Persepsi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSEPSI PSIKOLOGI.
Advertisements

MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN
Faktor-faktor dalam komunikasi
Pengertian komunikasi Interpersonal
Hambatan dalam Komunikasi Massa
PERSEPSI.
FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN REALISME
CORE OF COMMUNICATION Ami Purnamawati. PERCEPTION PERTEMUAN KE-3 Ami Purnamawati.
Kebudayaan Dari kata - Buddhayah (Buddhi) – “budi” atau akal
Belajar Pemecahan Masalah
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
Nia Septiannie Anugrah, S.Psi
Chapter 4 Persepsi Konsumen.
Abdulkadir Rahardjanto
Komunikasi verbal.
PERSEPSI INTI KOMUNIKASI
JOYCE-4thLecture1 SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL KULIAH 5 Kita mengambil kesimpulan tentang orang lain, dari stimuli yang sampai kepada kita, betapa pun.
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
Matakuliah : O0174/Komunikasi Antar Budaya
P e r s e p s i & S i k a p By : Dr. Dedi Rudiana, SE. MP
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Kelompok 2 Sistem Komunikasi Intrapersonal Disusun oleh : Naufal Muhtarom Agus Arianto KOMUNIKASI PENYIARAN.
PERILAKU INDIVIDU & PERBEDAANNYA..
PERSEPSI : inti komunikasi
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Matakuliah : O0174/Komunikasi Antar Budaya
Pertemuan ke XI, Persepsi dan Komunikasi
RAGAM BAHASA.
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
OBSERVASI.
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI Pertemuan 06
“KOMUNIKASI VERBAL”. “KOMUNIKASI VERBAL” PENGERTIAN KOMUNIKASI VERBAL  Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan.
Pengantar Ilmu Komunikasi
PERSEPSI KONSUMEN 2/11/2018.
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGAANYA
BAB PERSEPSI DAN ATRIBUSI
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Persepsi tentang orang dan atribusi
Sistem Komunkasi INTRAPERSONAL Sensasi Persepsi.
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Kelebihan dan Kelemahan OBSERVASI
SENSASI DAN PERSEPSI Edy Prihantoro.
PERSEPSI PERTEMUAN 9.
PERSEPSI PERTEMUAN 9.
Veny Hidayat, M.Psi., Psikolog
PERSEPSI “Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses.
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Memahami Pengaruh Internal: Persepsi
KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
Clasical Conditioning Ivan Pavlov
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN
PERSEPSI.
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KELOMPOK 3 NURLI JUMIATIN RISMAWATI DWIKA NOR RINA YULIA MAWADDAH
Komunikasi verbal.
Bab 5 Persepsi: Inti Komunikasi
Sistem Komunikasi Intrapersonal
PERILAKU INDIVIDU & PERBEDAANNYA..
Hambatan dalam Komunikasi Massa
DEFINISI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Biologi persepsi pada manusia
PROSES PEMBENTUKAN KESAN
BAB PERSEPSI DAN ATRIBUSI
PERSEPSI KONSUMEN 11/10/2018.
Komunikasi Intrapersonal 1
Teori Persepsi dalam Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Interpersonal
Konflik dan keterampilan dalam bernegosiasi
Transcript presentasi:

Persepsi

Ilmuwan abad ke-19 mengira bahwa apa yang ditangkap panca indera sebagai sesuatu yang nyata dan akurat.(verbal & non verbal) Ilmuwan modern menentang pendapat tersebut, jadi apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dipengaruhi oleh sebagian citra retina mata kita dan kondisi pikiran pengamat itu sendiri. Ini yang disebut dengan PERSEPSI.(makna warna) PERSEPSI adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan yang datang dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.(ruang kuliah)

PERSEPSI → INTI KOMUNIKASI Varner dan Beamer mengatakan bahwa komunikasi adalah persepsi dari perilaku verbal dan non-verbal serta bagaimana memaknai perilaku tersebut. Persepsi diartikan dengan bagaimana kita mengartikan dunia sekitar kita, baik secara fisik maupun social (Samovar dan Porter). Gamble dan Gamble mengartikan sebagai suatu proses seleksi, organisasi dan interpretasi data yang kita terima sehingga kita dapat memahami dunia kita. (orang kaya,cantik) Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Dalam suatu eksperimen, Levine, dan Murphy memperlihatkan gambar-gambar yang tidak jelas kepada dua kelompok mahasiswa. Gambar tersebut lebih sering di tanggapi sebagai makanan oleh kelompok mahasiswa yang lapar daripada oleh kelompok mahasiswa yang kenyang. Persepsi yang berbeda ini tidak disebabkan oleh stimuli, karena gambar yang disajikan sama pada kedua kelompok. Jelas perbedaan itu bermula pada kondisi biologis mahasiswa.

Persepsi, seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S. Crutchfield (1977:235) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk faktor-faktor personal. Bruner dan Goodman menyuruh dua kelompok anak untuk mengukur besaran bermacam-macam uang recehan. Kelompok anak-anak yang miskin cenderung memberikan ukuran uang yang lebih besar daripada kelompok anak-anak kaya. Ini menunjukkan bahwa nilai sosial satu objek bergantung pada kelompok sosial orang yang menilai.

Peneliti yang lain Leuba dan Lucas, mengungkapkan pengaruh suasana emosional terhadap persepsi. Secara hipnotis diciptakan tiga macam suasana emosional: suasana bahagia, suasana kritis, dan suasana gelisah. Kepada subjek diperlihatkan gambar “empat mahasiswa sedang berbaring menjemur diri sambil mengtik dan mendengarkan radio”. Pada suasana bahagia, gambar itu dilukiskan sebagai “suasana santai; tidak banyak yang dipikirkan.” Dalam suasana kritis, subjek memberikan komentar sebagai berikut, “ini orang yang sedang merusakkan celananya yang baik dengan berbaring seperti itu. Sia-sia saja mereka berusaha belajar.” Dalam suasana gelisah ia menjelaskan gambar itu sebagai berikut ,” mereka sedang mendengarkan pertandingan sepak bola. Tampaknya pertandingan itu cukup seru seorang di antaranya kelihatan seakan-akan tim yang dijagokannya kalah.

Apa yang kita rasakan, lezat atau memuakkan, sewaktu kita memakan daging sapi, atau ikan, atau daging anjing, atau daging ular, tergantung dari bagaimana budaya kita mengajarkan pada kita tentang makanan. Bagaimana kita memandang suatu kekejaman ketika seekor banteng ditusuk serta disiksa dalam suatu acara di arena, atau anda memandangnya sebagai suatu olahraga yang memperlihatkan keperkasaan laki-laki, tergantung juga dari budaya yang mengajarkan. Dalam studi yang dilakukan Bagby, Anak-anak Meksiko yang tinggal di pedalaman serta anak-anak Amerika, diperlihatkan suatu stereogram dalam waktu hanya satu detik, menggambarkan hal yang berbeda, anak-anak Meksiko melihatnya sebagai pertarungan antara matador dan banteng, sedangkan anak-anak Amerika melihatnya sebagai pertandingan baseball. Jadi yang membuat anak-anak tersebut memilih persepsi yang diterima adalah karena latar belakang budayanya, mereka akan menyatakan hal-hal yang familiar dengan dirinya.

Kerangka Rujukan (Frame of Reference) Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dangan persepsi objek. Para psikolog sosial menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Dalam eksperimen psikofisik, wever dan zener menunjukan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Dalam rangkaian objek-objek yang berat, objek seberat 92 gram dinilai “ringan”; sedangkan dalam rangkaian benda-benda ringan, objek yang sama dinilai “berat”. Bila dilanjutkan pada persepsi sosial, kita akan melihat bahwa besar-kecilnya pendapatan dinilai dalam kerangka rujukan penilaiannya. Buat orang yang menganggur, jumlah yang sama merupakan keuntungan yang luar biasa.

Menurut McDavid dan Harari (1968:140), para psikolog menganggap konsep kerangka rujukan ini amat berguna untuk menganalisa interpretasi perseptual dari peristiwa yang dialami. Kohler mengatakan jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang, kita harus melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya, dalam masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh  Kata-kata pada setiap rangkaian sama, tetapi urutan diubah. A dimulai pada sifat positif, B pada sifat negatif. Ternyata komentar orang berbeda. A dianggap sebagai orang yang memiliki kemampuan, tetapi mempunyai kelemahan yang tidak begitu merusak. B dianggap sebagai orang yang “rusak”, yang kemampuannya tertutup oleh kelemahannya yang gawat. Ingin menunjukkan bagaimana konteks menentukan makna.

Tanpa eksperimen ilmiah sekalipun, kita segera merasa simpati pada “gadis cantik, walaupun tidak setia”, dari pada “gadis yang tidak setia, walaupun cantik”. Bila anda mengatakan “kawin itu berat tetapi bahagia”, anda pasti memilih kawin. Tetapi bila Anda berkata, “kawin itu bahagia tetapi berat”, Anda tampaknya tak mau kawin. Bila Frank, seorang peragawan, berjas dan berdasi, kita akan menceritakannya seperti ini: Frank berpakaian necis. Bila Emen, tukang kebun kita, berjas dan berdasi, kita akan berkata, “Emen berpakaian sangat necis”. Ini yang disebut kontras. Kita akan cenderung memberikan penilaian yang berlebihan, bila kita melihat sifat-sifat objek persepsi kita bertolak belakang dengan sifat-sifat kelompoknya. Dalam rangka inilah, kita memahami mengapa skandal seks yang dilakukan guru agama lebih jelek daripada skandal seks ysng dilakukan bintang film atau mengapa polisi yang mencuri lebih jahat dari pada gelandangan yang berbuat sama.

Pada persepsi sosial, pengelompokkan tidak murni struktural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan oleh individu yang lain. Disini, masuk jugalah peranan kerangka rujukan. Ahli zoologi menganggap kuda, manusia, dan ikan paus sebagai satu kelompok (sama-sama mamalia).kita melihat ketiganya berasal dari kelompok yang berlainan; kuda, hewan darat; ikan paus, hewan laut; manusia, tentu bukan hewan. Katakan mana di antara rangkaian benda-benda di bawah ini yang termasuk satu: televisi, emas, surat kabar dan radio-kaset sama-sama barang mahal dan mewah. Mahasiswa komunikasi menjawab “emas”, karena televisi, radio-kaset dan surat kabar sama-sama media masa. Perbedaan pengelompokkan ini timbul karena perbedaan pendidikan.

Terima Kasih