MENYOAL SASTRA MARGINAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MEMBACA UNTUK MENULIS By : Dr. Sunarti
Advertisements

Fenomena Komunikasi Massa
PENGERTIAN SASTRA DAN JENIS-JENIS SASTRA
RAGAM BAHASA KARYA TULIS BUKAN FIKSI DAN FIKSI Pertemuan 2
TIPE-TIPE SEJARAH LOKAL
KELOMPOK 5 TERAMPIL MENULIS X Oleh: Amri Tegar Putra ( )
UNSUR EKSTRINSIK, NILAI MORAl & penulisan makalah sastra
MEDIA STUDIES AN INTRODUCTION.
Pendekatan dalam sastra
BAB I PENULISAN KARANGAN
Joesana Tjahjani, M.Hum. Program Studi Prancis FIB UI
TEORI STRUKTURALISME DAN SEMIOTIKA
Standar Kompetensi: Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan Kompetensi Dasar: Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat.
METODOLOGI PENELITIAN SASTRA
B A B 16 Menulis Laporan.
PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA
PENGANTAR KAJIAN KESUSASTRAAN
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
RESENSI BUKU KELOMPOK 4.
DIDIK KUSUMA SAPUTRA, Fakta Cerita dan Tema Novel Purasani Karya Yasawidagda.
Sastra & Sosiologi Ki Puji Karyanto.
KELOMPOK 1 Andre Tika Diana Riko yozi.
ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR
Pertemuan 2 NEGARA DAN BANGSA Matakuliah: O0032 – Pengantar Ilmu Politik Tahun: 2008.
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
KELOMPOK 8. Terdapat 2 alasan pokok AMDAL,Yaitu: Karena undang undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian AMDAL harus dilakukan agar kualitas.
PERIODISASI SASTRA MENURUT NURSINAH SUPARDO
Sastra Korea dapat dibagi menjadi :
Menulis Karya Ilmiah Rian Rahmanda Putra
ANTROPOLOGI DI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU
Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Cerita Pendek
PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA
Fenomena Komunikasi Massa
Tata Tulis Karya Ilmiah
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
Membaca Pemahaman Interpretatif
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
Fenomena Komunikasi Massa
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2015 Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT.
RESENSI Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.
Presentasi-1 Matakuliah : N0662 / Kesusastraan Jepang Kontemporer
Hukum Kelembagaan Ekonomi Publik
HAKIKAT SASTRA dan STUDI SASTRA
Kritik Sastra dan Esai.
Pertemuan I MG Catur Yuantari
PENGERTIAN SASTRA DAN JENIS-JENIS SASTRA
Buku Buku adalah karya tulis ilmiah yang sarat dan penuh dengan pengetahuan yang digunakan sebagai objek dan dibahas dalam proses pembelajaran Yang dimaksud.
Mata Kuliah KAJIAN APRESIASI PROSA FIKSI Arpan Islami Bilal, M.Pd.
RAGAM KARYA ILMIAH Dilihat dari tujuan penulisannya karangan ilmiah dapat dibedakan ke dalam dua jenis. Pertama adalah tugas-tugas perkuliahan, seperti.
KETERAMPILAN BERBAHASA.
Hukum Kelembagaan Ekonomi Publik
MEDIA GRAFIS 2 Oleh: ROHKHIMAH dan HENY WULANDARI.
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
BAB VIII PERENCANAAN KARIER
KETERAMPILAN BERBAHASA.
LITERASI DAN KARYA KREATIF INOVATIF
Principle-Centered Leadership
Hubungan antara MANUSIA DAN SEJARAH di masa lampau dan masa kini
PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH
HOW TO DO MEDIA & CULTURAL RESEARCH
Hukum Kelembagaan Ekonomi Publik
MEMBACA UNTUK MENULIS By : Dr. Sunarti
RAGAM BAHASA.
KAWASAN SASTRA DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUN FIKSI
BAB 1 PENGANTAR ISBD IIS DEWI LESTARI, M.Pd.
KB 2 Apresiasi SASTRA ANAK Oleh : Tatat Hartati Dwi Heryanto.
RAGAM KARYA ILMIAH Dilihat dari tujuan penulisannya karangan ilmiah dapat dibedakan ke dalam dua jenis. Pertama adalah tugas-tugas perkuliahan, seperti.
LOGO PRAPENULISA N KARYA ILMIAH. LOGO Topik Subjek dalam karya ilmiah Pokok pembicaraan KESULITAN MENENTUKAN TOPIK.
Metode Penelitian Sastra
Transcript presentasi:

MENYOAL SASTRA MARGINAL : Hasil Pertemuan Ilmiah Nasional Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski) Vii. Editor : Ibnu Wahyudi A. Pengantar Buku ini merupakan kumpulan 18 (delapan belas) makalah yang ditulis pembicara pada pertemuan ilmiah nasional HISKI di PPPG Bogor dan diterbitkan menjadi buku pada tahun 2004.

