Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT. Smart Tbk Menggunakan Elektrokoagulasi secara Batch Di susun oleh : Maulinda Eka Ayu Faradiba (1231410057) Sinta Swastika Suwardi (1231410105)
Latar Belakang Hasil uji air limbah PT.Smart Tbk Limbah unit refinery PT. Smart Tbk dilakukan pengolahan limbah oleh pihak lain. Menurut pihak pabrik Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi PT. Smart Tbk, untuk didaur ulang sebagai proses melalui pengolahan yang tepat. H Hasil uji air limbah PT.Smart Tbkasil uji air limbah PT.Smart Tbk Aditya dan Teddy (2014), telah melakukan penelitian pengolahan limbah cair pada unit refinery menggunakan metode elektrokoagulasi Hasil penelitian menunjukkan TDS dan Turbidity belum memenuhi baku standart mutu untuk air buangan limbah (Peraturan Perundangan Keputusan Gubernur Jatim no.45 Tahun 2002 ) Hasil uji air limbah PT.Smart Tbk Limbah Cair pH TSS TDS Turbidity 5,33 828 mg/L 329 mg/L 213NTU
Aditya dan Teddy (2014), menggunakan variable berubah rapat arus listrik (9 mA/cm2; 13.5 mA/cm2; 18 mA/cm2) jenis elektroda (Al,Fe,Zn dan Cu); waktu proses (50 menit, 60 menit, 70 menit) jarak antar elektroda (1 cm, 2 cm, 3 cm). Data baku mutu dan capaian hasil percobaan sebelumnya Baku Mutu Capaian hasil percobaan sebelumnya Limbah Cair pH TSS TDS Turbidity 7,00 < 50 mg/L < 250 mg/L < 5 NTU Limbah Cair pH TSS TDS Turbidity 7,09 41 mg/L 281 mg/L 19 NTU
Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh arus listrik, perubahan luas plat dan penambahan plat terhadap hasil parameter limbah (TSS, TDS, Turbidity dan pH) PT. Smart Tbk menggunakan proses elektrokoagulasi secara batch
Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Mengetahui pengaruh variabel berubah terhadap hasil parameter limbah (TSS, TDS, Turbidity dan pH) PT. Smart Tbk menggunakan proses elektrokoagulasi secara batch Tujuan Khusus : Mengetahui pengaruh variabel berubah terhadap masing-masing parameter TSS, TDS, Turbidity dan pH secara statistik
Ruang Lingkup Masalah Pengolahan limbah minyak kelapa sawit PT. SMART Tbk. dengan metode elektrokoagulasi skala laboratorium berguna untuk mengolah air limbah yang mempunyai standart baku mutu. Pengolahan air limbah secara elektrokoagulasi adalah menurunkan indikator pencemaran air limbah yaitu : COD, BOD, TSS, TDS, kekeruhan, minyak mineral, pH, amonia bebas, nitrat, sulfida, fenol, sianida. Sedangkan pada proses pengolahan secara elektrokoagulasi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : rapat arus, tegangan, jenis elektroda, jarak elektroda, luas plat, dan waktu.
