Selama Perkuliahan Berlangsung,

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

Pengantar Bisnis dan Manajemen
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007
Oleh : Dr. Y. Harri Jalil, MM Neneng Barina, Sp.
Merumuskan Visi dan Misi
PERENCANAAN JADWAL KERJA, PENYUSUNAN PROGRAM & PENGORGANISASIAN KEGIATAN By Retno Arianingrum.
STANDAR 2.
VISI-MISI- TUJUAN-SASARAN SEKOLAH
IDENTIFIKASI VISI, MISI, TUJUAN ORGANISASI
PERENCANAAN STRATEGIK Strategic Planning
KRITERIA PENILAIAN AIPT << STANDAR 2 >>
Langkah-langkah Strategis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENUNJANG FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN Di Susun Oleh: Hadi Prana Abadi Tulus Suratno Lizza.
ROAD MAP Kelompok IV Hardiman Maupe Ramlah Moh Guntur Nirwan Syahrul.
VISI, MISI, DAN STRATEGI PELAYANAN PRIMA
TUJUAN PERUSAHAAN Dian kurniawan, SE., MSI.
PERENCANAAN (planning)
Merumuskan : Visi, Misi dan Tujuan
KRITERIA PENILAIAN AIPT << STANDAR 2 >>
BAB IV PERENCANAAN.
MANAJEMEN STRATEGIK.
PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
Rencana Organisasi - 1.
AIPT Standar 2. Tata Pamong, KEPEMIMPINAN, SISTEM Pengelolaan, DAN Penjaminan Mutu (BY DR. ISLAHUZZAMAN, SE., MSI., AK., CA) HP
SESI 04: PROSES PERENCANAAN
MANAJEMEN STRATEGIK.
EVALUASI DAN SUPERVISI VISI DAN MISI SEKOLAH
PERENCANAAN.
PERENCANAAN STRATEGIS
Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 Penyusunan KTSP BIMBINGAN TEKNIS
MANAJEMEN STRATEGIS.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
BAB I PENDAHULUAN.
Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan
PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD
NAMA. : Deny Ismanto, S. E. MATA KULIAH. : Metodologi Penelitian,
BAB 6 PERENCANAAN 1. PERENCANAAN 2. PROSES PERENCANAAN 3. PERENCANAAN SITUASIONAL 4. PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN 5. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH.
PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Sesi 3 Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah yang Diharapkan
Mengelola Perusahaan Bisnis
MANAJEMEN STRATEGIK PENDAHULUAN © TemplatesWise.com.
BUDAYA SEKOLAH.
Merumuskan Visi dan Misi
Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kode etik guru 07 Selama Perkuliahan Berlangsung,
STRATEGI KEBIJAKAN.
Hakikat dan manfaat manajemen strategik
Pengantar kuliah Manajemen lembaga pendidikan islam (MLPI)
Merumuskan Visi dan Misi
Peran guru 08 Selama Perkuliahan Berlangsung,
Selama Perkuliahan Berlangsung,
PERENCANAAN JADWAL KERJA, PENYUSUNAN PROGRAM & PENGORGANISASIAN KEGIATAN By Maiza Fikri, ST, M.M.
Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD
Ali Rohmad – 2015 M - Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Perumusan Visi dan Visi Bisnis
PERENCANAAN STRATEGIK Strategic Planning
PENYUSUNAN EVALUASI DIRI, RENSTRA, DAN RENOP
MANAJEMEN STRATEGIK PENDAHULUAN © TemplatesWise.com.
PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD
PERENCANAAN (Planning)
Visi, Misi dan Tujuan. ”Seseorang tidak akan bisa memimpin individu-individu tanpa bisa membangun kejelasan masa depan bagi mereka. Sebab pemimpin adalah.
MANAJEMEN STRATEGIK TM 02.
Soraya Lestari, SE, M. Si Pengantar Manajemen
Akreditasi institusi.
Akreditasi Institusi.
Transcript presentasi:

Selama Perkuliahan Berlangsung, setiap alat telekomunikasi semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif (amanat kode etik mahasiswa) 06 mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam : MANAJEMEN PERUMUSAN VISI, MISI, TUJUAN, RENCANA STRATEGIK PADA MADRASAH DAN SEKOLAH اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم Ali Rohmad – 2014 M Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

