ANALISIS KREDIT DAN FINANCIAL DISTRESS Kelompok 10 : 1. I Putu Jias Widheya 041224253005 2. Leli Asfianti 041314253006 3. Devi Afifah S. A. 041314253009 4. Venantya Asmandani 041314253011
Ciri perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan keuangan ANALISIS KREDIT Evaluasi perusahaan dari perspektif kreditur atau kreditur potensial atas hutang perusahaan (hutang perdagangan, pinjaman, sekuritas hutang kepada publik, dll) dan prediksi kebangkrutan perusahaan. Ciri perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan keuangan Risiko bisnis tinggi Sebagian besar aset adalah SDM atau aset tak berwujud
Pelaku analisis kredit dan kepentingannya melakukan analisis Bank komersial keputusan pemberian pinjaman, bunga pinjaman, struktur pinjaman, penilaian pemenuhan ketentuan pinjaman oleh debitur, keputusan restrukturisasi hutang, dll Investor potensial keputusan investasi pada sekuritas hutang, probabilitas default risk, kecukupan yield atas menanggung risiko Pemasok potensial keputusan penjualan kepada perusahaan Auditor going concern Analis credit rating kemungkinan default Pekerja aktual atau potensial keamanan pekerjaan dalam jangka panjang Pelanggan potensial kemampuan dalam menyediakan garansi, penggantian part, pengembangan produk, dan jasa lain. Pesaing implikasi kesulitan keuangan perusahaan terhadap harga atau pangsa pasar perusahaan lain. dll
Pasar untuk kredit—penyedia kredit Bank komersial Institusi keuangan bukan bank Pasar hutang publik Penjual yang menyediakan pendanaan Peranan debt-rating Mempengaruhi yield yang ditawarkan. Perubahan rating berhubungan dengan fluktuasi harga saham. Debt-rating di US antara lain S&P, Moody’s, Fitch Rating, A.M. Best, dan Dun & Bradstreet. Di Indonesia, yang terkenal adalah Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia).
Faktor penentu debt rating Model 1: Debt-rating sebagai fungsi dari atas ukuran perusahaan, status subordinasi, leverage, risiko sistematis, profitabilitas, risiko unsistematis, dan kemampuan dalam membayar bunga (interest coverage) model ini lebih baik dalam menjelaskan variasi bond-rating (63%). Ketika prediksi melenceng dari suatu kategori, maka deviasinya tidak lebih dari satu kategori, 50% prediksi mengenai yield lebih konsisten dengan market yield hutang dibandingkan yield aktual dari debt rating. Perbedaan tersebut dikarenakan penggunaan faktor selain rasio dalam perhitungan peringkat (analisis strategi, analisis akuntansi, dan analisis prospektif) mencakup faktor yang didasari data pasar saham, yang tidak semuanya tersedia untuk beberapa perusahaan. Model 2: Debt-rating dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, status subordinasi, leverage, profitabilitas, risiko atas aliran laba, dan interest coverage Model ini didasari seluruhnya dari data keuangan
FINANCIAL DISTRESS Financial distress merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tahap penurunan dalam kondisi keuangan pe:usahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi . Untuk mengatasi atau meminimalisir terjadinya kebangkrutan di perusahaan, pihak manajemen harus melakukan pengawasan terhadap kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis laporan keuangan (Ramadhani dan Lukviam.an, 2009).
Dampak dari Financial Distress Ketika manajemen perusahaan yang go public mengumumkan bahwa mereka sedang mengalami kondisi financial distress, maka pasar modal akan bereaksi. Jika terjadi financial distress, maka investor dan kreditor akan cenderung berhati-hati dalam melakukan investasi atau memberikan pinjaman pada perusahaan tersebut. Stakeholder akan cenderung bereaksi negatif terhadap kondisi ini. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah financial distress dan mencegah kebangkrutan.
Analisis kredit oleh sektor perbankan Di Indonesia, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui penyaluran kredit, sejak tahun 2006 Bank Indonesia memberi dukungan pelaksanaan fungsi intermediasi perbankan melalui pembentukan Biro Informasi Kredit. Tugas utama Biro Informasi Kredit adalah menghimpun dan menyimpan data penyediaan dana/pembiayaan, dan pada akhirnya mendistribusikannya sebagai informasi kredit yang selanjutnya disebut dengan Informasi Debitur Individual (IDI) Historis. IDI Historis dapat dimanfaatkan oleh lembaga keuangan anggota Biro Informasi Kredit (perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank), serta masyarakat baik perorangan maupun badan usaha. Manfaat IDI adalah 1) mempermudah analisa untuk pemberian kredit/pembiayaan, sehingga dapat memperlancar proses penyediaan dana; dan 2) penerapan manajemen risiko antara lain untuk menghindari kegagalan membayar pinjaman yang telah diberikan dan mencegah penipuan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH