STUDI KASUS MENCERMATI MASALAH ARTI STUDI KASUS MENCERMATI MASALAH ASESMEN PENENTUAN MASALAH POTENSIAL STUDI KASUS MENCERMATI MASALAH PROSEDUR PENYUSUNAN DATA STUDI KASUS MENCERMATI MASALAH INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA STUDI KASUS MENCERMATI MASALAH PENULISAN LAPORAN STUDI KASUS
BAB I MENCERMATI MASALAH ARTI STUDI KASUS ASAL – USUL STUDI KASUS STUDI KASUS DAN CASE CONFERENCE STUDI KASUS DAN WUJUD KINERJA KONSELOR SEKOLAH
A. ASAL – USUL STUDI KASUS Salah satu perkembangan yang paling penting dari metode studi kasus ialah dalam lapangan hukum. Studi kasus dimulai Haerdvard Law School kira – kira tahun 1970 sbg suatu alat untuk melatih siswa – siswa untuk memikirkan tentang prinsip – prinsip yang fundamentil. Sekarang stgudi kasus merupakan suatu metode dasar/basic metode baik dalam psikologi maupun dalam psikiatris. Studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang siswa secara lengkap dan mendalam. Dgn tujuan memahami individualitas siswa dgn baik dan membantunya perkembangan selanjutnya. Studi kasus mengandung pula analisis terhadap hubungan antara data yang terkumpul, disertai interpretasi dan rekomindasi tentang tindak lanjut (follow-up)
Studi kasus memiliki ciri – ciri antara lain : mengumpulkan data yang lengkap, bersifat rahasia, terus menerus (kontinu) secara ilmiah dan diperoleh dari berbagai pihak Data yang dikumpulkan dalam studi kasus ini ialah, antara lain: Identifikasi diri, seperti nama, kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor pokok,dsb Latar belakang keluarga, yang meliputi data mengenai : besarnya keluarga, status sosial keluarga, pekerjaan orang tua, keadaan saudara – saudaranya, situasi dirumah,bantuan orang tua, dsb Keadaan kesehatan dan perkembanga jasmani, yg meliputi ketr.tentang ciri – ciri jasmani penyakit yg diderita dsb. Latar belakang pendidikan,seperti hasil belajar, pengalaman pendidikan, kegagalan dalam pendidikan, minat belajar, cita – cita pendidikan dsb. Kemampuan dasar, seperti kecerdasan, bakat, minat, sikap, dsb Tingkah laku sosial, latar belakang pergaulan, sikapnya terhadap orang lain, peranan dalam kelompok dsb.
B. Studi Kasus dan Case Conference Studi kasus adalah suatu laporan tentang suatu analisa intensif dari seorang individu. Case conference adalah suatu alat dimana data kasus diinterpretasikan dalam arti tindakan proyeksi. Studi kasus dan Case Conference bersama – sama berdasarkan pada anggapan bahwa informasi yg lengkap dan analisa sesudahnya dari informasi ini adalah penting/diperlukan guna penafsiran yg efektif dari “keseluruhan” individu itu. Teknik tersebut membantu guru dan petugas lain yang berminat dalam mengenal kebutuhan individu. kebutuhan – kebutuhan unduvidu perlu diobservasi dirumah,sekolah, dan tempat bermain, atau lingkungan sosial, agar pengamat mengerti dia sepenuhnya.
Case conference tidak sama dgn studi kasus adalah suatu alat bagi konseling sekolah untuk mengerti individu dan kondisinya selengkap mungkin. Sebenarnya orang / individu yang paling kenal/ familiar dgn riwayat kasus (case history)individu itu mengumpulkan dan menyintesakan semua informasi tentang dia dan kemudian menyajikan informasi – informasi tersebut pada pertemuan (Conference) untuk dievaluasi; Jadi Case Conference adalah dalam waktu yang bersamaan sbg prosedur in- service training, Menyusun Case Conference dengan tujuan untuk menemukan siswa – siswa yang mempunyai kesulitan dan memeriksanya, mendiagnosa, dan memberi petunjuk kepada mereka. Dalam suatu sekolah panitia Case Conference dapat meliputi; petugas administrasi, konselor sekolah, satu atau dua guru, dan satu atau dua orang ahlimasyarakat misalnya dokter ssuai dgn keperluan kasus. Struktur organisasinya biasanya mempunyai seorang kepala/ketua, dan seorang sekretaris. Semua data kasus adalah rahasiadan harus dihargai sesuai dengan praktek profesional yg diterima.
Contoh format untuk konferensi kasus : Nama kasus : Contoh format untuk konferensi kasus : Nama kasus : ............................................... Deskripsi yang dihadapi : ............................................... Gejala yang muncul : ............................................... Latar belakang : ............................................... Perkiraan inti masalah : ............................................... Kemungkinan pemecahan: ..............................................
C. Studi Kasus Wujud Kinerja Konselor Sekolah Standart kompetensi konselor indonesia disusun oleh asosiasi bimbingan dan konseling di indonesia. Secara sistematik kerangka struktur kompetensi konselor dapat digambarkan kedalam bentuk bagan dibawah ini :
Wilayah kekhususan konseling Penguasaankonsep & praksis pendidikan Kesadaran dan komitmet etika profesional Penguasaan konsep perilaku dan perkembangan individu. Pengelolaan program BK. KOMPETENSI INTI perkawinan Karir Rehabilitasi Kesehatan Mental Traumatik Wilayah kekhususan konseling Kode etik profesi Landasan dan kompetensi kependidikan Landasan filosofis, Religius, Kultural
Kompetensi ketiga adalah : penguasaan konsep perilaku dan perkembangan individu. Studi kasus adalah wujud kinerja konselor sekolah untuk melaksanakan kompetensi ketiga. Studi kasus berfungsi sebagai suatu alat yang ampuh untuk mengobservasi ciri – ciri, sikap – sikap dan tindakan – tindakan dari individu dalam hubungannya dgn kesehatan fisik, bakat akademis,dan prestasi serta penyesuaian pribadi dan sosial.
BAB II MENCERMATI ASESMEN PENENTUAN MASALAH POTENSIAL STUDI KASUS Pengertian Asesmen Prosedur Asesmen Masalah Potensial Studi Kasus
Pengertian Asesmen Kaufftnan & Thomas (1982,h 53), mengemukakan suatu pengertian asesmen dalam hubunan kebutuhan (need asesmen) Need asesmen merupakan suatu proses yang digunakan untuk membatasi dan meranking masalah dengan yang fundamental adalah mengidentifikasi, membuktikan kebenaran dan menimbang hasil Asesmen diartikan sebagai suatu proses mengumpulkan, memproses, dan menggambarkan informasi tanpa suatu pertimbangan tertentu berkaitan dengan informasi tersebut Asesmen pada suatukegiatan menemukan fakta, menggambarkan kondisi yang terjadi / ada pada masa sekarang tanpa berupaya membuat suatu pertimbangan nilai,tidak menjelaskan alasan yang mendasari, tidak ada hubungan antara variabel yang ingin diuji, dan tidak membuat suatu rekomendasi usulan tindakan
Prosedur Asesmen Prosedur asesmen seringkali dilakukan secara berbeda menurut kesulitan dari setiap obyek sasaran, dan banyak prosedur asesmen yang dilakukan secara berulang untuk obyek sasaran