Batasan Masalah Penelitian ini berdasarkan data-data yang diperoleh dari kondisi pabrik maupun spesifikasi alat-alat yang akan digunakan. Pembatasan masalah tersebut meliputi beberapa kondisi, yaitu Variabel tetap Air limbah PT.Smart Tbk Perbandingan Limbah dan air 1: 2 Jumlah plat 10 plat Ukuran plat elektroda 0,1 mm x 20x15 cm Jenis elektroda Alumunium Variabel berubah Tegangan listrik (14 V, 10 V ,dan 7 V) Waktu proses (30 menit, 45 menit, 60 menit) Jaraka antar elektroda (1,5 cm ; 2,5 cm dan 3,5 cm )
Tinjauan Pustaka Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat Air limbah pabrik kelapa sawit adalah air limbah yang dikeluarkan oleh pabrik kelapa sawit yang umumnya terdiri dari kondensat rebusan, buangan hydrocyclone dansepara- tor sludge. Sekitar 2.9-3.5 m3 air limbah kelapa sawit dihasilkan setiap ton CPO yang dihasilkan. Metode Pengolahan Air 1. Metode Oksidasi 2. Metode Adsorbsi 3. Metode Flokulasi 4. Metode Koagulasi 5. Metode Elektrokoagulasi
Elektrokoagulasi Proses penggumpalan dan pengendapan partikel - partikel halus yang terdapat dalam air dengan menggunakan energy listrik. Katoda 2H+ + 2e ⎯⎯→ H2 2H2O + 2e ⎯⎯→ 2OH- + H2 Anoda Alo + 3H2O ⎯⎯→ Al(OH)3 + 3 H+ + 3e 4 OH-⎯⎯→ 2H2O + O2 + 4e
Analisa Air limbah : Turbidity (kekeruhan) adalah perbandingan antara intensiti cahaya yang dihamburkan dari suatu sampel air dengan intensiti cahaya yang dihamburkan oleh sesuatu larutan keruh standard pada kondisi yang sama Total Suspended Solid (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid Total Dissolved Solid (TDS) adalah ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan
Metodologi Penelitian Bahan Limbah cair PT. Smart Tbk Aquadest Kertas saring Whatman Plat alumunium ukuran 0,1 mm x 20 x 15 cm Alat Oven Kuvet Corong Beaker 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml Erlenmeyer 300 ml Turbidymeter Pipet ukur 10 ml, 25 ml, 100 ml Botol aquadest Desikator Neraca analitik TDS Portable
Gambar Alat Elektrokoagulasi Gambar Alat Elektrokoagulasi Saat Proses
Limbah Kelapa Sawit Sebelum Proses Elektrokoagulasi Limbah Kelapa Sawit Setelah Proses Elektrokoagulasi
Bak Elektrokoagulasi 1:2 Skema Kerja Limbah Air Bak Elektrokoagulasi 1:2 Pengambilan data setiap 30 menit, 45 menit, 60 menit Pasang elektroda jarak 1, 5 cm ; 2,5 cm; 3,5 cm Analisa TSS, TDS, Turbidity Nyalakan alat Atur tegangan 14 V, 10 V, 7 V
Penentuan TSS (Total Suspended Solid) Dinginkan pada desikator 10 menit Kertas Saring timbang Oven suhu 105 C, 60 menit Limbah Timbang Kertas Saring Keringkan suhu 105 C Residu tertahan Kertas Saring Bilas aquades TSS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V Dengan pengertian A = berat kertas saring + residu kering (mg) B = berat kertas saring (mg) V = volume contoh (mL) Hitung TSS
Penentuan TDS (Total Dissolve Solid) celup Baca Angka tertera TDS Portable Sampel Penentuan pH celup Baca Angka tertera pH meter Sampel
Penentuan Turbidity Turbidimeter Nyalakan alat kuvet Tutup kuvet 5 ml sampel Bersihkan kuvet Isi kuvet dengan sampel Buang sampel dalam kuvet Tutup rapat Ulangi pencucian Bersihkan bagian luar Hitung Turbidity
Hasil Analisa TDS berdasarkan waktu (menit) Nilai TDS terhadap waktu proses Elektrokoagulasi Tegangan Jarak Hasil Analisa TDS berdasarkan waktu (menit) 30 45 60 14 V 1,5 cm 218,5 214 200 2,5 cm 219,5 208,5 159,5 3,5 cm 177 161,5 157 10 V 242 215,5 205 247,5 229 217,5 190 179 168,5 7 V 255,5 235,5 214,5 283,5 172,5 171 191 189,5 178
Hasil Analisa TSS berdasarkan waktu (menit) Nilai TSS terhadap waktu proses Elektrokoagulasi Tegangan Jarak Hasil Analisa TSS berdasarkan waktu (menit) 30 45 60 14 V 1,5 cm 5 2,5 cm 3,5 cm 15 10 V 7 V 10 20
Hasil Analisa pH berdasarkan waktu (menit) Nilai pH terhadap waktu proses Elektrokoagulasi Tegangan Jarak Hasil Analisa pH berdasarkan waktu (menit) 30 45 60 14 V 1,5 cm 6,64 7,51 5,5825 2,5 cm 6,8175 7,8075 5,82 3,5 cm 8,33 8,2075 7,0675 10 V 6,935 7,55 8,015 6,6375 7,5775 6,0125 6,3325 6,2 7 V 6,7525 7,085 7,85 6,845 6,555 5,905 6,32 6,0075 6,005
Hasil Analisa Turbidity berdasarkan waktu (menit) Nilai Turbidity terhadap waktu proses Elektrokoagulasi Tegangan Jarak Hasil Analisa Turbidity berdasarkan waktu (menit) 30 45 60 14 V 1,5 cm 0,97 0,655 1,35 2,5 cm 0,735 1,52 0,63 3,5 cm 1,125 1,495 3,885 10 V 1,175 0,76 0,84 0,865 0,875 0,58 0,95 1,01 1,005 7 V 1,135 0,64 1,31 0,915 0,77 1,9 1,955 1,265
terhadap Penurunan TDS Pembahasan Pengaruh Proses Elektrokoagulasi dengan Menggunakan Elektrode Alumunium terhadap Penurunan TDS Pada grafik menunjukkan hasil penurunan TDS dengan menggunakan elektrode alumunium mengalami penurunan 52,28 %. Awalnya limbah memiliki TDS sebesar 329 ppm tetapi setelah mengalami proses elektrokoagulasi, hasil analisa TDS air limbah menjadi 157 ppm. Hasil terbaik ini didapatkan pada jarak 3,5 cm dengan voltase 14 Volt selama 60 menit.
terhadap Penurunan TSS Pengaruh Proses Elektrokoagulasi dengan Menggunakan Elektrode Alumunium terhadap Penurunan TSS Pada grafik menunjukkan hasil penurunan TSS dengan menggunakan elektrode alumunium mengalami penurunan 99,4 %. Awalnya limbah memiliki TSS sebesar 828 ppm tetapi setelah mengalami proses elektrokoagulasi, hasil analisa TSS air limbah menjadi 5 ppm. Hasil terbaik ini didapatkan pada jarak 3,5 cm dengan voltase 14 Volt selama 60 menit.
terhadap Penurunan Turbidity Pengaruh Pengaruh Proses Elektrokoagulasi dengan Menggunakan ElektrodeAlumunium terhadap Penurunan Turbidity Pada gambar 4.3 menunjukkan hasil penurunan Turbidity dengan menggunakan elektrode alumunium mengalami penurunan 99,7 %. Awalnya limbah memiliki TDS sebesar 213 ppm tetapi setelah mengalami proses elektrokoagulasi menggunakan elektrode alumunium, air limbah menjadi 0,58 ppm. Hasil terbaik ini didapatkan pada jarak 2,5 cm dengan voltase 10 Volt selama 60 menit.
Pengaruh Proses Elektrokoagulasi dengan Menggunakan Elektrode Alumunium terhadap Penurunan pH Pada gambar 4.4 menunjukkan hasil kenaikan pH dengan menggunakan elektrode alumunium. Awalnya limbah memiliki pH 5,33 tetapi setelah mengalami proses elektrokoagulasi menggunakan elektrode alumunium, pH air limbah netral menjadi 7,07. Hasil kenaikan terbaik pH netral (pH 7) didapatkan pada jarak 3,5 cm dengan voltase 14 Volt selama 60 menit.
Kesimpulan Waktu yang terbaik dalam proses elektrokoagulasi yaitu selama 60 menit, semakin lama waktu yang digunakan maka terjadinya pembentukan flok semakin banyak. Voltase yang terbaik dalam proses elektrokoagulasi yaitu voltase 14 Volt. Semakin besar voltase yang diberikan, arus listrik yang dikeluarkan semakin banyak yang dapat mempengaruhi perpindahan elektron untuk memperoleh banyaknya koagulan yang terbentuk. Jarak yang terbaik dalam proses elektrokoagulasi yaitu jarak 3,5 cm. Semakin besar jarak antar elektroda yang bereaksi, semakin sedikit biaya yang dikeluarkan. Hasil analisa terbaik: TDS : 157 ppm TSS : 5 ppm Turbidity : 0,58 NTU pH : 7,07 Hasil analisa terbaik didapat pada variabel berubah waktu proses selama 60 menit, voltase 14 Volt dan pada jarak 3,5 antar elektroda. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan TDS sebesar 52,28 %, TSS sebesar 99,4 % , Turbidity sebesar 99,7 % dan pH menjadi netral yaitu 7,07. Variabel waktu, dan jarak yang telah diambil berpengaruh pada analisa TSS, TDS, pH dan Turbidity. Sedangkan variabel tegangan (voltase) tidak mempengaruhi analisa pH.
TERIMA KASIH