Nopyandri, SH.LL.M Sutri Destemi Elsi, S.IP, M.IP.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Budaya politik di indonesia
Advertisements

MANAJEMEN KONFLIK.
“Kelompok-Kelompok Sosial Kehidupan Masyarakat”
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI
PERUBAHAN SOSIAL.
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial
Motivasi Konsumen.
LEGITIMASI POLITIK NEGARA TIM-TENG Hartanto, S.I.P, M.A.
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL
Mengenal Gerakan Mahasiswa
PERILAKU DALAM KELOMPOK
Eropa Pasca Perang Dunia II
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
AKSI SOSIAL (SOCIAL ACTION)
Dimensi dan Tipe Penelitian. Tidak ada satu tipe penelitian tunggal yang digunakan untuk meneliti suatu gejala tertentu, pengklasifikasian ini dinamakan.
Chapter 2 Motivasi Konsumen
MEKANISME PERUBAHAN SOSIAL
GERAKAN SOSIAL PERTEMUAN 08 Matakuliah: O0042 – Pengantar Sosiologi Tahun: Ganjil 2007/2008.
Pertemuan 9 PERILAKU DAN PARTISIPASI POLITIK
DINAMIKA KELOMPOK M. Syahidul Haq,M.Pd.
Opini Publik pengertian, karakteristik, pembentukan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
“Kelompok-Kelompok Sosial Kehidupan Masyarakat”
PERUBAHAN SOSIAL DAN DAMPAKNYA
Pembuatan Keputusan.
Bentuk dan Dasar Negara Indonesia
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI ( bahan ke-5 )
Pendahuluan: Pandangan tentang Perubahan Sosial
RUANG LINGKUP OPINI PUBLIK Pertemuan 2
Gerakan Sosial Politik
GERAKAN SOSIAL DALAM PERUBAHAN SOSIAL (bagian II)
KONSELING KELOMPOK.
GERAKAN SOSIAL DALAM PERUBAHAN SOSIAL (bagian I)
BAHAN TAYANGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Konsep Diri Menentukan Identitas Individu
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
SITI SRI WULANDARI, S.Pd. M.Pd
PERILAKU KOLEKTIF DALAM OLAHRAGA
GERAKAN SOSIAL Dr. Bob Alfiandi
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
PASAR KONSUMEN dan Perilaku Pembelian Konsumen
SIKAP DAN TINGKAH LAKU. TINGKAH LAKU MANUSIA DAN LINGKUNGAN SOSIAL (HUMAN BEHAVIOR AND SOCIAL ENVIRONMENT)
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
SOSIOLOGI “Gerakan Sosial’’
MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB V
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
“PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN SOSIAL”
PENGINTEGRASIAN Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerjasama yang memberikan kepuasan.
PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAPORGANISASI
PERUBAHAN SOSIAL Muh. Zainul Arifin.
Perubahan Sosial Melalui Gerakan Sosial
Iklim dan Lama Terjadinya Perubahan
Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat
OPINI PUBLIK Melly Maulin P., S. Sos., M. Si..
KELOMPOK SOSIAL Dinamika Kelompok.
Militer dan Budaya Politik Indonesia
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI Perubahan yang direncanakan (Planned Change) Perubahan yang direncanakan (Planned Change) usaha sistematik untuk.
Oleh: Yesi Marince, S.IP., M.Si Sesi 10
OLEH : NUR ENDAH JANUARTI
MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
HUBUNGAN SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. Menggali sumber sosiologis & politis tentang pendidikan kewarganegaraan di Indonesia Membangun argumen tentang dinamika.
KELOMPOKKELOMPOK SOSIAL
Karina Jayanti Universitas Gunadarma
Transcript presentasi:

Nopyandri, SH.LL.M Sutri Destemi Elsi, S.IP, M.IP

Pada tahun 1966 para mahasiswa anggota KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) berusaha menggagalkan upacara pelantikan anggota Kabinet dengan jalan memblokade jalan- jalan yang menuju Istana Merdeka dengan kendaraan-kendaraan bermotor yang bannya dikepeskan. Dua puluh tahun kemudian Penduduk wilayah Palestina yang diduduki Israel melancarkan gerakan yang dikenal dengan nama intifadah-demonstrasi, pemogokan serta konfrontasi dengan pasukan Israel dengan menggunakan batu dan bom api, suatu gerakan yang dihadapi oleh Israel dengan tembakan, pemukulan, infiltrasi dan penangkapan masal. Pada tahun yang sama rakyat Philipina melakukan gerakan yang dinamakan People Power, suatu gerakan yang menggulingkan pemerintahan diktator Ferdinand Marcos dan digantikan oleh Corazon Aquino.

