ALZHEIMER Aloysia Martha Dessy Nadia Ermelinda Soares Grace Ludji Leo Jessica Paulina Liliyani Ataupah Rovini Panjaitan
DEFINISI Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan gangguan degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuan untuk merawat diri. (Suddart, & Brunner, 2002)
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan penurunan daya ingat, intelektual, dan kepribadian. Tidak dapat disembuhkan, pengobatan ditujukan untuk menghentikan progresivitas penyakit dan meningkatkan kemandirian penderita. (Dr. Sofi Kumala Dewi, dkk, 2008)
ETIOLOGI Belum ada penyebab yang pasti mengenai penyakit ini, namun terdapat beberapa faktor presdisposisi diantaranya : 1. Faktor genetik 2. Usia 3. Infeksi virus lambat 4. Lingkungan 5. Imunologi 6. Trauma
Berlangsung lama dan bertahap, sehingga pasien dan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Terjadi pada usia 40-90 tahun. Tidak ada kelainana sistemik atau penyakit otak lainnya. Tidak ada gangguan kesadaran. Perburukan progresif fungsi bahasa, keterampilan motorik dan persepsi. Riwayat keluarga Alzheimer, parkinson, diabetes melitus, hipertensi dan kelenjar tiroid.(Dr. Sofi Kumala Dewi, dkk, 2008 ) MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI
Diagnostik test a. Neuropatologi b. Pemeriksaan Neuropsikologik c. CT Scan dan MRI d. Laboratorium darah
PENATALAKSANAAN MEDIS Inhibitor kolinesterase : Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase yang bekerja secara sentral Thiamin: perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama. Nootropik : memperbaiki fungsi kognisi dan proses belajar. Klonidin: Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan kerusakan noradrenergik kortikal. Haloperiodol Acetyl L-Carnitine (ALC) : meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase. memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif
PENGKAJIAN Inspeksi: di dapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot Bantu nafas. Palpasi : Traktil premitus seimbang kanan dan kiri Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru Auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronkhi, pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
PENGKAJIAN SARAF kranial Saraf I. Biasanya pada klien penyakit alzherimer tidak ada kelaianan fungsi penciuman Saraf II. Tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan, yaitu sesuai dengan keadaan usia lanjut biasanya klien dengan alzheimer mengalami keturunan ketajaman penglihatan Saraf III, IV dan VI. Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan pada saraf ini Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada saraf ini. PENGKAJIAN SARAF kranial
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses senilis serta penurunan aliran darah regional Saraf IX dan X. Kesulitan dalam menelan makanan yang berhubungan dengan perubahan status kognitif Saraf XI. Tidak atrofi otot strenokleidomastoideus dan trapezius. Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada vasikulasi dan indera pengecapan normal
DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat, perubahan proses pikir Kurang perawatan diri (makan, minum, berpakaian, Hygine) yang berhubungan dalam perubahan proses berfikir Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan perubahan proses fikir
TERIMAKASIH