MODEL PERKEMBANGAN EPIDEMI
Pendahuluan Siklus Hidup perkembangan patogen dari suatu stadium kembali ke stadium yang sama. Siklus Penyakit/ Siklus Reproduksi rangkaian kejadian selama perkembangan penyakit
Siklus Hidup NSK
Xantomonas campestris pv. campestris Siklus Hidup Xantomonas campestris pv. campestris
Siklus penyakit
Siklus penyakit Layu Verticilium
Model Perkembangan Epidemi
Perkembangan Penyakit Epidemi berlangsung secara geometri dan terjadi dalam tiga tahap yaitu : 1. Fase lambat yaitu suatu fase penyebaran patogen yang berlangsung lambat. Phytophthora capcisi Fusarium verticilloides
Grey leaf spot of corn (Cercospora zeae-maydis) 2. Tahap kedua adalah fase logaritmik : yaitu suatu fase dengan laju yang tinggi. Bean rust (Uromyces phaseoli) Grey leaf spot of corn (Cercospora zeae-maydis)
Phytophthora nicotianae 3. Tahap ketiga adalah fase pasca logaritmik : yaitu fase menjelang akhir suatu epidemi, saat laju penyebaran patogen berkurang karena semakin terbatasnya jaringan tumbuhan atau jaringan inang yang peka. Athelia rolfsii on beans Phytophthora nicotianae
Patogen Monosiklik Patogen monosiklik (berbunga tunggal) adalah : Patogen yang menyelesaikan sebagian atau seluruh siklus patogenesisnya dalam satu musim tanam, dan untuk itu mempunyai maksimum satu generasi (satu siklus patogenesis) per musim. Epidemi yang berkembang dengan pola seperti ini dikenal sebagai epidemi monosiklik (monocyclic epidemics). Contoh : Fusarium, Globodera, Verticilium, dll
Penyakit Monosiklik ♣ Adalah : penyakit tumbuhan yang hanya menghasilkan satu generasi penyakit dalam satu musim tanam. Penyakit tipe ini berasal dari patogen dorman/bertahan, menghasilkan inokulum primer, menyebabkan infeksi primer, kemudian kembali memasuki fase dorman pada akhir musim
Penyakit Monosiklik Laju perkembangan relatif konstan Penyakit Waktu
Kurva perkembangan penyakit monosiklik
Globodera spp.
Fusarium, Ganoderma, dan JAP
Sklerotium
Patogen Polisiklik Patogen polisiklik (berbunga ganda) Adalah : Patogen yang mempunyai lebih dari generasi pada setiap musim tanam. Beberapa mempunyai banyak generasi setiap tahunnya dan bahkan memproduksi propagul hampir terus menerus (sepanjang cuaca memungkinkan). Contoh : Phytophthora infestans
Penyakit Polisiklik Adalah : penyakit tumbuhan yang menghasilkan banyak generasi penyakit dalam satu musim tanam. Penyakit menghasilkan inokulum sekunder dan infeksi sekunder secara berulang-ulang sebelum akhirnya memasuki fase dorman pada akhir musim
Penyakit Polisiklik Patogen mempunyai inokulum sekunder Perkembangan penyakit polisiklik dapat digambarkan sebagai pertambahan modal uang yang dibungakan secara ganda.
Phytophthora infestans Penyakit hawar daun (late blight) kentang, Phytophthora infestans Patogen bertahan dengan membentuk spora seksual (oospora) atau menginfeksi sisa-sisa umbi dalam tanah Infeksi primer pada awal musim tanam, menghasilkan spora baru (inokulum sekunder) dalam beberapa hari Inokulum sekunder menginfeksi tanaman (infeksi sekunder) Infeksi sekunder dapat terjadi berkali-kali (berulang), tergantung kesesuaian inang dan kondisi lingkungan
Penyakit Polisiklik Polisiklik disebut juga perkembangan penyakit secara logaritmik atau eksponensial. Penyakit Waktu
Mengapa peningkatan secara eksponensial tidak berlangsung lama? Jumlah jaringan sehat menjadi terbatas, menyebabkan laju peningkatan penyakit menurun Infeksi terjadi tidak terus menerus Jaringan baru yang terinfeksi tidak secara otomotis menjadi jaringan yang infeksius
Kurva perkembangan penyakit polisiklik juga mengikuti pola sigmoid (Kurva S)
Patogen yang menghasilkan beberapa daur reproduksi dalam satu musim tanam disebut patogen oligosiklik, Patogen yang semusim tidak dapat menyelesaikan satu daur reproduksi disebut patogen polietik.
Kurva kemajuan penyakit hawar halo pada tanaman buncis
Penyakit Polisiklik Patogen mempunyai inokulum sekunder Perkembangan penyakit polisiklik dapat digambarkan sebagai pertambahan modal uang yang dibungakan secara ganda,
Ciri-ciri Penyakit Polisiklik 1) infeksi penyakit sebagai modal inokulum awal terjadi terputus-putus karena ada periode laten sebelum infeksi terjadi, 2) perkembangan penyakit sebagai modal inokulum awal terbatas yaitu paling tinggi 100% 3) bagian tanaman baru yang terkena infeksi harus mengalami periode laten dan tidak segera dapat menularkan penyakit.