ANEMIA Dept. ILMU PENYAKIT DALAM RSUD Dr Soetomo – Fakultas Kedokteran

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Darwis Dosen Jurusan Gizi
Advertisements

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA ANEMIA DEFISIENSI
PENGANTAR ANTI MIKROBA
FARMAKOLOGI OBAT ANTIANEMIA
HEMATOLOGI DR. RINI RAHMAWATI KADIR, M.KES
ANEMIA GIZI DAN DEFISIENSI ZAT GIZI MIKRO
FIRMAN ARBI Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unand RS Dr M Djamil PADANG
KELAINAN ERITROSIT Ira Puspitawati, dr.
HEMATINIKA.
Penyakit-penyakit pada Ibu Hamil
Kelainan/Gangguan Pada SistemPeredaran Darah
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
ANEMIA Lab : penurunan kadar Hb dibawah nilai normal
MALVIN EMERALDI RSUP Fatmawati Gawat Darurat Maternal.
DARAH Darah = plasma + sel darah Sel : eritrosit
Akibat Gangguan Sirkulasi Perifer dan Akibat Kelainan Darah
TUGAS AA “ PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK ) “
Menghitung Nilai Hematokrit
Patologi Umum.
Widysusanti Abdulkadir S.Si M.Si Apt
Penyakit Kelainan genetik
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Asrina rahman
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
ANEMIA Oleh : puspitasari.
Contoh SAP.
Oleh : Aisyah Rahadi Safitri Fatima Salsabila Dhata Wirinda Shafira
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan.
Oleh sri lestari.
Penyakit dan gangguan pada darah
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN PENYAKIT GINJAL YANG DIDERITA IBU SELAMA KEHAMILAN OLEH KELOMPOK 11: DEWI WIJAYA GULO ILUSI CERIA.
Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS TALASEMIA
SISTEM HEMATOLOGI.
PENYAKIT SISTEM HEMATOLOGI
Kelompok 5.
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
Kelainan/Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
3 1 2.
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
Sindrom Guillain–Barré
KEGANASAN DARAH ( LEUKEMIA ).
HEMATINIKA Ana Miftahul Jannah.
ANEMIA.
ANEMIA OLEH : Ardhiles WK.
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
SISTEM KARDIOVASKULER Anatomi dan Fisiologi Manusia
RC PATOLOGI KLINIK ERITROSIT & LEUKOSIT
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI
Anemia Defisiensi Fe pada Kehamilan
Tim PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Puskesmas Bangunsari
By Nyimas Heny Purwati, M.Kep.Sp.Kep.An.Ns
Anemia dan Thalassemia: Pendekatan Klinis dan Pemeriksaan Laboratorium
ANEMIA DEFISIENSI BESI Pembimbing : dr. Stephanie Yulianto, SpA Disusun oleh : Nur Zahiera Bt Muhamad Najib
ANEMIA DEFISIENSI VIT B12 HILDA PUTRI SADINA ANEMIA MEGALOBLASTIK.
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
PENDEKATAN DIAGNOSIS KLINIS TERHADAP PASIEN ANEMIA Alnesti Purnama Yunisa G1A
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
MONILETRIKS Elsafana Rizky Debita PEMBIMBING dr. H. Hervina, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN.
OLEH : Ardhiles WK. - sindroma klinik - ditandai oleh : - penurunan PCV - penurunan kadar Hb - penurunan jumlah Ery.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
Abi Muhlisin, SKM., M.Kep. PSIK FIK UMS. Hemopoesis pada Kehamilan Volume plasma meningkat 20 – 100 % Volume eritrosit meningkat (1400 mL  bertambah.
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
UNIVERSITAS MALAHAYATI  KASUS  Laki – laki usia 45 tahun keluhan perut kiri membesar, sering merasa letih, lemah, BB berkurang, keluhan mulai.
ASUHAN KEBIDANAN LANJUTAN II
Chairanisa Anwar, SST., MKM
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Transcript presentasi:

ANEMIA Dept. ILMU PENYAKIT DALAM RSUD Dr Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

PENDAHULUAN Merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia. 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia, sebagian besar tinggal di daerah tropik. Anemia ringan seringkali tidak mendapat perhatian dan terlewatkan oleh para dokter. (Morey A. Blinder, Leslie, Whasington Manual 31th ed, 2008)

Tabel 1. WHO Criteria of Anemia (Hoffbrand AV, et al, 2001) BATASAN Tabel 1. WHO Criteria of Anemia (Hoffbrand AV, et al, 2001) Kelompok Kriteria Anemia (Hb) Laki – Laki Dewasa < 13 g/dl Wanita Dewasa Tidak hamil < 12 g/dl Wanita Hamil < 11 g/dl

ETIOLOGI Bukan suatu penyakit, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam penyebab: Gangguan pembentukaneritrosit oleh sumsum tulang; Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan); Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis ETIOLOGI Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang 1. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit a Anemia defisiensi besi b Anemia defisiensi asam folat c Anemia defisiensi vitamin 812 2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi a Anemia akibat penyakit kronik b Anemia sideroblastik

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis ETIOLOGI Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis 3. Kerusakan sumsum tulang a. Anemia aplastik b. Anemia mieloptisik c. Anemia pada keganasan hematologi d. Anemia diseritropoietik Anemia pada sindrom mielodisplastik 4. Anemia akibat kekurangan eritropoietin: anemia pada gagal ginjal kronik

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis ETIOLOGI Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis B. Anemia akibat hemoragi 1. Anemia pasca perdarahan akut Anemia akibat perdarahan kronik C. Anemia hemolitik 1. Anemiahemolitikintrakorpuskular a. Gangguan membran eritrosit (membranopati) b. Gangguan ensim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis ETIOLOGI Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiopatogenesis c Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati) - Thalassemia - Hemogloblnopati struktural: HbS, HbE, dll 2. Anemia hemolitikekstrakorpuskuler a. Anemia hemolitik autoimun b. Anemia hemolitik mikroangiopatik c. Lain-lain D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang kompleks

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi ETIOLOGI Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi Gambaran morfologik dilihat berdasarkan indeks eritrosit atau hapusan darah tepi. Dibagi menjadi tiga golongan: 1) Anemia hipokromik mikrositer, (MCV < 80 fl; MCH < 27 pg) 2) Anemia normokromik Normosirer (MCV 80-95 fl; MCH 27-34 pg) 3) Anemiamakrositer (MCV > 95 fl)

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi ETIOLOGI Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi 1. Anemia hipokromik mikrositer a. Anemia defisiensi besi b. Thalassemia major c. Anemia akibat penyakit kronik d. Anemia sideroblastik 2. Anemia normokromik normositer a. Anemia pasca perdarahan akut b. Anemia aplastik c. Anemia hemolitik didapat d. Anemia akibat penyakit kronik e. Anemia pada gagal ginjal kronik f. Anemia pada sindrom mielodisplastik g. Anemia pada keganasan hematologik

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi ETIOLOGI Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi 3. Anemia makrositer a. Bentuk megaloblastik 1. Anemia defisiensi asam folat 2. Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa b. Bentuk non-megaloblastik 1. Anemia pada penyakit hati kronik 2. Anemia pada hipotiroidisme 3. Anemia pada sindrom mielodisplastik

PATOFISIOLOGI Gejala umum setiap kasus anemia, apapun penyebabnya, timbul karena: Anoksia organ Mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut oksigen Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada: a) Derajat penurunan hb b) Kecepatan penurunan hb c) Usia d) Adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya.

TANDA & GEJALA Gejala anemia dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Gejala umum anemia. disebut juga sindrom anemia, timbul karena iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunanHhb. terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, tinnitus, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia. bersifat tidak spesifik (dapat ditimbulkan oleh penyakit di luar anemia tidak sensitif (timbul setelah penurunan Hb yang berat <7gldl).

TANDA & GEJALA 2. Gejala khas anemia. Gejala ini spesifik untuk masing-masing jenis anemia. Sebagai contoh: Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan koilonychia. Anemia megaloblastik: glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vitamin B12 Anemia hemolitik: ikterus, splenomegali dan hepatomegali Anemia aplastik: perdarahan dan tanda-tanda infeksi

TANDA & GEJALA 3. Gejala penyakit dasar. Gejala yang timbul sangat bervariasi tergantung dari penyebab . Pada kasus tertentu sering gejala penyakit dasar lebih dominan.

PENDEKATAN DIAGNOSIS ANAMNESIS Gejala yang bervariasi tergantung dari ETIOLOGI, derajat berat , kecepatan onset . Pada umumnya memiliki.gejala akibat hipoksia jaringan: lelah, lesu pusing sesak kepala tersa ringan angina gangguan penglihatan syncope tachycardia

PENDEKATAN DIAGNOSIS ANAMNESIS Riwayat Penyakit: Akut atau kronis seharusnya ditegakkan Underlying systemic process harus dicari Mencari adanya riwayat keluarga dengan anemia, Paparan obat Kehilangan darah

PENDEKATAN DIAGNOSIS PEMERIKSAAN FISIK Dapat ditemukan : lymphadenopathy Hepato dan spleenomegali jaundice Nyeri tulang Gejala neurologi Dan dapat ditemukan darah pada feces

PEMERIKSAAN PENUNJANG Hb dan Hct (DL) Reticulocyte count MCV, MCH, MCHC Pemeriksaan Hapusan Darah Tepi yang dipersiapkan dengan baik Pemeriksaan Tambahan : Hendaknya dilakukan sebelum pemberian transfusi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) Hb analysis Iron studies (ferritin, SI, TIBC) BMA

PENGOBATAN Beberapa hal yang perlu diperhatikan : Hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan terlebih dahulu; Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan; Pengobatan dapat berupa: a) Terapi untuk keadaan darurat b) Terapi suportif c) Terapi yang khas untuk masing-masing anemia d) Terapi penyakit dasar yang menyebabkan anemia

PENGOBATAN 5) Transfusi diberikan 4) Dalam keadaan diagnosis definitif belum dapat ditegakkan, dapat diberikan terapi percobaan (ex juvantivus). harus dilakukan pemantauan ketat terhadap respon terapi dan perubahan perjalanan penyakit 5) Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut dengan tanda-tanda gangguan hemodinamik. Pada anemia kronik transfusi hanya diberikan jika anemia bersifat simtomatik atau adanya ancaman payah jantung.

Refferences Anemia and Polycythemia. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 18th ed. Chap 57. Morey A. Blinder, Leslie A. Anemia and Transfusion Therapy. Washington Manual of Medical Therapeutics, 31st ed. 2008. pp 23 -38 Bakta IM. Hematology. Buku Ajar Penyakit Dalam, Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam, edisi II. 2009. hal 1109-1115