1. Istilah visi, misi, tujuan, rencana strategik. MANAJEMEN PERUMUSAN VISI, MISI, TUJUAN, RENCANA STRATEGIK PADA MADRASAH DAN SEKOLAH Arah bahasan : 1. Istilah visi, misi, tujuan, rencana strategik. 2. Posisi visi, misi, tujuan, renstra madr-sek. 3. Urgensi visi, misi, tujuan, renstra madr-sek. 4. Perumusan visi, misi, tujuan, renstra madr-sek. 5. Efektivitas visi, misi, tujuan madr-sek.

Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satpendas : A. Perencanaan program B. Pelaksanaan rencana kerja C. Pengawasan dan evaluasi D. Kepemimpinan sekolah/madrasah E. Sistem informasi manajemen F. Penilaian khusus Visi sekolah/madrasah Misi sekolah/madrasah Tujuan sekolah/madrasah Rencana kerja sekolah/madr Permendiknas 19-2007 SNP - lampiran

input proses output MBS SN-SI UU 20-2003 Mad-Sek bertaqwa beradab . Mad-Sek bertaqwa MBS Manstra beradab SN-SI merdeka input proses output cerdas Resep : 1. Vision 2. Skills 3. Incentives 4. Resources 5. Action plan kerja sama + Kamad-Kasek yang kompeten Bersaing + “Resep” dari Rhenald Kasali, Re-Code Your Change DNA, 3rd ed, PT Gramedia, Jakarta, 2007, h. 17-21.

Substansi Manajemen Pendidikan Substansi Proses 17 fungsi manajemen : planning, organizing, actuating, controlling, staffing, directing, assembling, resources, commanding, coordinating, creating, motivating, communicating, reporting, budgeting, leading, evaluating Amanat Masyarakat kepada mad – sek (fungsi reseptif:direktif) Substansi Tugas Akademik, personalia, kesiswaan, keuangan, sarpras, kehumasan, dll visi-misi-tujuan-renstra mad-sek Substansi Produk Layanan administratif, kognitif, afektif, psiko- motorik, emosional, spriritual Vide, Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, h. 45.

الله سبحانه وتعالى ٲيات القوليّة ٲيات الكونيّة القران – الحديث Bangunan Kebudayaan/Peradaban Islamiy ala NKRI Pertanggung-jawaban Profesi Iptek Politik Ekonomi Sosial Pendidikan Kesenian dst fungsi direktif mns sbg خليفةالله DINAMIK Ide - Prilaku - Benda Manusia-Masyarakat-Bangsa Kebudayaan Cipta - Rasa – Karsa – Karya Pancasila dlm pembukaan UUD-RI 1945 Iman sbg imam – qalbu, ‘aqlu, nafsu sbg makmum Ber : ‘aqidah – ‘ibadah – akhlaq mulia ٲيات القوليّة ٲيات الكونيّة fungsi reseptif mns sbg عبدالله حي على الصلاة حي على الفلاح WAHYU القران – الحديث ALAM الغائب - الشهادة Asas الله سبحانه وتعالى

Kepemimpinan kamad-kasek Pemimpin = pemimpi masa depan peserta didik budaya organisasi fungsi reseptif mns sbg عبدالله Pedoman tujuan sasaran operasional Kepemimpinan kamad-kasek yang kompeten terapkan MBS - Manstra misi visi (Renstra-RKT) Analisis SWOT cs core beliefs core values Kode etik fungsi direktif mns sbg خليفةالله evaluasi (umpan balik) Vide, Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 121.

Langkah Bersistem Perumusan Strategi ANALISIS LINGKUNGAN Langkah Bersistem Perumusan Strategi MAKRO ANALISIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN PENENTUAN PENDIDIKAN Visi, Misi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan tujuan (goal) organisasi ANALISIS INTERN ANALISIS ANALISIS EKSTERN PORTOFOLIO (kompetensi inti & kelemahan KORPORAT (peluang & ancaman PERUMUSAN PELUANG DAN MASALAH UTAMA IDENTIFIKASI DAN EVALUASI ALTERNATIF STRATEGI PERUMUSAN STRATEGI Vide, Boriz Yavits, “Sistem Perumusan Strategi”, ppt, School Of Busiiness, Columbia University, h. 13.

The Theory of Business (Peter Drucker) Keyakinan dasar membang- kitkan semangat tinggi thd. usaha perwujudan visi Langkah Penetapan MISI Core Beliefs Akses terhadap Lingkungan Visi Mission Statement Core Competency Core Values Harus jujur dg. realitas lingkn. Harus sesuai dg. paradigma &/ tren yg berkembang Tata nilai memberikan makna thd.pekerjaan sbg pengabdian kpd Tuhan Yang Maha Esa Harus sesuai dg paradigma yang berkem- bang Ability to: See beyond our present reality. Create what does not exist yet. Become what we not yet are. Menjawab pertanyaan: What needs do we meet? Who is our customer? What business are we in? Menjawab pertanyaan: The chosen track What do we do best in that business? Boriz Yavits, “Sistem Perumusan Strategi”, ppt, School Of Busiiness, Columbia University, h. 18.

Mengelola pendidikan harus serius dan tidak boleh main-main karena ia terkait langsung dengan nasib bangsa kedepan. Mengelola pendidikan tidak boleh dengan prinsip pokoknya tetapi bagaimana idealnya dan seharusnya. Mohammad Karim, “VISI BESAR DAN INVESTASI MAHAL PENDIDIKAN”, http://www.uin-malang.ac.id/ - diakses Kamis 22-03-2012

Bila para pengelola lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan pendidikan apa adanya, berjalan tanpa peta, mereka dapat diibaratkan orang masuk hutan belantara tanpa route dan kompas h. 119-120. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010.

... sekolah hanyalah salah satu dari subsistem pendidikan karena lembaga pendidikan itu sesungguhnya identik dengan jaringan-jaringan kemasyarakatan h. 1. Fungsi-fungsi sekolah itu diwadahi melalui proses pendidikan dan pembelajaran sebagai inti bisnisnya h. 1. Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Fungsi penyadaran atau disebut juga fungsi konservatif bermakna bahwa sekolah bertanggung jawab untuk mempertahankankan nilai-nilai budaya masyarakat dan membentuk kesejatian diri sebagai manusia h. 2. Pendidikan sebagai instrumen penyadaran bermakna bahwa sekolah berfungsi membangun kesadaran untuk tetap berada pada tataran sopan santun, beradab, dan bermoral di mana hak itu menjadi tugas semua orang h. 2. Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Fungsi reproduksi atau disebut juga fungsi progresif merujuk pada eksistensi sekolah sebagai pembaru atau pengubah kondisi masyarakat kekinian ke sosok yang lebih manju h. 3 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, 3rd ed, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Kecakapan kepala sekolah merumuskan visi, misi, dan tujuan akan mampu meningkatkan keberhasilan sekolah. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 127.

يٲيّها الذين ٲمنوا اتّقوا الله ولتنظر نفس مّا قدّمت لغد و اتّقوا الله ٳنّ الله خبير بما تعملون (سورة الحشر : ۱٨) Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT Bumi Restu, Jakarta, 1978, h. 919.

Visi Visi : orientasi dan sasaran masa depan h. 116. Visi : suatu pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu yang kita ciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, suatu keadaan yang akan kita wujudkan yang belum pernah kita alami sebelumnya h. 120. Pimpinan visioner : pimpinan yang memiliki kemampuan untuk berpikir melampaui realitas sekarang, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada, kemampuan untuk mencapai suatu kondisi yang belum pernah dialami sebelumnya h. 120. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010.

Core belifs (filosofi) : keyakinan tentang kebenaran visi dan kebenaran jalan yang dipilih untuk mewujudkan visi h. 120. Core values : nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh lembaga dalam perjalanan mewujudkan visi h. 120. Core values memberikan batasan dalam pemilihan cara-cara yang ditempuh dalam perjalanan mewujudkan visi. Core values membentuk perilaku yang diharapkan dari civitas organisasi dalam mewujudkan visinya h. 121. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010.

Visi bukanlah sekedar slogan berupa kata-kata tanpa makna bahkan bukan sekedar sebuah gambaran kongkrit yang diberikan oleh pimpinan sekolah, melainkan sebuah rumusan yang dapat memberikan klarifikasi dan artikulasi seperangkat nilai (Hopkins, 1996). Menurut Block (1987), visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan dan merupakan sebuah ekspresi optimisme dalam organisasi. Bennis and Nanus (1985) mengartikan visi sebagai pandangan masa depan yang realistis, kredibel, dan menarik, yang didalamnya tergambarkan cara-cara yang lebih baik dari cara yang sudah ada sebelumnya. “Konsep Visi Sekolah”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/24/konsep-visi-sekolah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Visi merupakan “potret” atau “gambaran” yang ingin dicapai organisasi pada masa mendatang. Gambaran itu bersifat ideal. Ia laksana sebuah impian. Ia menjadi kompas bagi sekolah. Ia menjadi inspirasi yang menggerakkan seluruh roda organisasi. “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu... . Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang (Akdon, 2009:94-95). Bagi sekolah Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang. Dalam menentukan visi tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Perumusan visi yang tepat harus dapat memberikan inspirasi dan memotivasi bagi seluruh warga sekolah dan masyarakat untuk bekerja dengan penuh semangat dan antusias. Menurut Blum dan Butler (1989) visi sangat identik dengan perbaikan sekolah. Pemimpin sekolah dituntut untuk dapat mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengkomunikasikan nilai-nilai utama yang terkandung dalam visi sekolah kepada seluruh warga sekolah, agar dapat diyakini bersama dan diwujudkan dalam segala aktivitas keseharian di sekolah sehingga pada gilirannya dapat membentuk sebuah budaya sekolah. “Konsep Visi Sekolah”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/24/konsep-visi-sekolah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Beare et.al. (1993) menawarkan pedoman dalam pembentukan visi : 1. Visi seorang pemimpin sekolah mencakup gambaran tentang masa depan sekolah yang diinginkan. 2. Visi akan membentuk pandangan pemimpin sekolah tentang apa yang menyebabkan keutamaan atau keunggulan sekolah. 3. Visi seorang pemimpin sekolah juga mencakup gambaran masa depan sekolah yang diinginkan di mata sekolah lain dan masyarakat secara umum. 4. Visi seorang pemimpin juga mencakup gambaran proses perubahan yang diinginkan berdasarkan masa depan terbaik yang hendak dicapai. 5. Masing-masing aspek visi pendidikan dalam sekolah merefleksikan asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang berbeda-beda tentang (a) watak dan sifat manusia; (b) tujuan pendidikan dalam sekolah; (c) peran pemerintah, keluarga, masyarakat terhadap pendidikan dalam sekolah; (d) pendekatan-pendekatan dalam pengajaran dan pembelajaran; dan (e) pendekatan-pendekatan terhadap manajemen perubahan. “Konsep Visi Sekolah”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/24/konsep-visi-sekolah/ - diakses Rabu 15-02-2012

1. Visi harus dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi. Yang harus diperhatikan dalam merumuskan sebuah visi menurut Bryson (2001:213) : 1. Visi harus dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi. 2. Visi harus desebarkan di kalangan anggota organisasi (stakeholder). 3. Visi harus digunakan untuk menyebarluaskan keputusan dan tindakan organisasi. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan. Menurut Akdon (2009:96), terdapat beberapa kriteria dalam merumuskan visi : 1. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan. 2. Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja yang baik. 3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan. 4. Menjembatani masa kini dan masa mendatang. 5. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik. 6. Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

6. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah. Rumusan visi sekolah harus memberikan isyarat : 1. Visi sekolah berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama. 2. Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. 3. Visi sekolah harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai. 4. Visi sekolah harus mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat dan komitmen bagi stakeholder. 5. Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah ke arah yang lebih baik. 6. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Kotter, J. (1996), cara mengetahui efektivitas suatu visi : 1. Visi harus bersifat imaginable, harus mampu memberikan gambaran atau potret atas masa depan yang akan diraih. 2. Visi harus bersifat desirable dan inspirable, harus merangsang dan memberikan daya tarik (untuk mencapainya) kepada setiap pemangku kepentingan organisasi. 3. Visi harus bersifat feasible, meski merupakan sebuah impian tetapi bersifat realistik, dan memberikan peluang mencapainya. 4. Visi harus mempunyai focused yang jelas, memberikan panduan yang cukup jelas dalam pengambilan keputusan dalam organisasi. 5. Visi harus bersifat flexible, sbg kompas bagi organisasi, ia tidak boleh menjadi spesifik, sehingga tidak memungkinkan terakomodasinya peran individual dan tidak mampu menjembatani perubahan kondisi masyarakat sekelilingnya. 6. Visi harus bersifat communicable, redaksi visi itu cukup sederhana, tidak terlalu panjang, dan mudah diingat, sehingga mudah dikomunikasikan dan dijelaskan kepada segenap pemangku kepentingan lembaga. “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

5. Menentukan arah kebijakan dan karakteristik organisasi. Menurut Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95) visi itu merupakan sarana untuk : 1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok. 2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait). 3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan. 4. Menjadi acuan mempersatukan semua pihak dalam sebuah organisasi (sekolah). 5. Menentukan arah kebijakan dan karakteristik organisasi. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

والذين جاهدوا فينا لنهدينّهم سبلنا وٳنّ الله لمع المحسنين والذين جاهدوا فينا لنهدينّهم سبلنا وٳنّ الله لمع المحسنين (سورة العنكبوت : ٦٩) Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT Bumi Restu, Jakarta, 1978, h. 638.

Misi Misi : jalan pilihan (the chosen track) lembaga pendidikan bagi peserta didik/masyarakatnya h. 120. Perumusan misi adalah suatu usaha untuk menyusun peta perjalanan. Kemampuan pengelola lembaga pendidikan untuk membuat peta yang secara akurat menggambar-kan dunia yang dimasuki, memberikan kesempatan bagi lembaga tersebut untuk mengelola aktivitas pendidikan yang memenuhi kebutuhan dan keinginan lingkungannya, sehingga kelangsungan hidup dan perkembangan lembaga tersebut terjamin h. 120. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010.

Berbeda dengan visi, misi sekolah merupakan pilihan cara yang tepat sehingga mampu mengantar sekolah mencapai atau mendekati “potret” dan “impian” yang dicita-citakan tersebut. “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang (Akdon, 2009: 97). Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan. Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Pernyataan misi harus : 1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan. 2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. 3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti organisasi (Akdon, 2009:98). “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Kriteria dalam pembuatan misi : 1. Penjelasan tentang bisnis/produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat. 2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani. 3. Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang meyakinkan masyarakat. 4. Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga manfaat dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia (Akdon, 2009:99). “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi sekolah : 1. Pernyataan misi sekolah harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh sekolah. 2. Rumusan misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi. 3. Misi sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada masyarakat (siswa). 4. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Kotter, J. (1996), cara mengetahui efektivitas suatu misi : 1.apa yang akan dilakukan oleh organisasi ?; 2.bagaimana mengukur keberhasilan yang akan dicapai oleh organisasi ?; 3.apa yang akan dilakukan untuk menjamin keberhasilan yang diinginkan oleh organisasi ?. “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Misi dirumuskan berdasarkan 5 pertanyaan : 1. Bagaimana asumsi terhadap lingkungan yang akan dilayani lembaga pendidikan ?. 2. Kebutuhan apa yang akan kita penuhi ?. 3. Siapa peserta didik/masyarakat yang ingin digarap ?. 4. Jenis, jenjang dan model lembaga pendidikan bagaimana yang kita kelola ?. 5. Apa yang terbaik kita lakukan dalam mengeloa lembaga pendidikan tersebut ?. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010, h. 123.