Pada tahun 1989 mahasiswa pro demokrasi Tiongkok melakukan berbagai aksi di Lapangan Tienanmen, Beijing. Mereka melakukan pawai, demonstrasi, mogok makan, pemasangan rintangan di jalan-jalan. Demonstrasi ini berakhir dengan pertumpahan darah. Di berbagai negara komunispun terjadi gerakan yang serupa dan berhasil menggulingkn rezim komunis yang berkuasa (Sunarto, 2000: ). Gerakan-gerakan ini berhasil menyatukan Jerman timur dan Jerman Barat. Berhasil meruntuhkan pemerintahan Komunis Uni Soviet dan komunis di negara-negara Cekoslowakia. Dan pada tahun 1998, kita juga menyaksikan demonstrasi para mahasiswa dan kelompok pro demokrasi di jalan-jalan protokol ibu kota, demosntrasi di Gendung DPR. Gerakan ini berhasil menggulingkan pemerintahan Orde Baru, melahirkan suatu sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan terbuka.

I. Pengertian Gerakan Sosial Untuk mempermudah dan memperjelas pengertian mengenai gerakan sosial, kita telusuri terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan perilaku kolektif, sebab gerakan sosial sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, secara sosiologis diklasifikasi sebagai perilaku kolektif. Perilaku kolektif (Macionis, 1989:528) adalah tindakan, pemikiran, dan perasaan-perasaan (emotions) yeng meliputi sejumlah besar orang dan yang tidak sesuai dengan norma- norma sosial yang ada. Perilaku kolektif memiliki tiga karakteristik: Interaksi sosial sangat terbatas. Ikatan sosil tidak jelas Norma-normanya lemah dan tidak konvensional

Bentuk Prilaku kolektif: Perilaku kerumunan Perilaku kerumunan (Macionis, 1989:253) adalah orang-orang yang berkupul secara temporer yang memiliki beberapa perhatian yang sama dan sering saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Herbert Blumer mengklasifikasi kerumunan dengan beberapa tipe: 1. Kerumunan sambil lalu, contonhya orang-orang kebetulan sama- sama berada dipantai, atau sama-sama sedang mengamati suatu peristiwa/kejadian. 2. Kerumunan konvensional adalah kerumunan yang terdiri dari sekumpulan orang yang berada di suatu tempat untuk suatu tujuan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Seperti kerumunan penumpang di terminal bis, bandara udara atau pelabuhan, para pengunjung pasar atau toko. 3. Kerumunan ekspresif, kerumunan dimana orang meluapkan emosinya seperti pada saat orang sedang menari, menyanyi, menonton sepak bolan dan lain sebagainya. 4. Kerumunan bertindak, termasuk tindakan destruktif atau penyimpangan

Setelah kita mendeskripsikan apa yang dimaksudkan dengan perilaku kolektif, sekarang kita telurusi defenisi Gerakan Sosial, sebagai bagian dari perilaku kolektif. Menurut Direnzo(1990) Gerakan Sosial (Soeyono, 2005:3) adalah perilaku dari sebagian anggota masyarakat untuk mengoreksi kondisi yang banyak menimbulkan problem atau tidak menentu, untuk menghadirkan suatu kehidupan yang lebih baik. Tujuan akhir dari gerakan sosial menurut DiRenzo adalah tidak hanya terbatas pada perubahn sikap dan perilaku individu melainkan sebuah perubahan tatanan sosial baru yang lebih baik. Defenisi lain sebagaimana yang dikutip oleh Soeyono (p.4) berasal dari Baldridge (1989:299). Menurut Baldridge gerakan sosial merupakan sebuah bentuk perilaku kolektif yang teridiri atas kelompok orang-orang yang memiliki dedikasi dan terorganisasi untuk mempromosikan atau sebaliknya menghalangi terjadinya perubahan. Organisasi gerakan itu harus mempunyai tujuan dan struktur organisasi yang jelas, serta mempunyai suatu ideologi yang secara yang secara jelas berorientasi pada perubahan. Gerakan itu dilakukan secara sadar dan jelas mempromosikan kebijakan- kebijakan yang mereka inginkan, yang pada umumnya dilakukan melalui aktivitas-aktivitas politik atau pendidikan.

