Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan Yulia Khairina Ashar, SKM, MKM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Kontrak Perkuliahan 1. 2. 3. 4. 5 Menjunjung tinggi nilai kejujuran Mentaati peraturan akademik dan norma kehidupan kampus 3. Kehadiran peserta dalam perkuliahan DIHARAPKAN 100% 4. Daftar hadir hanya diedarkan selama perkuliahan berlangsung, tidak diperkenankan mengisi daftar hadir setelah kuliah berakhir 5 Mahasiswa yang diketahui ditandatangani ataupun menandatangani absen peserta lain dianggap indisipliner dan tidak diperkenankan mengikuti ujian
Kontrak Perkuliahan 6. Bagi mahasiswa yang terlambat >15 menit tidak diperkenankan masuk kelas dan pengajar yang terlambat >15 menit tanpa pemberitahuan, kuliah dapat ditiadakan dan akan dicari waktu penggantinya 7. Selama perkuliahan, handphone, MP3 dan sejenis tidak boleh diaktifkan 8. Nilai akhir bersifat final 9. Tidak diperbolehkan makan di kelas selama perkuliahan berlangsung 10. Menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan kelas
Tata Cara Penilaian Evaluasi : Evaluasi Tengah Semester : Objective Test Evaluasi Akhir Semester : Objective Test Tugas Terstruktur : Dikerjakan secara perseorangan Berupa tugas latihan soal dan tugas paper dengan topik yang relevan Tugas dikumpulkan dalam bentuk hardcopy Mahasiswa yang diketahui menitip tugas atau mengerjakan tugas mahasiswa lain dianggap indisipliner dan tidak diperkenanan mengikuti ujian
Tata Cara Penilaian d. Bobot Penilaian UTS : 35% UAS : 35% Tugas Terstruktur : 20% Lain-lain : 10% e. Kriteria Penilaian Ujian Remedial diberikan bagi mahasiswa yang mempunyai nilai D dan E (maks nilai perbaikan C) sesuai jadwal. Ketidakhadiran mahasiswa dalam ujian remedial pada jadwal yang ditentukan menghilangkan hak mahasiswa untuk mendapat perbaikan nilai Tidak ada kebijakan penghapusan nilai mata kuliah dalam transkrip kecuali sesuai dengan peraturan akademik.
Materi Sebelum UTS Sesi 1 Pengertian dan konsep ekologi kesehatan lingkungan Sesi 2 Riwayat dan konsep terjadinya penyakit serta peranan lingkungan di dalamnya Sesi 3 Konsep hubungan manusia dengan lingkungan Sesi 4 Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia
Sesi 5 Parameter Standar dan Kriteria Kesehatan Lingkungan Sesi 6 Prinsip-Prinsip Pengendalian Lingkungan Sesi 7 Upaya monitoring dan rekayasa kesehatan lingkungan Sesi 8 UTS
Materi Setelah UTS Sesi 9 Higiene dan Sanitasi Sesi 10 Aspek kesehatan dan penyediaan air bersih Sesi 11 Pengelolaan limbah cair dan Padat Sesi 12 Pencemaran udara
Sesi 13 Pengendalian Vektor Sesi 14 Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman Sesi 15 Sanitasi Tempat-Tempat Umum Sesi 16 UAS
Dasar Kesehatan Lingkungan Ilmu Kesehatan Lingkungan Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan
Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan UMUM Koreksi/perbaikan terhadap segala bahaya Usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu dalam menghadapi bencana/wabah penyakit menular KHUSUS PAB yang cukup Makanan dan minuman dalam skala besar Pencemaran udara Limbah cair dan padat Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit Perumahan & bangunan yang layak huni Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesling
Masalah Kesehatan Lingkungan Urbanisasi penduduk Tempat pembuangan sampah Penyediaan sarana air bersih Pencemaran udara Pembuangan limbah industri dan rumah tangga Bencana alam/pengungsian Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
Paradigma kesehatan lingkungan Konsep dasar paradigma kesehatan lingkungan bahwa terjadinya derajat status kesehatan karena interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan. environment agent host Interaksi agen dan lingkungan Interaksi agen dan pejamu Interaksi pejamu dan lingkungan
Triad epidemiologik Tiga komponen Faktor Agen (agent) Faktor Pejamu (host) yang rentan/peka Faktor Lingkungan (environment)
Segitiga epidemiologik atau triad Agen Pejamu Agen Lingkungan Pejamu Lingkungan
Agen Faktor yang harus ada pada sebab penyakit Dapat berupa: Elemen, substansi atau kekuatan/force Benda mati atau hidup dan Jika kontak dengan orang/host yang rentan Pada lingkungan yang sesuai Akan meninbulkan rangsangan/stimulasi suatu proses penyakit
Klasifikasi Agen 5 Kelompok: Agen biologik Agen kimia Agen nutrisi Agen mekanik Agen fisik
Agen Biologik Protozoa Metazoa Bakteria Virus Jamur Riketsia Prion
Agen biologik Protozoa Mikroorganisme uniselular Contoh: Plasmodium vivax malaria Trypanosoma trypanosomiasis Amoeba amoebiasis Toxoplasma gondii toksoplasmosis
Agen biologik Metazoa Mikroorganisme parasitik multiseluler Contoh: Trichuris trichuria trikhinosis Ascaris lumbricoides askariasis Schistosoma spp sistosomiasis
Agen biologik Bakteria Mikroorganisme uniselular Contoh: Mycobacterium tuberculosis TBC (Tuberkulosis) Salmonella spp salmonellosis Clostridium tetani tetanus Corynaebacterium diphteriae difteri Vibrio chlolerae kolera Spirochaeta spp sifilis
Agen biologik Virus Mikroorganisme yang sangat kecil Dalam hidupnya memerlukan sel hidup Contoh: Virus penyebab penyakit: Influenza Rabies SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) HIV/AIDS Hepatitis Polio Campak, cacar, herpes
Agen biologik Jamur (fungi) Tanaman tidak berklorofil Contoh: Penyebab penyakit Epidermofitosis Moniliasis (kandidosis mulut) Histoplasmosis koksidiomikosis
Agen biologik Rickettsia Bakteri yang sangat kecil Contoh Penyebab penyakit Rocky Mountain spotted fever Q-fever (Rickettsia prowazeki)
Agen biologik Prion Semacam virus CJS (Creufeldt Jacob Syndrome)
Karakter agen biologik Inheren Viabilitas (resistensi) Infektivitas Patogenitas Virulensi Antigenisitas
Karakter agen biologik Inheren Morfologi Fisiologi Reproduksi Toksin Nutrisi dll
Karakter agen biologik Viabilitas (resistensi) Kemampuan hidup di alam bebas Aerob hidup memerlukan oksigen Anaerob hidup tidak memerlukan oksigen. Oksigen merupakan racun
Karakter agen biologik Infektivitas Kemampuan menginfeksi pejamu (tinggal dan memperbanyak diri pada host) Proporsi orang terpajan yang menjadi terinfeksi
Karakter agen biologik Patogenisitas Kemampuan menimbulkan reaksi pada pejamu (menimbulkan penyakit). Subklinis dan klinis Proporsi orang yang terinfeksi berkembang menjadi penyakit klinis
Karakter agen biologik Virulensi Derajat berat ringannya reaksi (keparahan) yang ditimbulkan oleh agen biologik Proporsi orang dengan penyakit klinis menjadi sakit yang berat atau mati Contoh: Virus Hepatitis A (patogenisitas rendah dan virulensi yang rendah) Campak (patogenisitas tinggi, tetapi virulensi rendah) Rabies (patogenisitas tinggi, virulensi tinggi)
Karakter agen biologik Antigenisitas Kemampuan menimbulkan atau menstimulasi mekanisme pertahanan pejamu (antibodi)
