AMUKTI SADAT JATI 41613010035 Teknik Industri Mercu Buana PENGOLAHAN SAMPAH PASAR TRADISIONAL MENJADI KOMPOS DENGAN SUPLEMEN LIMBAH CAIR PABRIK SPRITUS (AGUS BAMBANG IRAWAN) AMUKTI SADAT JATI 41613010035 Teknik Industri Mercu Buana
Pendahuluan Secara umum, jumlah sampah perkotaan di Indonesia di dominasi oleh sampah organik. Pasar sebagai tempat perdagangan maka karakteristik sampah yang dihasilkannya didominasi oleh sampah organik, basah dan mudah membusuk serta memiliki volume besar karena sampah utamanya merupakan yang berasal dari sayuran dan buah-buahan. Besarnya timbulan sampah yang dihasilkan tersebut, tentunya diperlukan penanganan dan pengelolaan yang sesuai dengan karakteristiknya agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan pasar maupun sekitarnya. Pengolahan sampah tersebut dapat dilakukan langsung pada tempat yang dirancang khusus, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir(TPA) yang berdekatan dengan pasar. Pengomposan sampah bisa dilakukan secara alami maupun rekayasa teknologi pengomposan.
metode Proses pengomposan sampah pasar dilakukan dengan memanfaatkan limbah spiritus dan metode anaerob composting. Percobaan pembuatan kompos dilakukan dengan menyiapkan 30 kg sampah organik pasar, 6 kg kotoran ayam, 1 L larutan EM-4 dan 10 L limbah spiritus. Sampah pasar dibagi menjadi 6 bagian, yang masing-masing terdiri atas 5 kg sampah pasar dan 1 kg kotoran ayam. Biostarter yang digunakan divariasi konsentrasinya antara larutan EM-4 dengan limbah spiritus. Persentase perbandingan larutan EM-4 dengan limbah spiritus adalah 0%, 20%, 40%, 60%, 80%. Sampah pasar yang sudah dipotong-potong tersebut dicampur dengan kotoran ayam dan limbah spiritus serta larutan EM-4 kemudian ditutup dengan plastik. Setiap 2 hari sekali dilakukan pembalikan, penyiraman dan pengukuran temperatur kompos. Kompos yang dihasilkan diuji kandungan unsur hara N, P, K, bahan organik, C-Organik dan rasio C/N.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelebihan sampah di sekitar Pasar Pakem (Dusun Pakem Tegal) mempunyai persepsi dan pendapat berbeda, mereka mengetahui dampak negatif dan positif sampah. Penduduk Dusun Pakem Tegal sangat antusias terhadap program pengelolaan sampa, ini diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan menjaga fasilitas kebersihan pasar dan berpartisipasi dalam pengelolaan sampah menjadi kompos. Pemerintah Kecamatan Pakem cenderung acuh tak acuh terhadap sampah pasar, pemerintah Kecamatan lebih memprioritaskan dalam pengelolaan sampah permukiman penduduk. Pemerintah Kecamatan bersama-sama dengan Pemkab Sleman membantu terbentuknya kelompok masyarakat pengelola sampah mandiri. Pemkab Sleman pada tahun anggaran 2008 – 2009 memberikan bantuan sebesar Rp 16.000.000,- untuk pengelolaan sampah di Dusun Pakem Tegal, dan pemerintah kecamatan pengelolaan per sampah Pasar Pakem seolah-olah hanya menjadi tanggung-jawab kantor pengelola pasar. Program pengelolaan sampah secara terpadu belum bisa dilaksanakan. Pengelolaan sampah Pasar Pakem yang dilakukan hanya sebatas menjaga kebersihan pasar dan memindahkan sampah dari TPS pasar ke TPA Piyungan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jumlah sampah yang dihasilkan oleh Kabupaten Sleman cukup banyak dan selalu bertambah setiap tahunnya, dengan Sampah pasar menduduki urutan kedua setelah sampah domestik. Sampah yang dihasilkan pasar tradisional mayoritas sampah organik dengan kandungan air yang tinggi. Pengetahuan pedagang, masyarakat dan pemerintah Kecamatan Pakem terhadap sampah cukup tinggi, namun kesadaran mengolah sampah menjadi kompos dan daur ulang sampah baru dilakukan oleh penduduk/masyarakat Dusun Pakem Tegal. Pengelolaan sampah pasar tradisional hanya sekedar memindahkan sampah dari TPS ke TPA Piyungan.
Lanjutan Saran Sampah pasar ini bisa dikelola dengan cara dikomposkan dan memanfaatkan limbah cair Pabrik Spiritus Madukismo. Limbah spiritus ini mengandung kadar asam, bahan organik dan unsur hara nitrogen tinggi serta tidak mengandung unsur-unsur logam berat yang membahayakan. Jadi aman untuk digunakan.
Daftar pustaka Badan Standardisasi Nasional. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Jakarta, 2004. Bapedalda. Informasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogyakarta, 2005. Budihardjo, M.A. “Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Pengelolaan Sampah di TPA dengan Mengunakan Aktivator EM4 (Effective Microorganism).” Jurnal Presipitasi 1, 1 (2006): 25-30. Hutagaol, M.P. “Membuat Pengelolaan Sampah Padat Rumah Tangga Perkotaan Berbasis Komunitas Layak secara Finansial Melalui Dukungan Kebijakan Publik: Suatu Studi Kasus dari Kota Bogor.” Jurnal Manusia dan Lingkungan 16, 3 (2009): 123-132. Rahardyan, B., dan Prayoga, A.K. “Analytical Hierarchy Process Resistensi Penerimaan Rahayu, A.B. Pengaruh Pemanfaatan Air Lindi Susanti, L.P, dan Widiadi, J.B. “Studi Pemanfaatan Suwardi. “Teknologi Pengomposan Bahan Organik Yenie, E. “Kelembaban Bahan dan Suhu Kompos Fasilitas Pengolahan Sampah.” Jurnal Teknik Lingkungan 14, 1 (2008): 49-59. Terhadap Proses Pengomposan dan Kualitas Kompos dari Sampah Organik. Program Pasca Sarjana UGM, 2002. Sampah Sebagai Media Tanam Jamur Merang.” Jurnal Purifikasi 7, 2 (2004): 55-60. Sebagai Pilar Pertanian Organik.” Simposium Nasional ISSAAS: Pertanian Organik. Bogor, 2004. Sebagai Parameter Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan Pada Unit PengomposanRumbai.” Jurnal Sains dan Teknologi 7, 2 (2008): 58-61.