Mata kuliah pengembang kepribadian Bahasa Indonesia Mata kuliah pengembang kepribadian By ; Muhammad Riyanton
Language is Arbitrer Why?
Pengantar Interaksi Sosial Kontak Sosial Komunikasi Bahasa Makhluk Sosial Interaksi Sosial Kontak Sosial Komunikasi Bahasa Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama. Manusia harus mengadakan interaksi sosial untuk dapat hidup dengan sesamanya, karena interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Syarat terjadinya Interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial. Kontak sosial merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial. seorang individu atau kelompok yang menyadari keberadaan individu atau kelompok yang lain dan menghendaki terciptanya kontak sosial harus mengadakan komunikasi. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki alat komunikasi yang disebut bahasa. Jadi hakikat bahasa dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang diperlukan dalam komunikasi antarmanusia sebagai makhluk sosial.
Pengertian Bahasa Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer (mana suka) yang dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi / mengidentifikasi diri. (Kridalaksana,1993). Keraf (1997:17) Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat, yang berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Hakikat Bahasa Bahasa sebagai sarana interaksi sosial Bahasa adalah ujaran Setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Next
Bahasa meliputi tiga bidang yaitu : Bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap yaitu getaran yang bersifat fisik yang merangsang alat pendengaran kita. Arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi itu. konteks
MATERI 2 RAGAM BAHASA oleh M.RIYANTON, S.S.,M.Pd.
Ragam Bahasa Tujuan pembelajaran ini adalah agar pemakai bhs dpt memahami berbagai variasi bhs Indonesia berdasarkan pemakai, dan pemakaian bahasa. Ragam bahasa dapat dikenali menurut pemakai dan pemakaian bahasa. Menurut pemakai bahasa, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi (1) ragam daerah, (2) ragam pendidikan, dan (3) ragam sikap pemakai bahasa.
Dari segi pemakaian bahasa, ragam bhs dibedakan menjadi (1) ragam bhs berdas pokok persoalan, (2) ragam menurut sarananya, (3) ragam yang mengalami gangguan percampuran, dan (4) ragam berdasarkan situasi pemakaian. Ragam Bahasa Menurut Pemakai Bahasa. Ragam Daerah/Dialek mBogor, mBandung, mBali, mBanyumas pendidi’an, tanja’an, kenai’an, tungga’an, gera’an thethapi, ithu, pathung, canthik séméntara, tétapi, séwénang-wénang, pérgi, lébar
Ragam Sikap Pemakai Bahasa Ragam Pendidikan Pada ujaran orang yang tidak berpendidikan formal, bunyi f p pakultas, pilem, pakir, pirasat Ragam Sikap Pemakai Bahasa Ragam bahasa menurut sikap pemakai bahasa dapat disebut langgam atau gaya. Sikap itu dipengaruhi antara lain oleh usia dan kedudukan lawan bicara, pokok persoalan yang disampaikan, dan tujuan penyampaian informasi.
Ragam Bahasa Menurut Pemakaian Bahasa Ragam Bahasa Berdasarkan Pokok Persoalan Bahasa yang digunakan dalam lingkungan religi berbeda pula dari bahasa yang digunakan di lingkungan olah raga, dunia niaga, jurnalistik, dan militer. Imam Wasit Presiden
Tidak baku Baku 2. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana/Media Ragam ini dibedakan ke dalam dua macam, yaitu: (1) ragam bahasa lisan, dan (2) ragam bahasa tulis. Contoh pelafalan: Tidak baku Baku azas asas merjer merger mines minus ples plus
Perbedaan Ragam Lisan dan Tulisan Ragam Tulisan 1. Ada lawan bicara yang mendengarkan. 2. Unsur-unsur fungsi gramatikal (Subjek, Predikat, objek) tidak selalu dinyatakan dengan kata-kata tetapi dengan gerak dan mimik. 3. Terikat pada situasi, kondisi ruang dan waktu. 4. Diksi tidak cermat 5. Makna dipengaruhi oleh tinggi-rendah, panjang-pendek nada suara/intonasi. 1. Tidak memerlukan lawan bicara. 2. Fungsi-fungsi gramatikal (Subjek, Predikat, objek) harus dinyatakan secara eksplisit. 3. Tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu. 4. Diksi harus cermat 5. Makna ditentukan terutama oleh pemakaian tanda baca dan ejaan.
Keunggulan dan Kelemahan Berkomunikasi secara Lisan dan Tulis Cara Berkomunikasi Keunggulan Kelemahan Komunikasi lisan Contoh produk: Berbicara Berpidato Berdiskusi Mempresentasikan sesuatu 1. Berlangsung cepat 2. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu 3. Kesalahan langsung dapat dikoreksi 4. Dapat dibantu dengan gerak tubuh & mimik 1.Tidak selalu punya bukti autentik 2. Dasar hukumnya lemah 3. Sulit disajikan secara bersih 4. Mudah di-manipulasi
Cara Berkomunikasi Keunggulan Kelemahan Komunikasi tertulis Contoh produk: Menulis surat Menulis laporan Menulis artikel Menulis makalah 1. Mempunyai bukti autentik 2. Dasar hukum kuat 3. Dapat disajikan Lebih matang dan bersih 4. Lebih sulit dimanipulasi 1. Berlangsung lambat 2. Selalu memakai alat bantu 3. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi 4. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik
Contoh Perbedaan Ragam Lisan dan Tulisan Ragam Lisan (tidak baku) Ragam Tulisan (baku) 1. Kosakata Agnes bilang kita harus belajar. Agnes mengatakan bahwa kita harus belajar. 2. Secara Bentuk Kata Nia sedang baca surat kabar. Nia sedang membaca surat kabar. 3. Struktur Kalimat Mereka tinggal di Lampung. Mereka bertempat tinggal di Lampung.
3. Ragam bhs yang mengalami gangguan percampuran Lafal Indonesia yang kejawa-jawaan atau kesunda-sundaan masih dapat diterima orang daripada lafal Indonesia yang keinggris- inggrisan. 4. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaian Penggunaan bahasa ini terkait dengan situasi, yaitu situasi resmi dan situasi tidak resmi. Contoh ragam bahasa berikut ini.
Sesampainya di sekolah, gue celingukan, menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sumber kemarahan senior. Tampangnya pada sangar gitu loh. Bentakannya makin keras, dan sebelum gue paham penuh, muka seorang senior sudah persis di depan gue. Gue pikir, ini orang-orang ngapain sih, kok pada repot amat ngomelin gue. Lalu, gue disuruh pake sepatu dalam hitungan sepuluh dan lari berkeliling lapangan. Selama lari saya masih nggak ngeh dengan keanehan para senior. Believe it or not, baru besoknya saya nyadar kalau lagi dikerjain sama senior. Taunya mereka sengaja jam kumpulnya dimajuin agar ada alasan untuk ngerjain yuniornya. Eh ngapain lu disitu! Emangnya ada something yang lu kerjain? Setelah gue amatin, tenyata dia lagi perhatiin seorang cowok yang pungky banget, dandanannya keren dan modenya lagi ngetrend. Pantasan dari tadi dia betah banget nongkrong di situ.
Contoh penggunaan ragam bhs lisan. Ia pergi ke kampus akan pinjam buku untuk belajar. Dalam perjalanan ia berhenti sebentar beli permen di sebuah warung. Ia sandarkan sepedanya di tepi jalan dan masuk ke warung tersebut. Di dekat pintu masuk, ia lihat-lihat stiker dari berbagai fakultas, kemudian dia ambil salah satu stiker lalu dibayar. Di warung tersebut ia ketemu dengan Ardi yang kemarin jualan kaos di GOR Satria. Ardi yang pakai kaos merah dan pakai sadal jepit mengajak duduk untuk ngobrol sebentar. Ia kemukakan niatnya dan janji akan membantu jualkan kaos kepada teman-teman di kampus dengan komisi lima prosen. Dari luar ia dengar Dedy ketawa terkekeh-kekeh karena lihat sebuah karikatur yang lucu tentang seorang caleg yang sedang rebutan kursi, dan kursi itu akhirnya rusak, keduanya guling ke sisi meja sidang.
Dalam situasi resmi/formal, penggunaan bahasa juga harus formal. Kata yang seharusnya berimbuhan harus digunakan secara lengkap unsur imbuhannya. Kata-kata yang tidak baku (ketemu, ngobrol, ketawa) dihindari, diganti dengan bentuk kata yang baku.
Standardisasi Bahasa Standardisasi bahasa dilakukan terhadap ejaan, ucapan atau lafal, istilah, perbendaharaan kata, dan tata bahasa. Melihat perkemb bhs yang sejalan dng perkemb budaya manusia, maka perlu dibuat aturan baku untuk mengatur perkemb bhs agar tidak terjadi kesimpangsiuran di dlm pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Apa yang dijadikan alat ukur bahasa yang baik, dan apa alat ukur bahasa yang benar? Bhs Indonesia yang baik adalah bhs Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi, kondisi, dan maksud pembicaraan. Kriteria yang dipakai untuk pemakaian bahasa yang benar adalah kaidah tata bahasa yang baku. Kaidah itu meliputi aspek: (1) tata bunyi (fonologi), (2) tata bahasa (kata dan kalimat), (3) kosakata (istilah), (4) ejaan, dan (5) makna.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan kaidah tata bahasa yang baku. Bahasa yang mengenai sasaran tidak selalu perlu beragam baku, contoh dalam menawar barang di pasar.