Visi-misi itu, perlu dijabarkan secara jeli, tajam dan konkrit dalam berbagai bentuk kegiatan sekolah. Ia mendasari segala bentuk kegiatan yang dilakukan dan dijalankan oleh sekolah tersebut. Starratt (1995), menggambarkan sekolah sebagai sebuah institusi dengan lapisan bawangnya (onion with several layers). “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Lapisan institusi sekolah/madrasah : 1. Terdalam : kepercayaan (faith), nilai-nilai (values), filosofi dasar, asumsi-asumsi (assumptions) yang lazim dirumuskan oleh the founding fathers/mothers institusi. 2. Visi dan misi institusi. 3. Maksud (purpose) dan Tujuan (goal). 4. Kebijakan (policies). 5. Program kegiatan (programs). 6. Organisasional. 7. Terluar : operasional (operation). “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Lapisan terdalam adalah inti sekolah yang terdiri dari kepercayaan (faith), nilai-nilai (values), filosofi dasar, asumsi-asumsi (assumptions) yang lazim dirumuskan oleh the founding fathers/mothers sekolah. Bagaimana mereka memandang kehidupan, manusia, pemahaman tentang moralitas, religiusitas, dan kehidupan sosial masyarakat, serta alam semesta. Lapisan ini sangat abstrak dan biasanya tidak sedimikian eksplisit dalam mengukurnya. Secara bersinambungan, lapisan terdalam mewarnai lapisan-lapisan berikutnya. Lapisan visi, misi, tujuan institusioal adalah yang menggerakkan dan menghidupkan organisasi; keberadaannya relatif tetap dan tidak mudah berubah atau luntur oleh waktu dan perubahan jaman. Inilah yang sesungguhnya merupakan karakter dan budaya dari sekolah sebagai sebuah organisasi. “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

Tujuan Tujuan (goals) merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapaidi masa mendatang (Akdon, 2006:143). “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator. Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi sekolah. Perumusan tujuan akan strategi/perlakuan, arah kebijakan dan program suatu sekolah. Oleh karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

4. Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang. Kriteria tujuan : 1. Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilai-nilai organisasi. 2. Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi, program dan sub program organisasi. 3. Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan, atau dalam hal isu strategik hasil yang diinginkan. 4. Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang. 5. Tujuan menggambarkan hasil program. 6. Tujuan menggambarkan arahan yang jelas dari organisasi. 7. Tujuan harus menantang, namun realistik dan dapat dicapai. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan sekolah : 1. Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel (dapat diukur). 2. Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan harus selaras dengan visi dan misi. 3. Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan dan kapan diselesaikannya. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Efektivitas tujuan diukur pakai SMART : sejauhmana (S)-Spesific dan strategic-nya tujuan itu; sifatnya (M)-easurable atau tidak; (A)-Attainable atau tidak, sekedar asumsi tidak berdasar atau berdasar data masa lalu yang dimiliki; (R)-Result oriented atau hanya melihat proses tanpa target yang jelas; dan bagaimana soal (T)-Time bound atau batas waktu yang jelas untuk mencapai hal tersebut. “Sekolah Tanpa Visi, Sekolah Tanpa Arah”, http://umum.kompasiana.com/2009/03/23/sekolah-tanpa-visi-sekolah-tanpa-arah/ - diakses Rabu 15-02-2012

2. Manajemen operasional : pendidik + tenaga kependidikan. Manajemen mad-sek : 1. Manajemen strategik/partisipatif : kamad-kasek (Renstra – RKT); hindari manajemen tradisional feodalistik. 2. Manajemen operasional : pendidik + tenaga kependidikan. Strategi : sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities dengan tujuan untuk memenangkan kompetisi jangka panjang h. 137. Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, 4th ed, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 129-130.

Manajemen strategik (Ansoff 1990) : a systematic approach to major and increasingly important responsibility of general management: to position and relate the firm to its surprises. Manajemen strategik (Blocer dan Lin 1999) : the development of a sustainable competitive posisition in wich the firm’s competitive provides continued success. Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, 4th ed, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 128-129.

