PENGANTAR PENDIDIKAN KELOMPOK 16 Nama Kelompok : KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN PENERAPANNYA KELOMPOK 16 Nama Kelompok : Alif Zulfy Nurullah (170210204189) Galih Raka Mukti (170210204166)
Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya. 1. Dasar Teoritis/ Religious Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir. 2. Dasar Yuridis Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui : a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain : 1. pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang) 2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
Tujuan Pendidikan Seumur Hidup 1. Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia yang sesuai dengan harkat dan kodrat kemanusiaannya, meliputi semua unsure kehidupannya secara optimal. 2. Proses pendidikan berlangsung selama kehidupan manusia seirama dengan pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya yang bersifat dinamis yang tidak statis. Dari pandangan tersebut di atas menunjukan bahwa kepribadian yang dimaksudkan adalah ketika seseorang itu memperlihatkan sikap dan perilaku serta tindakanya yang tidak bertentangan dengan norma-norma agama, hokum Negara, moral maupun adat istiadat. Halini dapat terbentuk ketika semua elemen masyarakat dan bangsa melaksanakan proses pendidikan yang menjurus pada tercapainya maksud tersebut.
Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program Pendidikan Para Buruh Dan Tani Golongan Remaja Yang Terganggu Sekolahnya Para Pekerja Yang Berketrampilan Golongan Teknisi Dan Professional Para Pemimpin Dalam Masyarakat Golongan Masyarakat Yang Sudah Tua
Para buruh dan tani Mereka dengan pendidikan yang sangat rendah atau bahkan tanpa pendidikan sama sekali dan pada umumnya masih hidup dalam suasana tradisional sehingga mereka membutuhkan pendidikan dan keterampilan serta pemberian metode bertani yang baru, agar dapat meningkatkan produktifitasnya demi untuk memperbaiki taraf hidupnya
Golongan remaja yang terganggu sekolahnya Remaja yang menganggur yang tidak melanjutkan pendidikan disebabkan kurangnya bakat, minat, kemampuan ekonomi dan sebagainya. Remaja dalam bentuk ini, harus diberikan pendidikan dan pelatihan agar hidup dan kehidupannya bermakna, baik untuk dirinya, keluarganya, dan lingkungannya dimana remaja tersebut berada.
Para pekerja yang berketrampilan Bagi golongan pekerja yang berketrampilan ini , program pendidikan yang disediakan bagi mereka adalah program yang dapat menyelamatkan mereka dari keusangan pengetahuan. Untuk itu perlu dibekali pengetahuan dan ketrampilan baru agar dapat menghadapi tantangan masa depan.
Golongan teknisi dan professional Program pendidikan seumur hidup sangat besar peranannya bagi golongan ini. Mereka pada umumnya mendapatkan posisi penting dan strategis dalam masyarakat. Agar mereka tetap berperan dalam masyarakat, maka harus senantiasa memperbaharui dan menambah pengatahuan serta ketrampilannya.
Para pemimpin dalam masyarakat Para pemimpin dalam masyarakat (golongan politik, agama, social, dan sebagainya), perlu memperbaiki sikap dan ide-idenya supaya mereka tetap berfungsi dalam memimpin masyarakatnya sesuai dengan gerak kemajuan pembangunan dan kebutuhan masyarakat
Golongan anggota masyarakat yang sudah tua Dalam bertambah panjangnya usia rata-rata manusia dan kesejahteraanpun menjadi lebih baik, maka jumlah anggota masyarakat yang lanjut usia semakin bertambah dan meraka membutuhkan pendidikan demi memenuhi dorongannya untuk mengetahui hal-hal yang baru.