Pokok-pokok bahasan yang dikemukakan adalah: Kedudukan dan peranan sastra marginal pada di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang; 2) Sastra marginal dan industrialisasi; 3) Sastra marginal sebagai sastra alternatif, dan 4) Sastra marginal sebagai sastra majemuk

2. Garis Besar Isi Makalah 1) “Kemungkinan Kebangkitan Penerbitan Kembali Roman “Panglipur Wuyung” Menyongsong Masyarakat Industri” oleh Adi Triyono karya sastra populer memiliki ciri-ciri: (1) sederhana, tanpa kerumitan, (2) dikuasai oleh sistem bintang (star system), (3) menampilkan petualangan tokoh untuk menciptakan kebaruan dan menarik perhatian pembaca, (4) mengharamkan adanya makna ganda, (5)menenggelamkan diri dalam kenangan lama, (6)seni pelarian dari kesulitan hidup, dan (7) dikemas untuk layak dijual. Roman panglipur wuyung sebagai strategi untuk membangkitkan kembali sastra Jawa

2) “Sastra yang marginal atau marginalitas dalam Sastra” oleh Agung Prasaja. Marginalitas pengarang pada dasarnya adalah proses kreatif mereka dalam menembus pasar sastra kanon. Perjuangan ini berangkat dari masalah kebutuhan dan status peran; seorang pengarang dapat dapat dimasukkan dalam kerangka sastra marginal. Proses kreatif awal dari seorang pengarang tidak menjamin dirinya untuk bisa memasuki patokan kanon yang ditetapkan para kritikus dan pembaca. Sastra marginal dalam konteks ini merupakan dampak yang tercipta "secara kasar", dalam sudut pandang ekonomi, menganggap bahwa sastra marginal muncul karena pengarang dituntut oleh kebutuhan untuk mengelola pernyataan material dan merefleksikannya pada model penarasian tokoh-tokohnya.

3) “Marginalitas sebagai Fiksi” oleh Ariel Heryanto  Posisi kesusastraan (fiksi) menjadi marginal, sementara sentralnya adalah proyek pertumbuhan ekonomi dan pembinaan stabilitas politik serta keamanan.  Apa yang menjadi sentral tersebut sebenarnya masih menjadi “seolah-olah”, belum ada kepastian seperti misal seolah-olah sudah maju, seolah-olah hukum sudah tegak, Dunia seolah-olah menurut seperti dunia fiksi. seharusnya sastra tidak dalam posisi marginal.

Peran sastra tidak seharusnya marginal dengan mengemukakan dua tokoh yang memiliki karya monumental, yaitu Clifford Geertz dan Benedict Anderson. Karya tokoh tersebut menjadi bahan bacaan wajib para akademisi di berbagai universitas sejak tahun-tahun pertama kuliah. karya kedua tokoh tersebut sedikit banyak mengambil buah dari pemahaman yang sangat mendalam tentang seluk-beluk sastra.

4) “Memanusiakan Sastra Marginal lewat Pembelajaran Sastra” oleh B. Rahmanto. 1) Usaha untuk mencari pengertian “sastra marginal” atau “sastra pinggiran” sebenarnya sia-sia saat mencari arti sastra, 2) Sastra marginal jelas ada, hanya bagaimana peneliti sastra dan pengajar sastra memanfaatkannya, 3) Contoh pemanfaatan karya sastra marginal yang berbentuk terjemahan dengan pertimbangan popularitasnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat baca secara variatif dan mendalam, dan 4) Membuka kemungkinan bahan menjadi sangat luas dan bervariasi setiap tahunnya.