Agen kimia Pestisida Food-additives Obat-obatan Zat yang diproduksi oleh tubuh manusia L-triptofan sindrom eosinofilia-mialgia Ureum uremia Benda-benda keton asidosis
Agen kimia Asbes Logam berat Minuman keras Bahan-bahan kosmetik Merkuri Kadmium Timbal Uranium Minuman keras Bahan-bahan kosmetik Obat-obatan, alergen
Agen nutrisi Karbohidrat: berlebihan obesitas Lemak: berlebihan hiperlipidemia Protein: kekurangan protein energi malnutrisi Vitamin: Defisiensi vitamin A rabun senja Defisiensi vitamin C skorbut
Agen nutrisi Mineral Cu Zn Mg Fe Air
Agen mekanik Friksi yang kronik Pemakaian sepatu yang sempit verucca vulgaris (kutil) Kompresi atau daya mekanik menekan atau memutar Menimbulkan carpal tunnel syndrom
Agen fisika Radiasi Suhu udara Kelembaban Intensitas suara Dapat menyebabkan kanker kulit Suhu udara Dingin: menimbulkan frost bite Panas: menimbulkan dehidrasi, heat stroke Kelembaban Rendah: hiperhidrosis Intensitas suara Bising, frekuensi tinggi: Gangguan pendengaran Vibrasi
Agen fisik Panas Terang cahaya Objek menimbulkan luka bakar Gangguan daya lihat mata Objek Air, makanan, tanah, udara
Faktor pejamu (host) Organisme manusia atau hewan yang merupakan faktor tempat (berlabuh penyakit)
Faktor pejamu Faktor intrinsik yang mempengaruhi keterpajanan individual, kerentanan dan respon terhadap agen penyebab (kausatif)
Faktor pejamu Faktor intrinsik pada manusia Umur Ras Jenis kelamin Status sosio-ekonomik jenis pekerjaan Contoh: Sifilis pada laki > wanita Campak lebih sering pada anak TBC pada ras kulit hitam lebih dominan dari kulit putih
Faktor intrinsik pada manusia Status perkawinan Status kesehatan /kebugaran kekebalan host Riwayat penyakit terdahulu Sifat-sifat genetik
Faktor intrinsik pada manusia Perilaku Merokok Penyalahgunaan obat Gaya hidup (lifestyle) Aktivitas seksual Penggunaan kontrasepsi Kebiasaan makan
Faktor intrinsik pada manusia Status nutrisi Status imunologik Status keterpajanan (level of exposure) Struktur anatomik
Faktor intrinsik pada manusia Karakteristik psikologik Kepribadian Tipe A : terburu-buru Tipe B : lamban, pasif Adanya penyakit atau medikasi Golongan darah Sistem ABO Rhesus positif, rhesus negatif Dll
Faktor intrinsik pada manusia Status imunologik berdasarkan cara didapat Imunitas alamiah (tanpa intervensi) Imunitas didapat (dengan intervensi) Herd immunity (Imunitas Kelompok)
Faktor lingkungan Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi agen dan peluang untuk terpajan Faktor luar/kondisi ekternal yang menyebabkan atau memungkinkan transmisi penyakit Pada konsep ekologi Penyakit terjadi karena ketidakseimbangan antara organisme dengan alam sekitar/lingkungannya
Faktor Lingkungan Lingkungan fisik Lingkungan biologis Lingkungan sosio-ekonomik
Lingkungan fisik Kondisi cuaca, musim, udara Kondisi geologi Faktor kelembaban Kondisi geologi Struktur dan lapisan geologik, sifat fisis tanah Kondisi geografi Faktor ketinggian
Lingkungan biologis Semua mahluk hidup Hewan Tumbuhan Manusia Dapat bertindak sebagai agen, sumber atau vektor
Lingkungan sosio-ekonomik Kepadatan penduduk Kehidupan sosial Olahraga Fasilitas rekreasi Fasilitas umum Fasilitas sosial lainnya
Lingkungan sosio-ekonomik Stratifikasi sosial Tingkat pendidikan Latar belakang etnis Macam pekerjaan Nilai-nilai sosial yang berlaku Aturan-aturan agama Besar–kecilnya keluarga dll