Kamad-Kasek dan stakeholders analisis SWOT: 1. Menyusun perencanaan memposisikan diri sesuai kemampuan dan potensi yang dimiliki demi maksimalisasi efektifitas pengerahan segala sumber-daya untuk mencapai tujuan sekolah. 2. Merespon isu-isu strategis, seperti KTSP, pembelajaran kontekstual, dll untuk peningkatan mutu pendidikan/ pembelajaran. 3. Menekankan prinsip obyektifitas, ilmiah, sistematis, keputusan bersama dalam mengakomodasi kebutuhan publik ke arah perealisasian mad-sek yang kompetitif lagi menguntungkan. Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, 4th ed, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 129.

2 fase besar dalam manstra (Sharplin, 1985) : 1. Fase “strategy formulation” : tahapan penetapan visi-misi organisasi, assesment lingkungan internal-eksternal, menetapkan arah dan sasaran, menentukan strategi. 2. Fse “strategy implementation” : menggerakkan strategi, melakukan evaluasi strategik, dan kontrol strategik. Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, 4th ed, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 131.

Unsur strategik dalam menstra (Melcher, 1988) : 1. Scope : batasan di mana sebuah organisasi bergerak; menetapkan produk yang akan dihasilkan, pelanggan yang harus dilayani, lokasi tempat beroperasi, keseluruahan faktor kompetitif. 2. Specification : standar untuk mengukur posisi strategis organisasi saat ini. 3. Deployment : penyiapan alokasi dana, fasilitas, peralatan, sdm. Vide, Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, 4th ed, Alfabeta, Bandung, 2010, h. 131.

Program Kerja Program merupakan implementasi dari visi, misi dan tujuan. Program yang dimaksudkan adalah program operasional. Program operasional didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan yang dihimpun dalam satu kelompok yang sama secara sendiri-sndiri atau bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran (Akdon, 2006:135). Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu, dilaksanakan oleh satu instansi pemerintah atau lebih ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat atau yang merupakan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Perumusan program kerja sekolah berdasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Karakteristik program : 1. Program kerja operasional didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan yang telah ditetapkan. 2. Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi. 3. Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan satu rencana. 4. Program operasional merupakan penjabaran riil tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan. 5. Program operasional dapat bersifat jangka panjang dan menengah, atau bersifat tahunan. 6. Program kerja operasional tidak terlepas dari kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Yang perlu diperhatikan dalam merumuskan program kerja sekolah : 1. Program kerja sekolah merupakan implemantasi dari tujuan dan strategi sekolah, jadi dalam merumuskannya harus seirama dengan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan. 2. Dalam merumuskan program sekolah harus ditentukan siapa yang akan menjadi penanggungjawab masing-masing program kerja sekolah dan kapan langkah tersebut selesai. 3. Peran visi, misi, tujuan dan program dalam menyusun perencanaan strategis sekolah. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut (Amrullah, 2010:4). Perencanaan strategis merupakan panduan bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan dalam tingkat satuan pendidikan masing-masing. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Langkah-langkah perencanaan strategis : 1. Perumusan visi, misi dan nilai-nilai. 2. Telaah lingkungan strategik, yang terdiri dari analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal. 3. Analisis strategik dan kunci keberhasilan. 4. Rencana Strategis yang terdiri dari merumuskan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, kegiata suatu organisasi. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

. “Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah”, http://heruizzuddin.blogspot.com/ - diakses Rabu 15-02-2012

Dalam proses pengembangan program madrasah-sekolah, manajer harus menghubungkan program-program dg seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan h.41. E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

Prinsip penyusunan program kerja pd madr-sek : 1. Tujuan harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yg dikembangkan utk mencapai tujuan. 2. Program itu harus sederhana dan fleksibel. 3. Program-program yg disusun dan dikembangkan harus sesuai dg tujuan yg telah ditetapka. 4. Program yg dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya. 5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program h.41-42. E. Mulyasa, MBS, 3rd ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

Urgensi Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja dan hasil kerja yang optimal serta berdampak pada nilai-nilai yang agung, maka seseorang perlu memiliki visi, misi, tujuan, sasaran, operasional yang dilandasi keyakinan dan etika kerja yang tinggi serta mengelolanya didukung dengan kepemimpinan, manajemen dan administrasi yang baik h. 117-118. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, 4th ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2010.