5) “Sastra Marginal:Sastra Potensial” oleh Clara Evi Candrayuli Citraningtyas Taktik penulis yang dianggap “marginal”, untuk menggoyahkan dan melemahkan kedudukan kelompok dominan yang mencap mereka. Contoh karya dimaksud seperti Beloved (1987) yang ditulis Toni Morison. 6) Sastra Marginal:Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Mendatang” oleh H. Ahmad Samin Samin Siregar. 1) pengertian sastra marginal, 2) sastra marginal pada masa lampau, 3) masa kini, dan 4) masa mendatang. 7) “Mempertimbangkan Sastra Marginal dari Kajian Penelitian” oleh I. Kuntara Wiryamartana. “Marginal” sebagai wilayah batas atau wilayah pinggir yang meliputi: tempat, status sosial, kekuasaan, kekayaan, kelompok etnis, keterpelajaran, dan sebagainya. .

Dalam sastra, dapat terjadi karya dari wilayah, lingkungan sosial, bahasa, atau genre tertentu sengaja atau tidak sengaja terabaikan atau dipandang rendah oleh penikmat, peneliti, pengajar atau tertentu, dan pemihakan atas dasar paham, estetis, didaktis bahkan ideologis. 8) Macapat: Sastra Marginal yang Perlu Dipedulikan” oleh Imam Budi Utomo. 9) “Telaah Novel Homebase Karya Shawn Wong:Alternatif Membaca Narasi Sejarah Versi Kaumk Minoritas” oleh L. Sophia Yulianti. 10) “Marginalitas sebagai Sebuah Retorika dan Strategi: Sebuah Refleksi” oleh Melani Budianta. 1) Marginalitas:batasan sebuah perbatasan, 2) Sifat-sifat marginalitas, 3) Marginalitas dalam retorika sastra pedalaman, 4) Marginalitas sebagai Identitas, 5) Marginalitas sebagai Strategi, dan 6) Marginalitas dan kritik sastra. .

. 11) “Masyarakat Marginal dan Sastra Indonesia” oleh Mursal Esten. 1) Masyarakat Indonesia: masyarakat baru yang marginal, 2) Sastra Indonesia: sastra baru yang marginal. 12) “Sastra Frankofon:Sastra Marginal Dunia” oleh Kusuma Sumantri Zaimar. 13) Sastra Marginal dalam Peta Sejarah Kesusastraan di Indonesia” oleh Puji Santoso. 1) Kriteria penentuan sastra marginal, 2) Sastra marginal dalam lintasan sejarah (masa perkembangan dan keemasan). Ccontoh pengarang terkenal yang karya-karyanya selalu memenuhi rak-rak buku persewaan adalah karya-karya SH Mintardja (Api di Bukit Menoreh dan Keris Nagasasra & Sabuk Inten). menyayangkan belum adanya peneliti atau kritikus sastra yang membicarakan secara serius dan mendalam ragam sastra marginal yang berbentuk cerita silat ini.

14) “Kondisi Produksi dan Distribusi Novel Hiburan Indonesia Tahun 1980-1990” oleh Redyanto Noor. 15) “Dari Marginal ke Mainstream: Perkembangan Penulis Wanita di Amerika” oleh Soenarjati Djayanegara. 16) “Sastra Marginal dalam Kesusasttraan Australia” oleh Supriatnoko. 17) “Sastra Marginal:Antara Paradigma Akademik dan Realitas Sosial” oleh Suryadi. 18) “Dunia Sastra dan Pasar” oleh Th. Sri Rahayu Prihatmi .

B. Konstribusi Konsep sastra marginal, yaitu bahwa marginalitas pengarang pada dasarnya adalah proses kreatif mereka dalam menembus pasar sastra kanon(Agung Prasaja). Selain itu, kriteria marginal juga bisa karena alasan politis (Puji Santoso). Kriteria politis bisa berwujud sikap elite sastra yang meminggirkan, melecehkan, dan mengabaikan karya sastra tertentu. Bentuk sastra marginal yang pernah ada dalam sejarah sastra di Indonesia adalah 1) sastra peranakan Cina, 2) sastra Medan, 3) sastra majalah, 4) cerita silat, 5) puisi mbeling, 6) puisi kontemporer, 7) sastra warna lokal, dan 8) sastra Tegal. 3) Karya-karya SH Mintardja (Api di Bukit Menoreh dan Keris Nagasasra & Sabuk Inten) sebagai karya yang perlu diteliti. .

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA !