BAB 1 Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila Pertemuan : 3 & 4
Tujuan Pembelajaran Menjelaskan Pancasila sebagai satu kesatuan Menjelaskan hubungan sila-sila dalam Pancasila Menjelaskan nilai- nilai setiap sila dalam Pancasila Menyusun hasil telaah Pancasila sebagai satu kesatuan Menyajikan hasil telaah Pancasila sebagai satu kesatuanubungan sila-sila dalam Pancasila Mengamati perwujudan nilai-nilai Pancasila di lingkungan, sekolah, dan Masyarakat Menyusun laporan hasil pengamatan perwujudan nilai-nilai Pancasila di lingkungan, sekolah, dan masyarakat Menyajikan laporan hasil pengamatan perwujudan nilai-nilai Pancasila di lingkungan, sekolah, dan masyarakat Mencoba praktik kewarganegaraan sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila di lingkungan, sekolah, dan masyarakat Menyusun laporan hasil praktik kewarganegaraan sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila di lingkungan, sekolah, dan masyarakat Menyajikan laporan hasil praktik kewarganegaraan sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila di lingkungan, sekolah, dan masyarakat
NO PERTANYAAN
Pancasila sebagai satu kesatuan Semua unsur dalam Pancasila menyusun suatu keberadaan yang utuh. Masing-masing sila membentuk pengertian yang baru. Kelima sila tidak dapat dilepas satu dengan yang lainnya. Walaupun masing-masing sila berdiri sendiri tetapi hubungan antar sila merupakan hubungan yang organis.
Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Hal ini menjadikan setiap sila dari Pancasila didalamnya terkandung sila-sila lainnya: Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkadilan sosial. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkadilan sosial. Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berKetuhanan, berkemanusiaan, berkerakyatan, dan berkadilan sosial. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan adalah kerakyatan yang ber-Ketuhanan,berkemanusiaan, berpersatuan, dan berkadilan sosial. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah kadilan yang ber-Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan,dan berkerakyatan.
Hubungan antara sila-sila Pancasila (Notonegoro, 1975 : 44) : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila-sila II,III, IV,V. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, diliputi dan dijiwai oleh sila I dan meliputi serta menjiwai sila-sila III, IV, V. Sila Persatuan Indonesia, diliputi dan dijiwai oleh sila I, II dan meliputi serta menjiwai sila-sila IV,V. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dilputi dan dijiwai sila I,II,III, dan meliputi serta menjiwai sila V. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, diliputi dan dijiwai oleh sila I,II,III,IV.
Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk kesatuan, bukan unsur yang komplementer Artinya, salah satu unsur (sila) kedudukannya tidak lebih rendah dari yang lainnya. Walaupun sila Ketuhanan merupakan sila yang berkaitan dengan Tuhan sebagai causa prima, tetapi tidak berarti sila yang lainnya hanya sebagai pelengkap. Sebagai kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah dan dikurangi Oleh karena itu, Pancasila tidak dapat diperas, menjadi trisila yang meliputi sosio-nasionalisme, sosio demokrasi, ketuhanan, atau eka sila yaitu gotong royong sebagaimana dikemukakan oleh Ir. Soekarno.
Susunan Pancasila Pancasila sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan logis keberadaan unsur-unsurnya. Oleh karena itu sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) ditempatkan pada urutan yang paling atas, karena bangsa Indonesia meyakini segala sesuatu itu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepadaNya. Tuhan dalam bahasa filsafat disebut dengan Causa Prima, yaitu Sebab Pertama, artinya sebab yang tidak disebabkan oleh segala sesuatu yang disebut oleh berbagai agama dengan “Nama” masing-masing agama.
Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradabditempatkan setelah ketuhanan, karena yang akan mencapai tujuan atau nilai yang didambakan adalah manusia sebagai pendukung dan pengemban nilai-nilai tersebut. Manusia yang bersifat monodualis, yaitu yang mempunyai susunan kodrat yang terdiri dari jasmani dan rohani. Setelah prinsip kemanusiaan dijadikan landasan, maka untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan manusia-manusia itu perlu bersatu membentuk masyarakat (negara), sehingga perlu adanya persatuan (sila ketiga)
Persatuan Indonesia erat kaitannya dengan nasionalisme Persatuan Indonesia erat kaitannya dengan nasionalisme. Rumusan sila ketiga tidak mepergunakan awalan ke dan akhiran an, tetapi per dan akhiran an. Hal ini dimaksudkan ada dimensi yang dinamik dari sila ini. Persatuan atau nasionalisme Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama, bahasa tetapi dilatarbelakangi oleh historis dan etis. Historis artinya karena persamaan sejarah, senasib sepenanggungan akibat penjajahan. Etis, artinya berdasarkan kehendak luhur untuk mencapai cita-cita moral sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Sila keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh ketika suatu negara ingin mengambil kebijakan. Kekuasaan negara diperoleh bukan karena warisan, tetapi berasal dari rakyat. Jadi rakyat lah yang berdaulat.
Sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ditempatkan pada sila terakhir, karena sila ini merupakan tujuan dari bangsa Indonesia yang merdeka. Oleh karena itu, masing-masing sila memiliki makna dan peran sindiri-sensiri. Semua sila berada pada kesimbangan dan berperan dengan bobot yang sama. Akan tetapi karena masing-masing unsur mempunyai hubungan yang organis, maka sila yang di atas menjiwai sila yang ada dibawahnya.
Susunan sila-sila Pancasila merupakan merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah majemuk tunggal. Majemuk tunggal artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri secara utuh. Bentuk dan susunan Pancasila seperti tersebut di atas adalah hierarkis-piramidal. Hierarkis berarti tingat, sedangkan pyramidal dipergunakan untuk menggambarkan hubungan bertingkat dari sila-sila Pancasila dalam urutan luas cakupan dan juga isi pengertian. Hukum logika yang mendasari pemikiran ini adalah bahwa antara luar cakupan pengertian dan isi pengertian berbanding terbalik. Hal ini berarti bahwa jika isi pengertiannya sediki, maka teba berlakunya pengertian itu sangat luas.
Pengertian Nilai Nilai adalah segala sesuatu yang bermanfaat karena benar, baik, indah atau religius. Yang bernilai itu tidak hanya terbatas pada benda atau materi namun juga meliputi segala sesuatu yang tidak berwujud materi.
Fungsi Nilai Nilai merupakan landasan atau motivasi bagi manusia untuk bersikap dan berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Nilai tersebut dijelmakan dalam bentuk norma-norma yang berupa perintah atau larangan
Macam-macam Nilai Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga tingkatan yaitu: NILAI NILAI MATERIAL NILAI VITAL NILAI KEROHANIAN Nilai kebenaran/kenyataan Nilai keindahan/estetika Nilai kebaikan/moral Nilai religius/keagamaan
Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna untuk melakukan aktifitasnya Nilai Rohanian : segala sesuatu yang berguna bagi unsur rohani Nilai Kebenaran/kenyataan : nilai yang bersumber pada unsur akal pikiran atau cipta Nilai Keindahan/estetika : nilai yang bersumber pada unsur rasa Nilai Kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak atau karsa Nilai religius/keagamaan : nilai yang bersumber pada unsur kepercayaan atau keimanan
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila Dipandang dari macam-macam nilai, Pancasila tergolong nilai kerohanian akan tetapi karena susunan sila-sila Pancasila yang sistematis-hirarkis dan berbentuk piramidal serta saling mengkualifikasi, sehingga dapat dikatakan Pancasila mengandung nilai material dan nilai vital.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila 1 Nilai religius 2 Nilai humanitis /kemanusiaan 3 Nilai persatuan 4 Nilai kerakyatan 5 Nilai Keadilan
Nilai Ketuhanan yang Maha Esa NO Nilai-nilai Perwujudan Komentar : Nama Kelompok Komentar
Sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa Terkandung nilai-nilai religius, yaitu : Kepercayaan terhadap Tuhan YME Ketaatan kapada Tuhan YME Ketakwaan terhadap Tuhan YME Kebebasan beribadah Bersikap toleran antar agama Kerukunan antar umat beragama Kerjasama antar umat beragama
Sila 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab Dalam sila ini mengandung niali-nilai kemanusiaan, seperti: Pengakuan dan penghargaan HAM Non diskriminatif Solidaritas antar sesama Keberadaban (adab ...?) Perdamaian Perlakuan yang adil antar manusia Persamaan derajat
Sila 3 Persatuan Indonesia Nilai yang terkandung dalam persatuan bangsa Indonesia, yakni : Cinta bangsa/Nasionalisme Cinta tanah air/Patriotisme Penghargaan terhadap kemajemukan bangsa Gotong royong Kerja sama
Sila 4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Terkandung nilai-nilai kerakyatan antara lain : Kedaulatan rakyat/Demokrasi Kebijaksanaan Musyawarah mufakat Partisipasi Transparansi dan akuntabilitas
Sila 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Terkandung nilai-nilai keadilan sosial, seperti: Jaminan sosial Keseimbangan hak dan kewajiban Kesejahteraan sosial Pemerataan dalam segala bidang