organization morality and responsibility ARRUM DAMAYANTI DEWI PURNIMA NAILI SALAMAH NUR QOMARIAH PAVITA WULAN NIKE VICKY FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
organization morality and responsibility ORGANISASI MORALITAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANIZATIONAL MALEVOLENCE AGEN (PERWAKILAN) DAN RESPONSIBILITAS MORALITAS, KOMPLEKSITAS MORAL, DAN KEPEMIMPINAN
Moralitas dan Tanggung Jawab Organisasi Administrator berpegangan pada filosofi bahwa tindakan moralitas individu mempengaruhi kesejahteraan sosial dan kemajuan. Pengalaman dan fenomena personal bahwa filosofi tersebut adalah refleksi terbaik tentang kebenaran dunia Moral dapat membentuk prespektif Contoh dari prespektif tersebut misalnya: menjadi jahat di dunia yang jahat, mengalahkan dunia, dan lain-lain Jadi filosofi seperti itu dapat digunakan untuk mencapai kekuasaan, setelah itu baru aturan dan administrasi
Moralitas dan Tanggung Jawab Organisasi Bersaing menunjukkan bahwa suatu kelompok bernilai lebih baik Baru setelah itu tindakan individu dan yang terakhir adalah moral Mempertimbangkan moralitas dari sudut organisasi, yang merupakan kepentingan kolektif Memikirkan kemungkinan moral atau rintangan yang terdapat dalam organisasi tersebut; yang berguna bagi setiap tindakan moral yang akan dilakukan.
Moralitas dan Tanggung Jawab Organisasi Dalam berorganisasi kita harus mempertimbangkan moralitas atau baik buruknya yang akn diambil dalam suatu tindakan berorganisasi, mendahulukan kepentingan kolektif, bertanya pada diri sendiri dan organisasi tentang kemungkinan rintangan yang terdapat dalam organisasi itu, dan bermanfaat bagi kepentingan umum.
Mereka adalah bagian, dapat diganti dan tergantikan. Organizational Malevolence Organisasi formal dan birokrasi dalam aspek kritis tertentu bertentangan dengan moralitas biasa. Dalam birokrasi yang kompleks, individu bukanlah seseorang yang dilihat secara personal melainkan dilihat sebagai seorang pemegang jabatan, suatu kemampuan yang dibutuhkan organisasi. Mereka adalah bagian, dapat diganti dan tergantikan. Organisasi ada dalam menentukan nilai-nilai yang tepat untuk kebijakan sosial atau kolektif yang dibuat dalam aturan. Tujuan organisasi dikombinasikan dengan prosedur rasional untuk pencapaian tujuan.
Organizational Malevolence Dalam hal ini tidak ada yang “salah” atau “benar”, yang ada hanya kurang atau lebih kemanjuran yang memberikan sekumpulan sistem peraturan yang tidak dapat diubah oleh hal itu sendiri. Administrator, bukanlah pembuat kegiatan melainkan seorang agen (perwakilan), seseorang yang melakukan sesuatu atas nama yang lainnya. Ini membuat administrator dapat menjadi tidak bertanggungjawab. Karena pendapat bahwa organisasi lebih besar daripada individu. Organisasi menjalankan gagasan dan ternyata gagasan tersebut salah. Dan administrator tidak bertanggung jawab secara moral maupun personal untuk setiap kejadian di bawah kekuasaan organisasi. Administrator harus “tepat menjalan kebijakan meskipun secara personal mereka tidak setuju.”
Perwakilan dan Responsibilitas Pembuatan keputusan kolektif atau sosial dimana keputusan administrator dihubungkan pada organisasi. Agen dibentuk untuk bertindak demi kepentingan prinsip. Sebagai contoh, organisasi seolah-olah berkepentingan untuk tujuan kolektif. Agen bisa saja secara personal tidak menyetujui perbuatan dalam organisasi, tetapi agen tetap harus melaksanakan tindakan itu. Karena keputusan organisasi dibuat dengan tidak personal dan harus berhubungan dengan tujuan organisasi.
