Teknik Pengambilan Keputusan Multikriteria Sesi : 12

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penyusunan Tes Oleh: Budi Usodo.
Advertisements

PENGORGANISASIAN KELAS
Riset Operasional Pertemuan 2
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN
ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI KONFLIK
PREFERENSI ATAS RISIKO DAN FUNGSI UTILITY
BAB II LINGKUP KEPUTUSAN.
SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN
TEORI PERMAINAN BAB 8.
Pengenalan Riset Operasional
Disiapkan oleh: AGUS MAULANA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DSS
Teori Peluang Kuswanto-2007.
Pengukuran Tendensi Sentral
Modus (Lambangnya Mo) Modus atau mode adalah sekor atau nilai yang mempunyai frekuensi paling banyak. Misalnya: Maka modusnya adalah.
Pengertian Teori permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi dan pertentangan (konfleks) antar berbagai kepen- tingan. Teori.
MODEL ANTRIAN (Waiting Lines)
SESI - 1 ANALISIS KEPUTUSAN
PenDAHULUAN teknik pengambilan keputusan
X’2 xo x’1 y=f(x) f(x) x xo = solusi eksak x’1, x’2 = solusi pendekatan Solusi pendekatan yang baik: Cukup dekat dengan xo, yaitu | x’-xo|0 Nilai mutlak.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI KONFLIK
ANALISIS KEBIJAKAN DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN
Pertimbangan Resiko & Ketidakpastian
EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
TE UB AKAR PERSAMAAN SATU VARIABEL AKAR PERSAMAAN SATU VARIABEL
Oleh Untung Widodo, SE, MM
KRITERIA KOMPETENSI / MATERI PENTING
RISIKO & RETURN MANAJEMEN KEUANGAN.
ALTERNATIVE EVALUATION AND SELECTION
Analitycal Hierarchy Process By: Kelompok 5
Metode Numerik untuk Pencarian Akar
5. PROSES PERENCANAAN (PLANNING)
PERENCANAAN Lecture 6 Disampaikan oleh: Dr. Ir. NUDDIN HARA.
PERENCANAAN OPERASIONAL
Sessi 3 PROSES PERENCANAAN STRATEGIS
Salmah Jurusan Matematika FMIPA Universitas Gadjah Mada
Perencanaan Operasional
MATRIKS BUDI DARMA SETIAWAN.
BAB II VARIABEL ACAK DAN NILAI HARAPAN.
Teknik Pengambilan Keputusan (Analytical Hierarchy Process)
STRATEGI LOKASI Manajemen Operasional, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas islam Malang (unisma) oleh: Fauziah, SE., MM.
PERENCANAAN PLANNING.
Distribusi Probabilitas
MATEMATIKA LIMIT DAN KONTINUITAS.
Metode Numerik untuk Pencarian Akar
BAB 5 PROSES PERENCANAAN DI SUSUN OLEH: HILMAN PRAKARSA S
MATEMATIKA INDUSTRI -FUNGSI-
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DSS
Model-Model Pengambilan Keputusan
ALPHA NADEIRA MANDAMDARI
TUJUAN DAN KRITERIA MAJEMUK
POHON KEPUTUSAN (DECISION TREE)
Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar
Rika Yunitarini-Informatika
BAB IV DAN V RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO
1 Turunan fungsi f ‘ (x) didefinisikan sebagai : Rumus-rumus Turunan : untuk a = konstanta f(x) = ax^n maka f'(x) = an.x^{n-1} f(x) = a maka f'(x) = 0.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS LESSON STUDY TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 3 SMAN 3 BLITAR Oleh: HAMIDA.
CHAPTER 1 PENGENALAN TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 1 1.SUKMA OKTAVIANINGSARI NIKEN SUSANTI
Oleh : Mohamad Rizal Nur Irawan
Gunawan.ST.,MT - STMIK-BPN
ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
B. Pengembangan Rumus Turunan Fungsi Aljabar
SIKLUS ANALISA KEPUTUSAN
Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi
BAB II LINGKUP KEPUTUSAN.
LIMIT.
Pengenalan Riset Operasional
Aa.
Transcript presentasi:

Teknik Pengambilan Keputusan Multikriteria Sesi : 12 DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA Memilih Kriteria Dalam Pengambilan Keputusan : (1) Lengkap—set kriteria menunjukkan seluruh tujuan dicapai; (2) Operasional Yang Diukur : - distribusi kemungkinan kriteria dicapai - preferensi pengambilan keputusan pencapaian kriteria (3) Tidak Berlebihan—hindari perhitungan berulang; (4) Minimum—komprehensif persoalan. DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA Paradigma Kriteria Tunggal : Max[f(x) | Є x(A)]; A(a1, a2, a3…an) Hubungan dominasi : f(a) > f(b) < a P b(a Prefer b) f(a) = f(b) < a I b (a Indefferent b) Dengan analisis pengambilan keputusan kriteria tunggal  setiap hubungan preferensi antar alternatif dibandingkan dengan hasil antara lebih disukainya suatu alternatif (P-prefer) dan tidak berbeda (I-indiffferent). DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

< a R b(a Incomparability b) Paradigma Multikriteria (Kriteria Majemuk): Max[f1(x), f2(x), f3(x),…fj(x),…fk(x) | x Є A] Hubungan dominasi : V h fh(a) > fh(b) < a P b(a Prefer b) V h fh(a) = fh(b) < a I b (a Indefferent b) Э fh(a) > fh(b) Э fh(a) < fh(b) Dengan analisis pengambilan keputusan multikriteria  setiap hubungan preferensi antar alternatif dibandingkan dengan hasil antara lebih disukainya suatu alternatif (P-prefer) dan tidak berbeda (I-indifferent) serta tidak dapat dibandingkan(R-Incomaparability). < a R b(a Incomparability b) DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA Konsep Dasar Pemilihan Dalam Pengambilan Keputusan Multikriteria : Dominasi Leksikografi Tingkat Aspirasi Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Multikriteria : Dominasi Kriteria penilaian : (X1, X2, X3,…Xn) maka alternatif a mendominasi alternatif b : Jika dan hanya jika Xi(a) >= Xi(b) dimana i = 1,2,3,…n dan Xi(a) > Xi(b) Kelemahan : Jarang terjadi dalam realword, realitasnya bahwa satu alternatif mempunyai nilai lebih baik terhadap beberapa kriteria. Namun bernilai buruk terhadap kriteria lain. DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Multikriteria … (2) Leksikografi Alternatif a lebih disukai alternatif b jika : (a) Xi(a) > Xi(b) (b) Xi(a) = Xi(b) dimana i = 1,2,3,…k; Xk+1(a) = Xk+1(b) untuk k = 1,2,3,…n-1 Kelemahan : Bila suatu alternatif mempunyai nilai terbaik Xi, maka alternatif ini harus dipilih tanpa mempertimbangkan kriteria lain yang mungkin nilainya jelek. DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Multikriteria … (3) Tingkat Aspirasi yaitu pemilihan satu alternatif dapat dicapai melalui tingkat aspirasi alternatif tersebut. Namun pada situasi lain pemilihan satu alternatif tidak dapat dicapainya. Kesimpulan : - Bila ada beberapa kriteria penilaian, maka biasanya proses pemilihan kriteria sulit dilakukan. - Biasanya sautu kriteria bersifat saling bertentangan, maka sejauhmana kriteria yang saling bertentangan itu dapat dipertukarkan. - Bila kriteria penilaian lebih dari satu maka prosedur pertukaran secara bertahap sepasang demi sepasang. - Bila prosesnya panjang akan menimbulkan kebosanan, ketidaksabaran, dan ketidakkonsistenan. - Jadi prosedur pertukaran dapat diterapkan pada persoalan dengan kriteria dan alternatif yang sedikit. DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA Fungsi Nilai : Fungsi yang menggambarkan preferensi pengambilan keputusan dalam multikriteria. Suatu fungsi V yang menghubungkan suatu nilai riil V(x) untuk setiap titik x pada daerah evaluasi dimana struktur preferensi pengambilan keputusan adalah : X1 ~ X2 ; V(X1) = V(X2) dan X1 >-- X2 ; V(X1) > V(X2) V = Fungsi Nilai maka alternatif terbaik yaitu nilai V(x) terbesar Fungsi Nilai satu dimensi V(Xi) yang menggambarkan struktur preferensi pengambilan keputusan untuk kriteria Xi dirumuskan : V(X) = f[Vi(Xi)] dimana i = 1,2,3,…n maka bentuk penjumlahan : n V(X) = Σ Vi(Xi) i=1 DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA

DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA Bentuk penjumlahan fungsi di atas : Fungsi nilai komposit yang menjumlahkan fungsi nilai setiap kriteria dimana antar kriteria tidak saling bergantungan preferensi—independen. Namun bila nilai antar kriteria saling bergantungan maka diperlukan pengurangan fungsi nilai  kriteria-kriteria tersebut sesuai dengan tingkat ketergantungannya. DSS-M12 : TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA