PENGORGANISASIAN RETNO PURWANDARI, M.Kep BASIC NURSING & FUNDAMENTAL NURSING NURSING SCIENCE PROGRAMME UNIVERSITY OF JEMBER
Pengorganisasian Pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertical maupun horizontal, yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Menentukan segala sumber daya yang ada dengan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Merancang dan mengembangkan suatu kelompok kerja / organisasi. Penugasan tanggung jawab dan mendelegasikan wewenang kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya
Prinsip pengorganisasian Pembagian tugas Pendelegasian tugas Koordinasi Manajemen waktu
Hal yang penting dalam pembagian tugas pendidikan dan pengalaman setiap staf peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam organisasi mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
Kegiatan pengorganisasian Struktur Organisasi Daftar Dinas Ruangan Daftar Pasien Pengorganisasian perawatan pasien Kuantitas dan kualitas pendokumentasian proses keperawatan Sistem penghitungan tenaga keperawatan Ketenagaan
Langkah pengorganisasian Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Membagi beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang layak dilaksanakan satu orang. Yakni tidak terlalu berat atau terlalu ringan agar efisien dan tepat waktu. Pengadaan dan pengemb angan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan agar para anggota menjadi terpadu dan harmonis dan mengurangi konflik yang merusak
Mekanisme-mekanisme formal bagaimana organisasi dikelola. Struktur organisasi Mekanisme-mekanisme formal bagaimana organisasi dikelola. Dipengaruhi oleh: 1. Strategi organisasi. 2. Teknologi. 3. Orang yang terlibat dalam organisasi. 4. Ukuran Organisasi.
Unsur struktur organisasi Spesialisasi kegiatan. Standardisasi kegiatan. Koordinasi Kegiatan Sentralisasi / desentralisasi pembuatan keputusan. Ukuran Satuan Kerja
Bagan organisasi Pembagian Kerja, sesuai wewenang & tanggung jawab. Rantai perintah, hubungan atasan dengan bawah-an sesuai jenjang organisasi. Type pekerjaan, administrasi atau operasional. Pengelompokan pekerjaan. Jenjang manajemen, hirarki manajemen
Pembagian tugas Kemampuan & keahlian Proses koordinasi
Tipe struktur organisasi Struktur fungsional Masing -masing manajer adalah seorang spesialis atau ahli dan masing-masing bawahan/pekerja mempunyai beberapa pimpinan. Manajer memiliki kekuasaan penuh untuk menjalankan fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawab nya
Kelebihan Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dibidangnya, sehingga terdapat keserasian antara tugas dan keahliannya. Tugas para manajer menjadi lebih ringan dengan adanya pembagian fungsi
Kelemahan Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan. Kesulitan-kesulitan yang tim bul tidak segera dapat diatasi. Kurangnya koordinasi, sehingga menimbulkan perselisihan diantara para manajer .
Struktur garis/lini Kekuasaan mengalir secara langsung dari Direktur ke Kepala Bagian, kemudian ke para Karyawan di bawahnya. Masing-masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri, dan Kepala Bagian menjalan-kan semua pengawasan dalam jajarannya
Kelebihan Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah dan strukturnya sangat sederhana Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan, sebab tidak perlu membicarakan de-ngan orang lain. Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab langsung bisa diberikan pada bawahan. Menghemat biaya, karena pengawasan dari ber -bagai kegiatan cukup dilakukan oleh seorang saja Banyak digunakan dalam organisasi kecil
Kelemahan Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi para petugas sehingga kurang efisien. Kurangnya kerjasama antar bagian
Struktur matrik Struktur organisasi dimana para spesialis dari bagian-bagian yang ada disatukan untuk mengerjakan proyek khusus. Kelebihan: Luwes. Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau per soalan-persoalan bersifat teknis yang unik.
Kelemahan Konflik dapat terjadi antara manajer proyek dengan manajer-manajer lainnya. Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari bagian-bagian yang berbeda.
Macam cara dinas 7 jam/shift : dg 6 hari kerja= 40 jam/mgg 8 jam/shift: dg 5 hari kerja= 40 jam/ mgg 10 jam/shift: dg 4 hari kerja= 40 jam/ mgg => utk 10 jam/shift kurang populer di indonesia karena negara tropis kurang efektif
Pengklasifikasian pasien Metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan kompleksitas perawatan yang diterima
Pengklasifikasian pasien Mengetahui jumlah pasien yang masuk dalam suatu unit per hari, per bulan, per tahun Kondisi pasien di unit perawatan terebut Jumlah rata-rata pasien yang menginap Tindakan langsung dan tidak langsung yang dibutuhkan oleh masing-masing pasien Frekuensi tindakan tersebut harus dilakukan Rata-rata waktu yang diperlukan untuk masing-masing tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan Jumlah kategori pembagian pasien Karakteristik masing-masing kategori Jenis dan jumlah tindakan/prosedur keperawatan yang dilakukan untuk masing kategori Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur
Tingkat ketergantungan pasien Costly – effective Kriteria Pemilihan Model Tingkat ketergantungan pasien Costly – effective Kualitas asuhan & kepuasan konsumen Jumlah & kwalitas pelaksana asuhan Memberikan kepuasan kerja bagi pelaksananya
Metode layanan keperawatan (Marquis dan Huston, 2003) Perawatan pasien total Selama bertugas, maka perawat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pasien Pimpinan perawat Staf perawat Pasien pasien
Perawat fungsional Kepala ruang Perawat vital sign Klien/pasien Perawat ganti linen Perawat injeksi Klien/pasien Perawat vital sign
Keunggulan Perawat menjadi lebih terampil dalam melakukan satu tugas yang biasa menjadi tanggung jawabnya. Pekerjaan menjadi lebih efisien Relative sedikit dibutuhkan tenaga perawat Mudah dalam mengoordinasi pekerjaan Terjadi proses distribusi dan pemantauan tugas atau pekerjaan Perawat lebih mudah menyesuaikan dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga menjadi lebih cepat selesai.
Kelemahan asuhan keperawatan tidak melihat pasien secara holistic dan tidak berfokus pada masalah pasien sehingga tidak professional, tidak memberikan kepuasaan baik pada pasien maupun pada perawat, kadang bisa terjadi saling melempar tanggung jawab bila terjadi kesalahan
Metode tim Kepala ruangan Perawat profesional Perawat professional Staf perawat Staf perawat Perawat professional Pasien
Keunggulan Dapat memberi kepuasan kepada pasien dan perawat. Memanfaatkan semua kekuatan anggota tim Tim mendukung pengembangan dan produktivitas kelompok Pengambilan keputusan organisasi mendekati “gross root” Komunikasi diantara anggota tim baik Perasaan turut berkontribusi dalam tim terpelihara baik
Kelemahan Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim Diperlukan staf yang adequate Diperlukan campuran keterampilan yang tepat Dapat mengarah pada fragmentasi pelayanan bila konsep tim tidak di implementasikan secara total. Sering mendapat kesulitan dalam menetapkan waktu untuk konferensi dan membuat rencana keperawatan.
Metode primer Kepala ruangan Dokter Perawat primer Pasien Ahli gizi Perawat pelaksana pagi Perawat pelaksana siang Perawat pelaksana malam Dokter Ahli gizi
Keunggulan Memungkinkan perawat primer untuk pengembangan diri melalui implementasi ilmu pengetahuan Model praktek didasarkan pada ilmu pengetahuan Focus pada kebutuhan pasien Meningkatnya otonomi perawat Memungkinkan asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif Membaiknya kontinyuitas dan koordinasi asuhan Meningkatnya kesempatan untuk pengembangan hubungan antara perawat-pasien / keluarga Peningkatan mutu asuhan
Kelemahan Diperlukan perawat berpendidikan dan berpengalaman Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik antara perawat primer dengan rekan perawat. Pasien yang pindah ke unit lain dalam kondisi kritis kemungkinan mempunyai beberapa perawat primer. Perawat primer dapat mengambil tanggung jawab rekan perawat untuk mengimplemantasikan asuhan keperawatan yang diberikan. Biaya tinggi Los menjadi singkat
Metode kasus Metode ini melibatkan multidisiplin ilmu untuk menyelesaikan masalah klien, ada rencana dokter dan juga ada rencana keperawatan, dengan tujuan mencapai kesembuhan pasien. Pada metode ini setiap pasien akan menjadi tanggung jawab perawat yang sedang dinas, tapi belum tentu hari berikutnya pasien mendapatkan perawat yang sama.
Keunggulan Pasien mendapat askep secara holistic dan terus menerus. Komunikasi antar perawat-pasien dan dokter dengan anggota staf lainnya berlangsung terus menerus. Perawat mendapat kepuasan karena dapat melakukan semua yang menjadi wewenangnya.
Kelemahan Perawat professional banyak menghabiskan waktu untuk melaksanakan tugas yang dapat dilakukan orang yang tidak terampil. Perencanaan yang dibuat kemungkinan tidak dapat erlaksana karena kurangnya waktu. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat tidak akurat karena kurangnya komunikasi. Askep tidak terkoordinasi dari shif ke shif atau hari kehari karena perubahan dalam penugasan. Tidak ada seorangpun perawat yang bertanggungjawab mengkoordinasikan asuhan selama 24 jam.
Metode modular Keunggulan Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif Membaiknya kontinyuitas dan koordinasi asuhan Meningkatnya kepuasan pasien Biaya efektif
Kelemahan Sedikit perawat register yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasien yang tidak diharapkan. Diperlukan pengalaman dan ketermapilan ketua tim Diperlukan campuran keerampilan yang tepat
Manajemen kasus Bentuk pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada pencapaian hasil dalam kerangka waktu dan sumber yang tepat dan efektif.
Keunggulan Meningkatnya mutu asuhan Perawatan pasien menjadi lebih pendek. Menurunnya komplikasi Menurunnya biaya
Penghitungan tenaga perawat Rasio Metode Douglas Metode Gilies Metode Depkes RI
permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur (Kuswadji,1997) Shift kerja Pekerjaan yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur (Kuswadji,1997)
Coleman (1995) membagi shift kerja menjadi 6 bentuk dasar Fixed shifts ( straight shift) Setiap karyawan sudah mempunyai jam kerja tetap dan tidak bisa diubah Rotating shifts Karyawan secara bergiliran bekerja pada shift yang telah diatur Oscilatting shifts Satu kelompok karyawan mempunyai shift tetap dan kelompok sisa rotasi
Primary shifts Setiap karyawan mempunyai shift tetap tetapi dapat dipindah sementara Staggeret Shifts Shift tetap dengan nomor waktu mulai dan nomor karyawan Mixed Shifts Gabungan beberapa shift untuk pekerja dalam bagian yang sama.
Dua macam sistem shift kerja Shift permanen Tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap harinya. Sistem Rotasi Tenaga kerja bekerja tidak terus menerus di tempatkan pada shift yang tetap.
Pembagian Waktu Sistem Shift Kerja Continental Rota Pada sistem ini pekerja bekerja menurut giliran 2-2-3 (pagi, pagi, siang, siang, malam, malam, malam, libur, libur) Metropolitan Rota Pada sistem ini pekerja bekerja menurut giliran 2-2-2 (pagi, pagi, siang, siang, malam, malam, libur).
Menurut International labour Organization 1983 dalam Kodrat 2009 sistem shift kerja terbagi Sistem 3 shift 4 kelompok (4x8 hours continous shift work), yaitu 3 kelompok shift bekerja setiap 8 jam dan 1 kelompok istirahat. Sistem ini digunakan pada aktivitas terus menerus tanpa hari libur. Rotasi shift 2-3 hari. Sistem 3 shift 3 kelompok (4x8 hours semi continous shift work), yaitu kelompok shift bekerja setiap 8 jam, pada akhir minggu libur. Rotasi shift 5 hari.
Efek shift kerja Job Performance Job related Attitude Personal Health Social and Domestic factors
Efek fsiologis Kualitas tidur perlu dijaga untuk menebus kurang tidur akibat kerja malam Kapasitas fisik kerja yang menurun akibatnya perasaan mengantuk dan lelah Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan
Efek psikososial Gangguan kehidupan keluarga, Hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, menganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
Efek Kinerja Terjadinya penurunan kinerja dari pekerja. Hal ini karena dipengaruhi dari efek fisiologis dan psikososial.
Efek terhadap kesehatan Gangguan sistem pencernaan seperti dyspepsia atau ulcus ventriculi dimana masalah ini kritis pada umur 40-45 tahun. Keseimbangan kadar gula dalam darah dengan insulin pada penderita diabetes.
Thank you