PERKEMBANGAN AFEKTIF OLEH KELOMPOK 4: Rizki Aryawan Ade Kartika

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo, M.Pd Universitas Negeri Semarang
Advertisements

TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PTIK.
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PTIK.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
KELOMPOK SOSIAL Adalah : kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
ANALISIS PESERTA DIDIK “Karakteristik Umum PESSERTA DIDIK (USIA, GENDER, LATAR BELAKANG)” Nur ANNA IRVANDA NURHASANA KARUNIA
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Materi Pengenalan Peserta Didik
Perkembangan Sosial.
THE CHILD WITH SPECIAL NEEDS Nama : sigit wisnu tamtomo nim :
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PTIK PERKEMBANGAN AFEKTIF PTIK
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
Om swastyastu.
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
Home Home Kelompok 3 Fitri Suci Maharsih Nurkhasanah Yoana Natalia E
PROSES SOSIOLOGI dan INTERAKSI SOSIOLOGI
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
Purwati Staf pengajar Polsri
Pembimbing Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M.Pd
PERBEDAAN INDIVIDU DAN PERILAKU KERJA
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA
PERKEMBANGAN MORAL: TEORI PIAGET & KOHLBERG
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Perkembangan Moral, Nilai dan Agama PSIKOLOGI REMAJA
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
PERKEMBANGAN AFEKTIF (EMOSI, NILAI, MORAL DAN SIKAP) DAN PERKEMBANGAN RELIGUIUS oleh : Intan Galuh Rendani ( ) Nur Lita Avriani ( )
Penyesuaian Diri PTIK.
KONSELING KELOMPOK.
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DAN PERBEDAAN INDIVIDU
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU
GEJALA-GEJALA KEJIWAAN PADA MANUSIA NORMAL
MASA DEWASA AWAL DAN MADYA
DAN PERBEDAAN INDIVIDU
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
NILAI DAN NORMA.
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
PENILAIAN POTENSI DIRI WIRAUSAHA
Tania Clara Dewanti BK/B
BIMBINGAN KONSELING.
PERKEMBANGAN AFEKTIF REMAJA KELOMPOK VI
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
Keterkaitan Sosial Emosional dengan Perkembangan Lainnya
Latarbelakang Permasalahan BK secara Psikologis PERTEMUAN -6
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Matakuliah Perkembangan peserta Didik KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MORAL DAN KEAGAMAAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN Oleh LA ODE MUHAMAD.
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
PERTUMBUHAN FISIK REMAJA FKIP EKONOMI AKUNTANSI-2B
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
Perkembangan Emosi Remaja
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
PROSES SOSIOLOGI dan INTERAKSI SOSIOLOGI
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
Psikologi Perkembangan
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
KEPRIBADIAN.
PERKEMBANGAN MORAL REMAJA
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
ANAK – REMAJA
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
Transcript presentasi:

PERKEMBANGAN AFEKTIF OLEH KELOMPOK 4: Rizki Aryawan Ade Kartika Gede Doni Harta Sagita Muhammad Fais Alfafa

PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, dan SIKAP PERKEMBANGAN AFEKTIF PERKEMBANGAN EMOSI PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, dan SIKAP

PERKEMBANGAN EMOSI 2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSIONAL 1. PENGERTIAN EMOSI 2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSIONAL 3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI 4. HUBUNGAN ANTARA EMOSI DAN TINGKAH LAKU SERTA PENGARUH EMOSI TERHADAP TINGKAH LAKU 5. PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN EMOSI 6. UPAYA PENGEMBANGAN EMOSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, dan SIKAP 1. PENGERTIAN DAN SALING KETERKAITAN ANTARA NILAI, MORAL, DAN SIKAP SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAH LAKU 4. PERBEDAAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP 3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP 2. KARAKTERISTIK NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA 5. UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

A. PERKEMBANGAN EMOSI 1. Pengertian Emosi Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari- hari disebut warna afektif. Warna afektif ini kadang-kadang lemah atau kadang-kadang tidak jelas (samar-samar). Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.

1. Pengertian Emosi Pada saat terjadi emosi sering kali terjadi perubahan-perubahan pada fisik antara lain berupa: Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona. Peredaran darah: bertambah cepat bila marah. Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut. Pernapasan : bernapas panjang kalau kecewa.

2. Karakteristik Perkembangan Emosional Cinta/Kasih Sayang Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain.

2. Karakteristik Perkembangan Emosional Gembira Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan (diterima) oleh yang dicintai.

2. Karakteristik Perkembangan Emosional Amarahan dan Permusuhan Rasa marah merupakan gejala yang penting di antara emosi-emosi yang memainkan peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian. Pertama, diantara emosi-emosi ini adalah cinta, dimana kita ketahui bahwa dicintai dan mencintai adalah segala emosi bagi perkembangan pribadi yang sehat. Rasa marah juga penting dalam kehidupan, karena melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntunannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri.

2. Karakteristik Perkembangan Emosional Ketakutan Dan Kecemasan Menjelang anak mencapai masa remaja, dia telah mengalami seringkali perkembangan panjang yang mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Banyak ketakutan-ketakutan baru muncul karena adanya kecemasan-kecemasan dan rasa berani yang bersamaan dengan perkembangan remaja itu sendiri.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Belajar dengan coba-coba Belajar dengan cara meniru Belajar dengan cara mempersamakan diri (learning by identification) Belajar melalui pengkondisian Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi

4. Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku serta Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku Gangguan emosi dapat menjadi penyebab kesulitan berbicara. Hambatan-hambatan dalam berbicara tertentu telah ditemukan bahwa tidak disebabkan oleh kelainan dalam organ berbicara. Ketegangan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan seseorang gagap. Seorang gagap seringkali relatif dapat normal dalam berbicara, apabila mereka dalam keadaan relaks atau senang.

5. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi Meskipun pola perkembangan emosi dapat diramalkan, tetapi terdapat perbedaan dalam segi frekuensi, intensitas, serta jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga saat pemunculannya. Perbedaan ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin bertambah frekuensinya serta lebih mencolok sehubungan dengan bertambahnya usia anak-anak.

6. Upaya Pengembangan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dalam kaitannya dengan emosi remaja awal yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka, maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab.

B. Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap Pengertian dan Saling Keterkaitan antara Nilai, Moral, dan Sikap serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku. Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun (Sutikna, 1988:5). Sopan santun,adat, dan kebiasaan serta niali-niai yang terkandung dalam pancasila adalah nilai-nilai hidup yang manjadi pegangan seseorang dalam kedudukannya sebagai warga Negara dengan sesame warga Negara.

Pengertian dan Saling Keterkaitan antara Nilai, Moral, dan Sikap serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang termasuk dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab, antara lain : Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesame manusia, Mengembangkan sikap tenggang rasa, dan Tidak semena-mena terhadap rang lain, berani membala kebenaran dan keadilan, dan sebagainya.

Pengertian dan Saling Keterkaitan antara Nilai, Moral, dan Sikap serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku. Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1957: 957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku.

Pengertian dan Saling Keterkaitan antara Nilai, Moral, dan Sikap serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku. Dalam kaitannya dengan pengalaman nilai-nilai hidup, maka moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud. Misalnya dalam pengalaman nilai hidup : tenggang rasa, dalam perilakunya seseorang akan selalu memperhatikan perasaan orang lain, tidak “semau gue”. Dia dapat membedakan tindakan yang benar dan yang salah.

Pengertian dan Saling Keterkaitan antara Nilai, Moral, dan Sikap serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku. Menurut Gerug, sikap secara umum diartikan sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi berupa kecenderungan (predisposisi) tingkah laku. Jadi sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.

Pengertian dan Saling Keterkaitan antara Nilai, Moral, dan Sikap serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku. Keterkaitan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laku akan tampak dalam pengalaman nilai-nilai. Dengan kata lain nilai-nilai perlu dikenal terlebih dulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.

Karakteristik nilai, moral, dan sikap remaja Michel meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja sebagai berikut : Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak. Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominant.

Karakteristik nilai, moral, dan sikap remaja Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Hal ini mendorong remaja lebih berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya. Penilaian moral menjadi kurang egosentris. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan badan emosi dan menimbulkan ketegangan emosi.

Ada tiga tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg, yaitu tingkat : Tingkat I ; prokonvensional, yang terdiri dari stadium 1 dan 2 Pada stadium 1,anak berorientasi kepada kepatuhan dan hukuman. Pada stadium 2, berlaku prinsip Relativistik- Hedonism. Pada tahapan ini, anak tidak lagi secara mutlak tergantung kepada aturan yang ada di luar dirinya, atau ditentukan oleh orang lain, tetapi mereka sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi.

Tingkat II : konvensional Stadium 3, menyangkut orientasi mengenai anak yang baik. Pada stadium ini, anak mulai memasuki umur belasan tahun, dimana anak memperlihatkan orientasi perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain Stadium 4, yaitu tahap mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas. Pada stadium ini perbuatan baik ang diperlihatkan seseorang bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakatnya, melainkan bertujuan agar dapat ikut mempertahankan atura-aturan atau norma-norma sosial.

Tingkat III : pasca-konvensional Stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Pada stadium ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial, dengan masyarakat. Stadium 6. tahap ini disebut prinsip univesal. Pada tahap ini ada norma etik disamping norma pribadi dan subjektif.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral, Dan Sikap Perkembangan internalisasi nilai-nilai terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya sebagai model. Menurut psikoanalisis moral dan nilai menyatu dalam konsep superego. Para sisiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri mempunyai peran penting dalam pembentukan moral.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral, Dan Sikap Tingakah laku dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Interaksi sosial Faktor pribadi Moral dipengaruhi oleh perkembangan nalar Faktor kebuadayaan mempengaruhi perkembangan moral

Perbedaaan Individual Dalam Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap Menurut Kohlberg, faktor kebuadayaan mempengaruhi perkembangan moral, terdapat berbagai rangsangan yag diterima oleh anak-anak dan ini mempengaruhi tempo perkembangan moral. Bukan saja mengenai cepat atau lambatnya tahap-tahap perkembangan yang dicapai. Perbedaaan perseorangan juga dapat dilihat pada latar belakang kebudayaan tertentu.

Upaya Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja serta Implikasinya Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menciptakan Komunikasi Mengikutsertakan, remaja dalam beberapa pembicaraan dan dalam pengambilan keputusan keluarga, sedangkan dalam kelompok sebaya, remaja turut serta secara aktif dalam tanggung jawab dan penentuan maupun keputusan kelompok.

Menciptakan Iklim Lingkungan Yang Serasi Usaha pengembangan tingkah laku nilai hidup hendaknya tidak hanya mengutamakan pendekatan- pendekatan intelektual semata-mata tetapi juga mengutamakan adanya lingkungan yang kondusif di mana faktor-faktor lingkungan itu sendiri merupakan penjelmaan yang konkret dari nilai-nilai hidup tersebut.

ADA PERTANYAAN ?

TERIMAKASIH