Penambakan Udang di Lampung Timur By : Penambakan Udang di Lampung Timur Desi Damayanti (1517011039) Ida Frisca Royani Sitanggang (1517011101) Fitri Nuraini (1517011041) Mahyal Fadhilah (1517011079) Nadya Syarifatul Fajriyah (1517011117) Siti Lutfia Anas (1517011139) Tri Fatmasari (1517011113) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

Hutan bakau (mangrove) merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat di perbaharui dan menyimpan banyak sekali manfaat yang sangat menguntungkan bagi manusia. Hutan ini juga dapat di gunakan sebagai penahan abrasi dari air laut, namun sangat disayangkan, hutan bakau ini merupakan ekosistem yang sangat mudah di rusak.

Di dekade 1970-an, Pantai Timur Lampung ditutupi hutan bakau Hutan bakau saat ini sangat terancam keberadannya karena banyak kelalaian manusia yang merusak hutan-hutan bakau yang ada di pinggir pantai, seperti halnya yang terjadi pada Pantai Timur Lampung. Di dekade 1970-an, Pantai Timur Lampung ditutupi hutan bakau Tambak udang mulai menjangkiti industri perikanan dunia Hutan-hutan bakau yang ada di pinggir pantai di tebangi Udang di tambak membutuhkan makanan dari hutan bakau Produksi udang yang pada awalnya berlimpah kini menjadi sedikit Gejala kerusakan lingkungan, seperti abrasi kecil, terjadi Petambak meninggalkan tambaknya begitu saja Produksi udang tidak bisa dijadikan lagi sebagai mata pencaharian utama

Kondisi-kondisi ilmiah yang memengaruhi KONDISI BIOLOGI Kondisi biologi yang mempengaruhi penurunan produksi udang adalah sedikitnya pohon bakau yang merupakan sumber makanan bagi biota-biota di sekitarnya. Bakau juga berperan sebagai daerah asuhan, daerah mencari makan, juga merupakan produsen primer dimana pada bakau tersebut tersedia banyak makanan bagi biota-biota yang ada disekitarnya.

KONDISI FISIKA Kondisi fisika yang menyebabkan penurunan produksi udang para petambak udang di Pantai Timur Lampung adalah terjadinya abrasi pada pantai dikarenakan tidak ada yang menahan gelombang laut pada pinggiran pantai dan terjadilah longsor. Longsor tersebut menimpah tambak-tambak udang milik para petambak sehingga banyak menyebabkan udang-udang mati dan produksi udang tersebut menjadi menurun. Bila hutan bakau tersebut sangat sedikit, maka tidak ada yang menahan gelombang-gelombang besar yang mengarah pada pinggiran pantai, sehingga gelombang besar itu dapat membuat kerusakan pada tambak-tambak udang. Dan kerusakan tersebut menyebabkan udang-udang yang ada pada tambak udang tersebut keluar dari tambak, sehingga hasil panen yang akan dihasilkan menjadi sangat sedikit. Kemudian satu faktor kondisi fisik lagi yang menyebabkan produksi kimia ini menjadi berkurang adalah suhu pada air media pemeliharaan udang. Suhu pada air media umumnya sangat berperan dalam keterkaitan dengan nafsu makan dan proses metabolisme udang.

KONDISI KIMIA Sedangkan kondisi kimia yang meyebabkan penurunan produksi udang setelah tambak berproduksi lebih dari 10 tahun adalah pada pohon mangrove membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mangrove kaya akan nutrien organik dan nutrien anorganik yang dapat membatu pertumbuhan udang-udang. Jadi jika pohon pohon mangrove tersebut di tebangi dan hanya sedikit yang ada, maka faktor-faktor di atas tidak akan bekerja secara maksimal sehingga pertumbuhan dan kehidupan udang-udang tersebut menjadi terganggu dan dapat menyebabkan gagal panen pada tambak-tambak udang tersebut. Hasilnya, produksi udang akan menurun , dan hal kimia lainnya yang menyebabkan produksi udang-udang tersebut menurun adalah dikarenakan pembuangan sampah secara sembarangan di laut dan pembuangan bahan bakar secara sembarangan, pembuangan bahan bahan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada ekosistem laut dan membuat udang udang pada tambak yang dimiliki oleh para petambak tersebut menjadi keracunan dan mati.

Beberapa argumen untuk pencegahan Perlu di adakannya pendidikan bahkan undang-undang yang jelas demi menjaga kelestarian mangrove dan kesejahtraan masyarakat Cara yang paling efektif , mudah , murah , dan cepat untuk mengembalikan kondisi keseburan tambak seperti semula adalah dengan menanam tumbuhan pengganti mangrove yang bersifat sementara untuk penahan ombak dan angit laut serta penggunaan pupuk TON (tambak oraganik nusantara) Penduduk sekitar mau bahu membahu membantu pemerintah untuk memperbaiki daerahnya sendiri Sebagai mahasiswa, untuk pencegahan, jangan merusak alam yang kalian kunjungi. Seperti misalnya, membuang sampah di tepi pantai, membuat api unggun dengan menebang pohon disekitaran pinggir pantai, dll.

Terima Kasih