mengendalikan risiko risiko yang barangkali muncul akibat peluncuran program promosi ini ? Aspek risiko : Risiko apa yang potensial muncul akibat dari program promosi ini ? Apakah promosi ini dapat menimbulkan gugatan hukum ? Apakah promosi ini sudah etis ? Pihak mana yang keberatan dengan promosi ini ?
2. Dukungan Manajemen Dukungan manajemen khususnya manajemen puncak terhadap program manajemen risiko penting diberikan. Bentuk dukungan bisa eksplisit maupun implisit. Dukungan manajemen puncak dituangkan antara lain ke dalam pernyataan tertulis, misalnya manajemen puncak ikut mendukung merumuskan /menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan yang berkaitan dengan manejemen risiko.
Proses Manajemen Risiko Proses atau fungsi manajemen sering diterjemahkan ke dalam tiga langkah : Perencanaan Pelaksanaan pengendalian
Perencanaan Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian perencanaan manajemen risiko bisa diteruskan dengan penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebih baik jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis. Dokumen tertulis memudahkan pengarahan sekaligus mengaskan dukungan manajemen terhadap manajemen risiko.
Pelaksanaan Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan manajemen risiko. Proses identifikasi dan pengukuran risiko kemudian diteruskan dengan manajemen (pengelolaan risiko)
Pengendalian Tahap berikutnya dari proses manajemen risiko adalah pengendalian yang meliputi evaluasi periodik pelaksanaan manajemen risiko, output yang dihasilkan oleh manejemen risiko, dan umpan balik. Laporan dapat berisi laporan-laporan penting yang dilakukan setiap bulan atau setiap saat pada kegiatan-kegiatan yang mengandung risiko.