Lingkungan sosio-ekonomik Kemiskinan Ketersediaan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan Ada atau tidaknya sistem asuransi Tingginya pengangguran Tidak tersedianya pekerjaan bagi orang yang cacat fisik
Lingkungan sosio-ekonomik Perang Kemiskinan Perpindahan penduduk Bencana alam Banjir Letusan gunung berapi Gempa/tanah longsor
Lingkungan sosio-ekonomik Bencana karena ulah manusia Bencana nuklir di Chernobyl (Russia) Letusan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima (Jepang) Kasus Dll
Interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan Interaksi agen dan lingkungan (periode prepathogenesis) Contoh: Ketahanan bakteri terhadap sinar matahari Stabilitas vitamin di lemari pendingin Interaksi agen dan pejamu Timbulnya gejala dan tanda penyakit Interaksi pejamu dan lingkungan Ketersediaan fasilitas kesehatan Kebiasaan penyiapan makanan Keadaan ruangan (panas, dingin)
Interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan Ketiga komponen (agen, pejamu dan lingkungan) saling mempengaruhi dan menginisiasi timbulnya proses penyakit
Penyakit Terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor agen, pejamu dan lingkungan
Keadaan tidak berpenyakit Agen Pejamu Agen Lingkungan Pejamu Lingkungan
Keadaan berpenyakit P A P A L L P A = Agen P = Pejamu L = Lingkungan P
Keadaan berpenyakit P A Jumlah agen bertambah banyak timbul penyakit
Keadaan berpenyakit A Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat daya tahan berkurang timbul penyakit P L
Keadaan berpenyakit P Jumlah agen bertambah banyak, karena perubahan lingkungan A L
Keadaan berpenyakit A Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat karena perubahan lingkungan P L
Simpulan Faktor agen, pejamu, dan lingkungan saling berkaitan dalam berbagai cara yang kompleks untuk dapat menyebabkan penyakit pada manusia Keseimbangan dan interaksi ketiganya berbeda untuk penyakit yang berbeda pula
Simpulan Bila kita mencari hubungan kausal, kita harus melihat tiga komponen itu dan menganalisis interaksinya untuk Mendapatkan pencegahan yang praktis dan efisien Ukuran-ukuran pengendalian
DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Leavell, H.R., Clark, E., and Gurney. 1965. Preventive Medicine for the Doctor in His Community. 3rd ed. Blackiston Division, Mc Graw-Hill Book Company, Inc. New York. 2. Benenson, A.S. (ed). 1990. Control of Communicable Diseases in Man. 11th ed. An official Report of the American Public Health Association, New York, N.Y. 3. U.S. Department of Health and Human Services. Agent, host, environment in Principles of Epidemiology. Manual 1. Atlanta, Georgia. 4. Alan Dever, G.E. 1984. Epidemiology in Health Services Management. 1st ed. Aspen Publisher, Gaithersburg, Maryland. Page RM, Cole GE, Timmreck TC. 1995. Basic Epidemiological Methods and Biostatisticss. A practical Guidebook. Jones and Barlett Publisher. Boston. London
TUGAS Kunjungi puskesmas terdekat Cari tahu tentang program kesehatan lingkungan yang ada di puskesmas. Cari tahu tentang 10 penyakit terbanyak di puskesmas tersebut. Amati keadaan lingkungan di sekitar wilayah kerja puskesmas. Analisa hasil pengamatan dengan hasil observasi lapangan.
Dikumpulkan perkelompok dalam bentuk Laporan Lengkapi dengan foto-foto hasil observasi lapangan (berikan keterangan pada setiap foto yang anda lampirkan) Times new roman 12 A4