Matakuliah : O0464 - Produksi Siaran Radio dan Televisi Tahun : 2010 NEWS GATHERING Air Words, Writing for Broadcast News, Chapter 5 Jurnalistik Radio, Sebuah Panduan Praktis, Bab 6 Pertemuan 8
Investigative Reporting Apa itu Jurnalisme Investigasi? “Suatu bentuk peliputan berdasarkan inisiatif dan hasil kerja wartawan terhadap masalah-masalah penting yang dirahasiakan seseorang atau organisasi.” (Jhon Ullman & Steve Honeyman dari Missouri University, AS dalam The Reporter’s Handbook: An Investigator’s Guide to Documents & Techniques, 1983). Laporan Investigasi BUKAN Laporan Biasa. Ia bagaikan Pisau Tajam yg siap membedah keburukan siapa pun yg terlibat skandal. Ia juga bisa seperti Mata Dewa yg siap menembus pekatnya ruang gelap yg menyimpan banyak rahasia.
Tiga Elemen Dasar IR Something is Wrong Dilakukan oleh Wartawan itu sendiri. Merupakan informasi rahasia yg disembunyikan dari perhatian publik. Masalah yg diungkapkan memiliki arti penting di mata masyarakat/ pendengarnya. Something is Wrong Ivestigative Reporting dimulai dari suatu anggapan/ kecurigaan that someone has done something wrong! Berdasarkan ‘info’ atau pengamatan jeli si reporter sendiri yg mencium ketidakberesan mengenai suatu hal.
Keterampilan Tak Terasah Perbedaan IR & In-dept Reporting: IR: Laporan yg benar-benar menyajikan hasil penelusuran & penyelidikan si wartawan. Ada hal baru yg diungkap. IdR: Laporan yg hanya mengungkap, mengorganisasikan & menganalisis fakta-fakta yg telah diketahui banyak orang dan tidak dirahasiakan lagi. Para wartawan investigatif harus menjadi anjing penjaga (watchdog) dalam menjalankan fungsi-fungsi sosialnya: Melawan kepalsuan & ‘Mengungkap Kebenaran.’ (Paham Crusading Journalism).
Prinsip-prinsip IR 1. Obyektifitas: Tidak berdasarkan pada asumsi. 2. Fairness: Kejujuran. 3. Impartiality: Ketidakberpihakan. 4. Cover both-sides: Memberi kesempatan yg sama kepada pihak yg saling bertentangan. 5. Check & Recheck: Jangan segan mengonfirmasi. 6. Hipotesis harus dibangun secara teliti, pelan-pelan dan akurat. 7. Jika perlu dicari second opinion: untuk meyakinkan hipotesis kita.
Langkah-langkah IR 1. Smelling a Story: Mengendus ketidakberesan. 2. Menentukan Subyek: Seberapa besar magnitude- nya bagi kepentingan umum & dukungan atasan. 3. Perencanaan: Didahului dengan diskusi, brainstorming, disusul dengan rencana outline (rencana kerja, waktu, biaya & penetuan narsum). 4. Riset: Agar menguasai masalah saat terjun ke ‘medan perang.’ 5. Check, Double Check & Triple Check: terhadap informasi & data yg diperoleh di lapangan. 6. Memulai Penulisan: yg otoritatif, manusiawi & enak dibaca.
Macam-macam Wawancara Informational Interpretative Emotional
Wawancara Informational mempunyai tujuan untuk secara impartial memberikan informasi kepada pendengar tentang suatu topik tertentu. Contoh: Wawancara dengan bupati Sidoarjo, kepolisian, warga/korban tentang meledaknya pipa gas PERTAMINA di daerah Porong, sehingga menimbulkan pecahnya tanggul lumpur panas dan membuat jalan TOL lumpuh BACK
Wawancara Interpretatif bertujuan untuk mengekspos atau menampilkan pendapat dari narasumber tentang suatu topik atau isu tertentu dan mengajak pendengar untuk memberikan penilaian terhadap topik atau isu tersebut berdasarkan sistem nilai dan prioritas yang mereka miliki. Sang pewawancara (interviewer) harus mempunyai pengetahuan yang luas mengenai topik tersebut, dan harus selalu siaga akan jawaban-jawaban narasumber sehingga dapat menghasilkan penggalian informasi yang sangat luas. Contoh: Wawancara dengan pakar Komunikasi Politik tentang PT LAPINDO BRANTAS yang akan dijual kepada pengusaha AS, James Belcher BACK
Wawancara Emosional bertujuan untuk mengajak mendengar untuk turut merasakan apa yang ada dalam benak dan sanubari narasumber kita secara emosional Contoh: Wawancara dengan korban Lumpur Lapindo yang nasibnya masih tidak jelas