Aldo Wijaya Chinthya Gobinder Sing M. Wira Utama XI-IPA GLOBAL PRIMA NATIONAL PLUS SCHOOL PRESENTASE KELOMPOK Aldo Wijaya Chinthya Gobinder Sing M. Wira Utama

SUKU KARO (Salah Satu suku terbesar di Sumut) Jumlah Populasi : 913.000 Suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Tanah Karo), Kab.Deli Serdang, Kota Medan dan Kab.Aceh Tenggara. Mayoritasnya bermukim di daerah pegunungan (Gunung Sinabung dan Sibayak = Tanah Karo Simalem) Bahasa: Karo

Salam Khas : Menjuah-juah Pakaian Adatnya didominasi dengan warna merah dan hitam serta penuh dengan perhiasan. Rumah Adat : Rumah Si Aluh Jabu artinya rumah untuk 8 keluarga (rumah yang terdiri dari 8 bilik yang tiap bilik dihuni oleh 1 keluarga = Jabu). Tiap keluarga yang menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi masing-masing sesuai dengan pola kekerabatan masing- masing

Musik Karo Gendang telu sendalanen Secara harfiah Gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama. Terdiri dari Kulcapi (melodi), keteng-keteng (ritmis), dan mangkuk (harmonis, tempo)

Gendang Lima Sedalenan MusikGendang lima sedalanen merupakan simbol tradisi yang telah berlangsung sejak ratusan tahun silam, hingga kini. Dimainkan dengan menggunakan 5 alat musik Untuk mengiringi upacara adat, contohnya pernikahan, pesta panen. Gendang Balobat Jika balobat sebagai pembawa melodi, maka istilahnya tersebut menjadi gendang balobat. Masing-masing alat musik dimainkan oleh seorang pemain.

Kulcapi Kulcapi terbuat dari kayu tualang, ingul, jalutung, dan kayu keras lainnya dan dibentuk menyerupai gitar yang memiliki dua tali senar yang terbuat dari akar enau namun akhir-akhir ini telah diganti dengan kawat baja atau nylon. Pada bagian ujung kulcapi dibuat dua lobang tempat cupingan dan pada bagian perutnya dibuat bantalan yang juga berfungsi sebagai ganjalan untuk tempat tali.

dapat dimainkan dalam ensambel, dan dapat juga dimainkan secara solo (tunggal) Kulcapi dipetik seperti memainkan gitar. Untuk menentukan tinggi dan rendahnya nada, senar dapat dikencangkan dan dikendorkan dengan alat putar yang terdapat pada bagian kepala. 

2. Balobat Balobat merupakan alat musik tiup yang tebuat dari bambu. Balobat memiliki enam buah lobang nada. Dilihat dari perannya dalam  gendang telu sedalanen, balobat memiliki peran yang sedikit atau kurang berperan penting, karena pada sebagian besar penampilan  Gendang telu sendalanen  biasanya menggunakan Kulcapi pembawa melodi. Balobat sebagai instrumen solo juga merupakan alat musik yang sama dengan  balobat yang terdapat dalam  gendang balobat. Perbedaannya adalah konteks penyajian.  Balobat  sebagai instrumen solo digunakan sebagai hiburan pribadi ketika sedang mengembalakan ternak di padang rumput, ketika sedang menjaga padi di sawah atau di ladang.

3. Keteng-keteng Keteng-Keteng adalah alat musik pukul tradisional Suku Karo dari Sumatera Utara yang berbahan dasar dari bambu. Keteng-Keteng memiliki panjang sekitar setengah meter dan memiliki senar yang terbuat dari kulit bambu itu sendiri. Alat pemukul keteng-keteng juga terbuat dari potongan bambu dan terdiri dari dua buah.

Sistem Kemasyarakaran Suku Karo Adat Suku Karo Sistem Kemasyarakaran Suku Karo Merga Silima Merga Beru Rakut Sitelu Kalimbubu Anak Beru Senina Tutur Siwaluh

Kebudayaan Tradisional Makanan : Terites Terites ini diambil dari isi lambung sapi/kerbau yang belum keluar sebagai kotoran. Kemudian bahan itu diolah dan dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat dinikmati. Disajikan pada saat pesta budaya (pesta pernikahan, memasuki rumah baru dan pesta tahunan) Makanan favorit yang disuguhkan pertama kepada yang dihormati

Tarian : Piso Surit, Tari Ndikkar, Tari Baka, Tari Gundala-gundala Drama : Gundala Agama : Pemena / Perbegu Aksara Karo

Video Alat Musik Keteng-Keteng & Kulcapi