FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG BIOLOGI CENDAWAN Disusun oleh: TEAM 5 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2014
KINGDOM PROTOCTISTA (PROTOZOA) Pengertian KINGDOM PROTOCTISTA adalah kelompok protictista yang memiliki ciri hampir mirip dengan cendawan namun disisi lain bergerak seperti protozoa (amuboid) dikenal dengan istilah Cendawan Lendir.
Ciri-ciri umum protista Rerproduksi seksual (miksospora) Ragam miksospora aseksual (zoospora) Ragam zoospora Memiliki alat gerak berupa sepasang whiplas/ tinsel
Ragam miksospora
Ragam zoospora
Ciri-ciri umum protista Umum bergerak seperti amuba (amuboid) Mendapat nutrisi dengan absorbsi Organisme sederhana Tidak memiliki dinding sel Sel somatik berbentuk plasmodium Terdiri atas 2 filum Plasmodiophoromycota Myxomycota
Flum Plasmodiophoromicota (Kapang lendir parasit) Merupakan parasit obligat yang umum ditemukan pada sel tanaman Mengakibatkan hipertrofi dan hiperplasia Kadang-kadang juga menyerang alga sering disebut juga sebagai aquatik fungi. Seperti Spongospora subterranea, Polymyxa betae, P. graminis Parasit pada nematoda : Haptoglossa, Pembesaran abnormal sel-sel inang Perbanyakan abnormal sel-sel inang
Parasit pada nematoda : Haptoglossa
Ciri Plasmodiophoromicota Memiliki 2 flagel whiplas yang ukurannya tidak sama pada bagian anterior Zoospora dengan flagel whiplas whiplash
Ciri Plasmodiophoromicota Terdiri atas 1 ordo Plasmodiophorales dan 1 family Plasmodiophoraceae, dengan 35 speies yang baru diketahui Fase soma plasmodium tumbuh dalam sel inang, berbeda dari plasmodium pada miksomiset, karena tidak bergerak dan makan secara fagosit. Plasmodium mempunyai banyak inti Terdapat dua macam plasmodium Plasmodium primer (sporongial): membentuk zoosporangium berdinding tipis berisi zoospora Plasmodium sekunder (sporogenik): membentuk spora istirahat berdinding tebal, tahan terhadap kekeringan
Plasmodiophora brassicae Kingdom: Protozoa Phylum: Plasmodiophoromycota Dinding sel: pada sel somatik tidak ada, sedangkan dinding spora berupa kitin Flagellae: 2 licin (whiplas), anterior Reproduksi aseksual/ vegetatif: zoospores Reproduksi seksual: Spora istirahat (resting spores ) Unicellular, multinucleate plasmodia
ARTI EONOMI Palasmodiophora brassicae Penyebab penyakit akar gada (clubroot disease) pada kubis dan sejenisnya baik yang telah dibudidayakan maupun yang masih liar Gejala: akar membengkak, daun layu, kuning, dan akhirnya menjadi kering akibat pengangkutan air terganggu
Siklus hidup Plasmodiophora brassicae
1 2 3 5 4
Sel yang terinfeksi Plasmodiophora brassicae
ARTI EKONOMI Spongospora subterranea penyebab penyakit powder scab (penyakit kudis) pada tanaman kentang
Filum Miksomicota (cendawan lendir sejati) Ciri-ciri Fase somatik berupa plasmodium: Multinukleat, dapat bergerak dan aliran protoplasmanya bolak-balik Membentuk sklerotium : struktur yang resisten Fase reproduktif berupa sporangium yang berisi spora yang disebarkan oleh angin dan air, atau artropoda yang hidup pada sporangium dan memakannya Sporangium mempunyai dinding disebut peridium, dengan sporofor yang indah
Ciri-ciri Filum Miksomicota (cendawan lendir sejati) berkembang biak dengan spora Hidup dengan cara menguraikan organisme. Aktif seperti Amoeba yang akan berkembang menjadi fase multiseluler dan akan menghasilkan spora. Sel renang, mempunyai 1-4 flagellum anterior, whiplash Hidup di tempat-tempat yang lembab. Dibagi dalam dua filum yaitu: Myxomycota (jamur lendir) Oomycota (jamur air).
Hidup Umum hidup ditempat yang lembab: pada kayu yang membusuk, daun mati dan benda organik lainnya Contoh Foligo septica pada timbunan gergaji yang lembab, kayu yang membusuk Foligo septica
Filum Miksomicota (cendawan lendir sejati) Plasmodium dan sporofor spesies tertentu terdapat di padang rumput (Physarum cinereum) Tidak mempunyai arti ekonomi yang penting. Walaupun demikian, Memberikan sumbangan dalam siklus hara di alam (dekomposisi bahan organik) Penting dalam jaringan makanan (food web), karena terdapat spesies sebagai makanan serangga
Physarum cinereum
Spora Spora terdapat dalam sporangium (dengan berbagai tipe) yang terselubung oleh peridium. Oleh karena itu cendawannya disebut miksomiset endoporus. Bentuk:bulat (globose), permukaannya seperti jaring, halus, berduri Warna massa spora: kuning, pink, ungu, coklat, hitam Spora yang berkecambah membentuk: Miksamuba
Plasmodium Dibatasi oleh selaput plasma yang tipis Tidak mempunyai bentuk tertentu Merayap di atas permukaan seperti amuba Warnanya hialin, hitam, kuning, jingga, merah
Perkembangan sorokarp
Ada 3 macam plasmodium 1.) Protoplasmodium : paling primitif (sederhana) Agak homogen, tidak membentuk struktur seperti urat, berukuran kecil Gerak arusnya lambat dan tidak beraturan Dari satu plasmodium hanya membentuk satu sporangium Contoh Echinostelium
Echinostelium minutum
Afanoplasmodium Awalnya berbentuk seperti proplasmodium, kemudian memanjang dan bercabang-cabang menjadi suatu jaringan seperti benang halus dan tembus cahaya (transparan), prtoplasma homogen Gerak arusnya cepat dan hilir mudik berirama Contoh STEMONITIS LIGNICOLA
Plasmodium Faneroplasmodium Awalnya berbentuk seperti protoplasmodium, tetapi dengan cepat menjadi besar dan padat Proplasmanya sangat granular dan plasmodiumnya mudah dilihat dengan mata biasa Urat-uratnya kenyal Gerak arusnya hilir mudik berirama, dan sangat menarik Contoh Pusarum
Faneroplasmodium
Sklerotium Dalam keadaan normal, plasmodium membentuk sporofor Dalam keadaan tertentu (kering), plasmodium berubah menjadi massa mengeras, bentuknya tidak beraturan disebut Sklerotium, dorman dalam waktu yang lama. Apabila kondisi menguntungkan untuk pertumbuhannya, maka tumbuh kembali menjadi palsmodium
sklerotium
Terdapat 4 tipe sporofor Sporangium: bertangkai atau tidak bertangkai (sesil) Pada spesies tertentu terdapat hipotalus: bagian dasar sporangium yang tipis. Sporangium adalah organ tempat dihasilkannya spora tak berkelamin dengan cara pembelahan. Atau juga sporangium disebut juga sebagai kotak spora Sporangium memiliki struktur miksospora, peridium, kapitilium, kolumela, sporangiofor, dan hipotelus. Contoh Stemonitis:
Stalked sporangia of Physarum viride.
Sporofor Aetalium: Sporofor berbentuk bantalan, agak keras, berasal dari seluruh plasmodium, yang terdiferensiasi secara sempurna menjadi sporangium Contoh Fuligo, Fuligo septica
Species: Fuligo septica Fuligo plasmodium - Plasmodial Stage Species: Fuligo septica Spores: Purplish-brown smooth to minutely spiny 6-9 µm in diameter.
Aethalia of Lycogala epidendrum
Sporofor Pseudoaetallium sporangiumnya saling rapat satu sama lain, sehingga tampak seperti sporofor tunggal. Tiap sporangium dapat dibedakan, tetapi sama sekali tidak menjadi satu (bergabung). Tubifera ferruginosa adalah terang karang-merah muda dan pada tahap ini adalah diantara yang paling menarik dari jamur lendir. Ketika mereka dewasa, namun, mereka berpaling menjemukan tanah liat coklat dan kehilangan glamor mereka Contoh: Tubifera ferriginosa
Plasmodiokarp: Morfologinya mirip dengan plasmodium Plasmodiokarp: Morfologinya mirip dengan plasmodium. Pada pembentukan plasmodiokarp, protoplasmanya berkumpul di beberapa urat utama plasmodium dan berkembang menjadi sporofor yang tetap mempertahankan bentuk venasi plasmodium pada waktu pembentukan sporofor.plasmodiocarp adalah bentuk khusus dari tubuh buah jamur lendir. Hal ini dihasilkan jika plasmodium berkonsentrasi selama hal membuahkan dan tarik kembali ke venetion dari plasmodium, dari mana tubuh buah dibuat. Tubuh buah jejak proses venetion tersebut, dimana struktur bawah permukaan yang menjadi jelas untai berbentuk, bercabang, bersih atau berbentuk cincin. Produksi plasmodiocarps dapat generik, atau dapat juga disebabkan oleh perkembangan gila dari sporocarps atau Aethalia Contoh Hemitrichia
TERIMA KASIH