Keputusan sosial sendiri tidak dapat menjadi moral. Perwakilan dan Responsibilitas Keputusan sosial sendiri tidak dapat menjadi moral. Kita tidak seharusnya mengharapkan perilaku organisasi untuk mencapai prinsip moral. kita tidak dapat dan tidak seharusnya mengharapkan organisasi formal, atau perwakilan mereka dalam kapasitas pegawai mereka, untuk bersikap jujur, simpatik, atau integritas moral lainnya. Masalah seperti kerahasiaan, pengintaian, dan penipuan tidak membuat organisasi salah, hal itu justru benar dan rasional. Ini uraian baru dari perspektif filosofis moral yang mengulang dilema dalam ilmu administrasi.
Perwakilan dan Responsibilitas Administrator harus mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan kepentingan kolektif. Implikasi etis sekarang dibutuhkan untuk diperbaiki. Membawa hal yang baik hanya dengan kualifikasi. Sebagai contoh, sudah dijelaskan bahwa organisasi tidak berkewajiban apalagi dipaksa demi kepentingan sosial tapi mungkin merusak anggota atau agen mereka, aksi itu salah bagi standar moral yang biasa, tapi tidak untuk organisasi.
Perwakilan dan Responsibilitas Untuk menyatukan moral individu dengan keputusan sosial sangat susah, menuntut banyak hal, dalam kompleksitas moral. untuk mengerti kompleksitas tersebut penting untuk menguasai 2 konsep: kepentingan pribadi dan pertanggungjawaban. Yang pertama sederhana di permukaan. Administrator harus jelas mengenai kepentingan pribadinya yang terdalam. Konsep kedua, pertanggungjawaban, berbelit-belit dan harus dibongkar. Perlu dibedakan antara tanggung jawab legal, formal, dan moral. Responsibility is always to somebody for something. Somebody bisa seseorang dan something bisa kejadian fenomenologi internal.
Perwakilan dan Responsibilitas Pertanggungjawaban legal: baik manusia maupun badan kerjasama bertanggungjawab pada tindakan terhadap sistem yang ditetapkan oleh sistem hukum dan legal: lokal, nasional, dan internasional. Pertanggungjawaban formal dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban legal. Mengacu pada sanksi pertanggungjawaban oleh aturan organisasi. pertanggungjawaban moral, dapat di atasi oleh individu saja. Ini merupakan kewajiban manusia pada dirinya sendiri mengenai kesetiaannya.
Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan Tidak ada prasyarat dalam responsibilitas, tetapi alat bantu dalam navigasi moral atau mengontrol moral. Tetapi administrator salah satunya bukan agen yang tidak memiliki muka, seorang yang memiliki identitas personal dalam tugas yang diwajibkan. empat kondisi menjelaskan dan menambah kompleksitas moral dari tugasnya: Ia mebentuk dan membuat tugas, untuk dirinya sebaik untuk orang lain Ia secara keseluruhan bertanggungjawab dalam mendamaikan aspek-aspek dalam organisasinya Ia memutuskan, sebagian atau keseluruhan nilai organisasi Ia harus melakukan semuanya tanpa kendala yang dibebankan
Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan moral adalah kekuatan seseorang atau kecenderungan dari karakter hal yang umum dan halus didalam individu yang cenderung menghuni, mengendalikan, atau mengubah ketidak-konsistenan dengan segera keinginan yang spesifik, dorongan, atau kepentingan, dan untuk secara intensif ketidak-konsistenan dengan kecenderungan.
Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan Intinya adalah bahwa responsibilitas adalah milik individu Hal ini menuntut kehidupan administratif yang dapat merespon keadaan yang berbeda dan respon tersebut akan berfungsi sebagai substansi moral sang aktor. Administrator juga berada dalam posisi khusus karena dia memiliki lebih banyak kekuasaan dibanding anggota biasa untuk membuat dan menerima peranannya. Di sini akan tergantung pada kompleksitas moralnya dan pengertian akan responsibilitas, pada “moralitas yang berada dalam dirinya”.
bernegosiasi dengan tingkat kepentingan di luar organisasi Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan peranan ini meliputi beberapa aktivitas seperti menentukan nilai-nilai yang diperdebatkan antar anggota organisasi memutuskan bahasa permainan organisasi bernegosiasi dengan tingkat kepentingan di luar organisasi terkadang dia menjadi seorang pemimpin, terkadang negarawan, terkadang seorang filosofis, dan terkadang menjadi seorang hakim.
TERIMA KASIH