Kemanakah Jarum Suntik Setelah Dipakai? Limbah medis salah satunya jarum suntik bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Bayangkan jika setiap hari ada ratusan jarum suntik yang harus dibuang karena fungsinya yang sekali pakai. Kemudian kemanakah jarum-jarum suntik itu setelah dipakai? Ada yang menggunakan cara memasukkan jarum suntik ke dalam kantong kemudian ditimbun dalam tanah. Hal ini menimbulkan malapetaka baru tentunya karena selain tidak hancur, kuman juga tidak mati. Di beberapa tempat, menggunakan cara insenerator. Cara ini memerlukan tempat khusus dan energi yang besar dalam proses peleburan jarum suntik, yaitu dengan suhu 1.2000c. Namun, insinerator yang kurang sempurna merupakan penghasil dioksin berbahaya. Sebab, kristal putih hasil pembakaran terbukti mengandung 300 senyawa berbahaya, di antaranya TCDD (tetra chloro difensopora dioksin) senyawa beracun. Dari Jawa Barat dilaporkan, limbah padat medis mencapai 23 ton per hari. Selama ini, empat petugas kebersihan mengalami kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik yang dibuang di TPA Ciangir. Kasus itu menunjukkan, limbah padat eks rumah sakit (antara lain jarum suntik) dibuang bersama limbah rumah tangga sehingga membahayakan petugas kebersihan sekaligus meningkatkan penularan HIV (99 persen) lewat penggunaan jarum suntik bekas. Bagaimana kalau limbah jarum suntik ini ditemukan anak kecil, kemudian dijadikan mainan. Sebenarnya ada cara praktis untuk menghancurkan jarum suntik yaitu dengan menggunakan alat khusus bertekhnologi sederhana. Alat ini dibuat oleh putera Indonesia yaitu Bambang Widiyatmoko. Pertama-tama jarum suntik dimasukkan ke dalam sebuah alat, kemudian bagian metal akan hancur menjadi serbuk dalam waktu 10 detik. Selain itu kuman yang menghuni jarum suntik tadi juga ikut mati karena menggunakan suhu tinggi. Alat serupa ini banyak di luar negeri, namun banyak perawat yang enggan memakainya karena memancarkan percikan api. Bambang Widyatmoko adalah peraih 30 Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dalam dan luar negeri. Tiga diantaranya di Amerika Serikat, tiga di International WPO, 23 di Jepang dan satu di Indonesia.