Gerakan sosial memiliki tiga karakteristik (Macionis, 1989:595) 1. Organisasi internal yang tingkatanya sangat tinggi 2. Gerakan berlangsung dalam waktu yang lama 3. Sengaja mencoba menpertajam organisasi masyarakat itu sendiri. Menurut Giddens (1989) berbeda dengan perilaku kolektif (lihat, Sunarto, 2000:203), gerakan sosial ditandai oleh adanya tujuan atu kepentingan bersama. Kepentingan itu dapat berupa mengubah atau mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di dalamnya.

2. Tipe-Tipe Gerakan Sosial Berikut ini kita ikuti tipologi gerakan sosial yang dibuat oleh Davit Aberle (Macinos, 1989:596, Sunarto, 2000:204). TIPE PERUBAHAN YANG DIHARAPKANPerubahan PeroranganSosial Besarnya Perubahan Sebagian Yang Dikehendaki Menyeluruh Alternatif Movements Revormative Movements Redemptive Movements Transformative Movements

Alternatifve movements merupakan gerakan yang bertujuan mengubah sebagian perilaku perseorangan. Dalam kategori ini dapat kita masukan berbagai kampaye untuk mengubah perilaku tertentu. Redemptive movements juga berfokus pada perubahan individu, tetapi mencoba mebawa perubahan yang radikal dalam kehidupan maereka. Contohnya adalah gerakan-gerakan kaum fundamentalis. Reformative movements yang hendak diubah bukan perseorangan melainkan masyarakat, tetapi yang hendak diubah dari masyarak itu hanya meliputi segi-segi tertentu dari masyarakat. Transformative movements suatu gerakan yang bertujuan mengubah masyarakat secara menyeluruh.

Jenis Gerakan Sosial Gerakan sosial, menurut Wiggins (1994) mencakup dua istilah pokok: aksi (action) dan kolektif (collective). Aksi yang dilakukan dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: Aksi sipil (civil actions) Aksi protes (protest actions) Aksi meng-halangi-halangi (obstruction Actions) Aksi kekerasan (violant actions).

Setelah menelusuri pengertian dan tipe gerakan sosial, pertannyaan yang muncul adalah apakah gerakan sosial sama dengan revolusi sosial? Menurut Giddens (Sunarto, 2000:205) sebuah revolusi harus memenuhi tiga kriteria yaitu 1) melibatkan gerakan sosial secara masal, 2) menghasilkan proses reformasi atau perubahan dan 3) melibatkan ancaman atau kekerasan. Berdasarkan kriteria ini Giddens kemudian membedakan revolusi dari kudeta dan pemberontakan. Kudeta yang melibatkan penggantian pemimpin dan tidak mengubah institusi politik sedangkan pemberontakan tidak membawa perubahan nyata meskipun melibatkan ancaman atau penggunaan kekerasan.

3. Sebab-Sebab Munculnya Gerakan Sosial Teori deprivasi Teori ini mengatakan bahwa gerakan sosial muncul karena sebagian orang dalam masyarakat mederita deprivasi (kekurangan, kehilangan, penderitaan). Mereka tidak menikmati kesejahteraa. Deprivasi yang paling umum adalah diprivasi ekonomi. Mass-Society Teory (William Kornhauser) Menurut teori ini gerakan sosial muncul karena dibentuk oleh orang-orang yang merasa secara sosial terisolasi dan secara personal tidak merasa bermakna dalam masa yang besar, masyarakat yang kompleks. Structural-Strain Theory (Neil Smelser) Menurut Smelser ada enam kondisi sosial yang menyebabkan munculnya gerakan sosial. Kondisi- kondisi itu terdiri dari:

1. Structural condusivness Gerakan sosial berasal dari struktur masyarakat itu sendiri, termasuk berbagai macam pola yang signifikant memuculkan problem-problem sosial. 2. Structural Strain Munculnya gerakan sosial didorong oleh ketegangan dalam masyarakat itu sendiri, termasuk berbagai mancam pola konflik sosial atau gagalnya masyarakat memenuhi harapan anggotanya. 3. Growth and spread of an explanation Berkembangnya informasi dan penjelasan-penjelasan yang semakin jelas mengenai problem-problem dalam sosial. 4. Precipitating factors Gerakan sosial muncul karena berbagai faktor yang mempercepat pembangunan tenaga nuklir yang mendorong terjadinya gerakan sosial. 5. Mobilization for action Suatu precipitating factors memiliki fokus pada perhatian isu publik, tindakan-tindakan kolektif, seperti pertemuan-pertemuan, leafleting, fund-rising, lobbying, dan demonstrations. 6. Lack of social control

4. Tingkatan Gerakan Sosial Emergence Gerakan sosial yang muncul karena kejadian yang tidak disangka- sangka atau darurat. Coalecence Setelah gerakan sosial muncu, langkah berikutnya adalah koalisi sejumlah individu ke dalam organisasi yang secara aktif memasuki kehidupan publik, termasuk mengembangkan kepemimpinan baru, memformulasikan taktik dan kebijakan, dan membangun moral positif dan merekrut anggota baru. Pada level ini gerakan sosial mungking akan mendorong tindakan kolektif demonstrasi, penyadaran publik dan lain sebagainya. Bureaucratization Setelah mapan, gerakan sosial akan mengembangkan organisasi formal seperti birokrasi dan lain sebagainya. Decline Gerakan sosial secara inherent bersifat dinamis. Suatu ketika akan mapan namun pada saat yang lain akan mengalami dinamika baru.

Cara lain mengklasifikasi gerakan sosial, yang berdasarkan tujuan atau cara tertentu yang digunakan, ada 4 tipe gerakan sosial (DeRinzo, 1990): 1. Gerakan Perubahan, yakni perubahan ke bentuk tertentu dari masyarakat, mengoreksi ketidakadilan dalam masyarakat. Gerakan ini terbatas, cenderung bekerja pada suatu sistem dari pada melawan sistem. Termasuk ke dalam gerakan tipe ini adalah gerakan sadar lingkungan, kelompok gay, feminist, dst.

2. Gerakan revolusioner (Revolutionary Movements), gerakan yang menginginkan adanya perubahan secara radikal pada nilai sosial, institusi dan kegiatan-kegiatan yang cenderung menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuannya. Misalnya revolusi Cina Komunis untuk membentuk RRC 1949, revolusi Kuba 26 Juli 1950, dst.

3. Gerakan reaksioner (Reactionary Movements), suatu gerakan untuk menghalang-halangi perubahan yang akan terjadi. Ada banyak orang merasa cemas dengan adanya perubahan, perasaan tak menentu, chaos, maka banyak orang menghalang-halangi perubahan dalan menginginkan kembali ke status quo. Gerakan Klu Klux Klan yakni gerakan yang tidak menginginkan adanya persamaan hak antara kulit putih dan kulit hitam, gerakan life to life yang mengingkan adanya pencabutan legalisasi aborsi, dst.

4. Gerakan Ekspresif (Expressive Movements) gerakan yang lebih ditujukan kepada individu dari pada masyarakat. Berebeda dengan gerakan sosial lain, gerakan ini lebih berorientasi pada perubahan psikologis. Gerakan ini mencarai kepuasan secara emosional dan kesejahteraaan masyarakat yang mengarah pada pengembangan identitas atau gaya hidup yang baru. Misalnya tempat kompensasi perasaan frustasi akibat dari kondisi yang menindas. Individu merubah hubungan atau reaksi pada masyarakat dengan mengadopsi filsafat kehidupan yang baru atau mencari sistem kepercayaan dan nilai-nilai hidupnya. Misalnya gerakan kebebasan gay (Gay liberalization movemovements).