GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN LA ODE ALMUSYABAR TRI DIAN MAISYARAH MAHARUNI NURQADRIASTI DJUDDAWI ASRIANI
PENGERTIAN Peran adalah suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang yang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Sementara untuk posisi tersebut merupakan identifikasi dari status atau tempat seseorang dalam suatu sistim sosial dan merupakan perwujudan aktualisasi diri. Peran juga diartikan sebagai serangkaian perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu dalam berbagai kelompok sosial. Konflik Peran adalah jika seseorang diharuskan untuk secara bersamaan menerima dua peran atau lebih yang tidak konsisten, berlawanan, atau sangat eksklusif, maka dapat terjadi konflik peran. Konflik ini terdiri dari: a) Konflik Interpersonal, terjadi ketika satu orang atau lebih mempunyai harapan yang berlawanan atau tidak cocok secara individu dalam peran tertentu. Misalnya: teman dari seorang wanita dan ibunya mungkin mempunyai perbedaan yang besar tentang bagaimana ia harus merawat anaknya. b) Konflik Antar-Peran, terjadi ketika tekanan atau harapan yang saling berkaitan. Misalnya: seorang pria yang bekerja 10 sampai 12 jam sehari mungkin akan mempunyai masalah jika istrinya mengharapkan dirinya untuk berada di rumah bersama keluarga. c) Konflik Peran Personal, terjadi ketika tuntutan peran melanggar nilai personal individu. Misalnya: seorang perawat yang menghargai penyelamatan hidup mengalami konflik ketika dihadapkan pada merawat klien yang memilih untuk menolak terapi pendukung hidup.
ETIOLOGI Konflik peran interpersonal Individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras. Contoh peran yang tidak adekuat Keragu-raguan peran Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran Konflik antar peran yang sekaligus di perankan
TANDA DAN GEJALA 1. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran 2. Mengingkari atau menghindari peran 3. Kegagalan trnsisi peran 4. Ketegangan peran 5. Kemunduran pola tanggungjawab yang biasa dalam peran 6. Proses berkabung yang tidak berfungsi 7. Kejenuhan pekerjaan
PENCEGAHAN 1. Avoidance (Menghindar) Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi” 2. Mengakomodasi Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3. Kompetisi Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan. 4. Kompromi atau Negosiasi Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. 5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
PENATALAKSANAAN 1. Disiplin Upaya disiplin digunakan untuk menata atau mencegah konflik, perawat pengelola harus mengetahui dan memahami ketentuan peraturan organisasi. Jika ketentuan tersebut belum jelas maka perlu dilakukan klarifikasi. Disiplin merupakan cara untuk mengoreksi atau memperbaiki staf yang tidak diinginkan. 2. Mempertahankan tahap kehidupan Konflik dapat diatasi dengan membantu individu perawat mencapai tujuan sesuai dengan tahapan kehidupannya, yang meliputi : a. Tahap dewasa muda b. Tahap dewasa menengah c. Tahap manusia diatas 55 tahun 3. Komunikasi Komunikasi merupakan seni yang penting untuk mempertahankan lingkungan yang terapeutik. Melalui peningkatan komunikasi yang efektif maka konflik dapat dicegah. 4. Asertif training Perawat yang asertif mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab terhadap pikiran, perasaan, dan tindakannya. Peningkatan kesadaran, training sensitivitas dan training asertif dapat meningkatkan kemampuan pengelola keperawatan dalam mengatasi perilaku konflik.
PENGKAJIAN a. Analisa situasi identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan. Setelah fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlihat dan peran masing-masing. Tentukan jika situasinya bisa berubah. b. Analisa dan mematikan isu yang berkembang jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian dimulai dari masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu. c. Menyusun tujuan Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
INTERVENSI RASIONAL Tujuan: Klien dapat melakukan perannya. Intervensi: 1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dan tujuan dengan singkat dan jelas. 2) Kaji penyebab perubahan peran. 3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes diagnostik. 4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak. 5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima. 6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support. 7) Berikan reinforcement yang positif. Rasional Pembinaan hubungan antara klien dan perawat sangatlah penting untuk awal mula melakukan intervensi agar tercipta komunikasi yang baik, kejujuran klien, dan tercapainya semua prosedur intervensi. Pengkajian penyebab sangatlah penting agar pemberian perawatan tepat sesuai dengan yang dialami oleh klien. Dukungan emosi sangatlah penting selama tes diagnostik karena klien yang sedang mengalami konflik peran sangatlah perlu dukungan emosi seperti memberikan semangat, dll. Penyampaian hal-hal yang positif secara mutlak sangatlah sesuai dalam penyembuhan konflik peran karena melalui itu klien pasti dapat menemukan kembali perannya yang seharusnya. Penggunaan komunikasi nonverbal salah satunya sentuhan tangan sangatlah penting untuk penambah arti terhadap pesan verbal agar mendeteksi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan askep. Keluarga merupakan orang terdekat untuk pemberian support Penguatan positif (positive reinforcement) adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik sehingga respons menjadi meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung.
EVALUASI Melakukan peran yang sesuai