ASUHAN KEPERAWATAN PENDERITA MYOMA UTERI SUDARYANI, M.KEP
PENGERTIAN Myoma uteri: fibromioma, Leiomyoma, Fibroid Tumor jinak yang berkembang dari sel otot polos dinding uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya Sel tersusun berbentuk gulungan & menekan otot uterus normal bila membesar Konsistensi kenyal, batas jelas, punya pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar Bersifat tunggal/ ganda & dapat mencapai ukuran besar (5 kg) Perubahan menjadi malignasi jarang Tempat asal: serviks uteri (2%) & korpus uteri (97%)
Faktor Risiko Umur: Ras Hasil otopsi: 27% wanita umur 25 th punya sarang mioma 20 - 25% terjadi di usia subur & 40% di usia > 35 th Inciden tersering 35 – 45 tahun 10% berlanjut sampai menopause Tak terjadi pada menopause/ sebelum menarche. Ras Afrika-Amerika berisiko 2,9 x dari Caucasian Indonesia: 2,39% – 11,7% dari penderita ginekologi yang dirawat. 60% laparotomi pelvis karena Mioma Uteri
Faktor Risiko Menarche dini Riwayat keluarga Berat badan Kehamilan Menarche < 10 tahun berisiko 1,24 kali. Riwayat keluarga Riwayat keturunan berisiko 2,5 kali Berat badan Berat badan lebih/ obesitas risiko meningkat Kehamilan Paritas tinggi risiko rendah Sering terjadi pada nulipara/ infertil Hamil pada usia muda
Penyebab Faktor hormonal Faktor genetik Faktor pertumbuhan Miller dan Lipschlutz: Sel otot imatur pada “Cell Nest” yang dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen Faktor genetik Terdapat 40% kromosom yang abnormal, yaitu adanya translokasi kromosom 12 dan 14, delesi kromosom 7 dan trisomi dari kromosom 12 Faktor pertumbuhan Protein/ polipeptida yang diproduksi sel otot polos dan fibroblas, mengontrol proliferasi sel dan merangsang pertumbuhan mioma
Jenis Mioma Uteri Menurut Tempat Mioma Submukosum Berada di bawah endometrium & menonjol dalam kavum uteri Tumbuh bertangkai, menjadi polip & dapat dilahirkan melalui serviks (Myoma geburt) Mioma intramural Tumbuh di dinding uterus di antara serabut miometrium Mioma Subserosum Pertumbuhan ke luar & menonjol pada permukaan uterus & diliputi serosa Mioma intra ligamenter: tumbuh di ligamentum latum Mioma wondering/ parasitic fibroid: tumbuh di ligamentum/ omentum) & lepas dari urerus.
Gejala dan Tanda Tergantung: Tanpa gejala: ½ kasus Tempat/ jenis mioma Besarnya tumor Komplikasi yang terjadi Tanpa gejala: ½ kasus Tumor/ massa di bawah perut Nyeri: Gangguan sirkulasi darah, nekrosis jaringan & radang Abortus Distorsi rongga uterus (mioma submukosum)
Gejala dan Tanda Infertilitas Gangguan menstruasi (hipermenore/menoragia, metroragi & dysmenorrhe. Faktor penyebab: Permukaan endometrium lebih luas Pengaruh ovarium: hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium Atrofi endometrium di atas mioma submukosum Kontraksi ↓ (mioma intramural) Penyempitan kanalis servikalis (Submukosum yang dilahirkan) Infertilitas Sarang mioma menutup/ menekan pars interstitial tuba
Gejala dan Tanda Gangguan akibat penekanan ke organ sekitar: Usus besar: gangguan buang air besar kandung kemih: poliuri Uretra: retensio urine Ureter: hidroureter dan hidronefrosis Rectum: obstipasi Pembuluh darah & limfe: edema tungkai & nyeri panggul.
Perubahan Sekunder Degenerasi kistik Atrofi Degenerasi hialin Terjadi sesudah menopause & kehamilan Degenerasi hialin Terutama pada lansia Tumor kehilangan struktur asli & homogen/ menyatu Degenerasi kistik Sebagian mioma mencair seperti agar-agar, sehingga seperti kistoma ovarium Dapat terjadi pembengkakan & bendungan limfe → menyerupai limfangioma
Perubahan Sekunder Degenerasi membatu (calcireous degeneration): Terjadi pada lansia karena gangguan sirkulasi Terjadi pengendapan kapur & mengeras Degenerasi merah (carneous degeneration) Terjadi pada nifas & kehamilan yang disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan & nyeri pada perabaan Terlihat seperti daging mentah berwarna merah karena pigmen hemosiderin & hemofusin. Terjadi karena nekrosis subakut akibat gangguan vaskuler. Degenerasi lemak : Jarang terjadi, kelanjutan degenerasi hialin.
Komplikasi Pertumbuhan leimiosarkoma Torsi (putaran tangkai ) Keluhan nyeri & membesar sesudah menopause 0,32-0,6% dari seluruh myoma 50-75% dari semua sarkoma uterus. Torsi (putaran tangkai ) Terjadi pada sarang mioma yang bertangkai Gangguan sirkulasi akut & nekrosis jaringan. Timbul sindrome akut abdomen, mual, muntah & shock
Pemeriksaan Diagnostik Palpasi abdomen: benjolan di perut bawah, padat, kenyal dan berbatas jelas. Vaginal Toucher: perdarahan, teraba massa Pemeriksaan bimanual: benjolan menyatu dg rahim Test kehamilan: kemungkinan kehamilan USG: menentukan jenis, lokasi & penyebaran mioma uteri Sitologi: menentukan keganasan sel neoplasma Biopsi endometrium: mendeteksi adanya keganasan
Penatalaksanaan Tergantung usia, paritas, status kehamilan, ukuran tumor, lokasi dan derajat keluhan Tanpa pengobatan/ Konservatif: ± 55% kasus Ukuran kecil (< gravid 12 mgg), tanpa keluhan & mendekati menopause Umur < 35 tahun & masih ingin anak Pemeriksaan pelvic rutin tiap 3-6 bulan Bila terjadi perdarahan: Koreksi anemia, bila Hb ≤ 8 gr % ditransfusi Kuret, bila Hb > 8 gr %, untuk menghentikan perdarahan & pemeriksaan PA
Penatalaksanaan Medikamentosa: menghambat produksi estrogen: Progesteron (mini pil KB) Suntik (Depoprovera) Penekan hypotalamus: Gonadotropin Rh antagonis Radioterapi Tujuan: ovarium tidak berfungsi lagi Bila terdapat kontraindikasi tindakan operasi. Ekstirpasi lewat vagina dilanjutkan kuretase: pada myomgeburt
Penatalaksanaan Miomektomi: pengambilan sarang myoma tanpa pengangkatan uterus Pada myoma submukosum Ingin punya anak ( kemungkinan hamil 30-50%) Mioma yang mengganggu proses persalinan Hysterektomi, macam Supravaginal : servik masih berfungsi baik Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO)
Penatalaksanaan Indikasi hysterektomi: 25-35% kasus Mioma uteri subserosum bertangkai & torsi Ukuran tumor/ rahim seperti gravid 12 minggu Perdarahan pervaginam abnormal yang berat Curiga terjadi keganasan (terutama jika membesar setelah menopause) Umur > 35 tahun & beranak > 2 orang Retensio urin Penderita muda disisakan ovarium kiri: Estrogen meningkatkan reabsorbsi calsium untuk regenerai tulang Menghindari DD apendixitis
Pengkajian Identitas Terjadi di usia reproduktif, tersering > 35 tahun Makin tua, toleransi terhadap nyeri berkurang Keluhan Utama Nyeri akut abdomen Nyeri pasca bedah biasanya 24-48 jam Perdarahan Riwayat Reproduksi Haid: gangguan haid Hamil dan Persalinan Saat hamil, mioma tumbuh cepat Jumlah anak menentukan jenis tindakan
Pengkajian Status Respiratori Tingkat Kesadaran Respirasi meningkat/ menurun Kadang lidah jatuh ke belakang: stridor Suara kasar: terdapat secret pada saluran nafas . Latihan nafas & batuk Tingkat Kesadaran Siuman sampai ngantuk Observasi penurunan tingkat kesadaran
Pengkajian Status Urinari Status Gastrointestinal Retensi urine sering terjadi setelah pembedahan ginekologi Klien yang hidrasinya baik biasanya kencing setelah 6 - 8 jam setelah pembedahan. Jumlah urine sedikit: karena kehilangan cairan saat operasi, muntah akibat anestesi. Status Gastrointestinal Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah pembedahan
Diagnosa Keperawatan Nyeri b/d kerusakan jaringan otot dan system saraf Retensi urine b/d penekanan myoma, manipulasi pembedahan & edema pada jaringan sekitar Ganguan Perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah sekunder akibat tumor Gangguan konsep diri b/d kawatir tidakmampu punya anak Cemas b/d kurangnya penegtahuan tentang penyakit serta penatalaksanaan Resiko infeksi b/d penurunan imun tubuh sekunder akibat perdarahan
Nyeri Tujuan : nyeri hilang/ berkurang Kaji tingkat nyeri (intensitas, kualitas dan kuantitas) Beri posisi fowler / miring kesalah satu sisi. Ajarkan teknik relaksasi & distraksi Kaji tanda vital Motivasi untuk mobilisasi dini setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan. Laksanakan pengobatan analgesik sesuai indikasi Observasi efek analgetik (narkotik )
Retensi Urine & defekasi Tujuan: Pola eliminasi miksi dan defekasi kembali normal Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine Kompres air hangat, atur posisi, mengalirkan air keran untuk rangsang miksi Observasi pemakaian kateter: posisi selang kateter, warna & kejernihan urine Bersihkan daerah pemasangan kateter Kolaborasi pemberian cairan parenteral dan diuretik Ukur produksi urine Ambulatori dini pasca pembedahan & kompres hangat untuk menghilangkan gas di usus.
Gangguan perfusi jaringan Tujuan: Perfusi jaringan lancar Pasien diistirahatkan dengan posisi nyaman Observasi perdarahan Kaji vital sign & pengisian kapiler Kaji kadar Hb Beri oksigen bila ada tanda syok hipovolemik Kolaborasi pemberian cairan intravena & transfusi sesuai kebutuhan Observasi pemberian cairan dan tranfusi
Gangguan konsep diri & cemas Tujuan : Klien menunjukkan respon adaptif Jelaskan kembali tentang rencana tindakan Kaji apakah klien mempunyai konsep diri yang negatif. Motivasi klien mengungkapkan perasaannya tentang pembedahan &pengaruhnya Libatkan klien & keluarga dalam perawatan Perbanyak kontak dengan klien dan ciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan. Berikan dukungan emosional dalam teknik perawatan Lakukan diskusi tentang mioma, pengalaman orang lain, pengobatan dan penyembuhannya Ciptakan lingkungan atau suasana yang terbuka bagi klien untuk membicarakan keluhannya.
Ending Style Thank You !