Ijuk Sebagai Material Sustainable IJUK Adalah bagian lapisan dari pohon Aren, ijuk membungkus sebuah pohon aren yang meliputi dari bawah sampai atas batang aren, ijuk juga bermanfaat sebagai kerajinan yang sering kita temukan di sekitar kita, seperti Sapu Ijuk, Atap Ijuk, Tali untuk pengikat sebuah penahan bangunan yang berpariasi, ijuk juga sering di gunakan oleh peternak ikan gurame, yaitu untuk prosesi perteluran dari perkawinan ikan Gurame Sejak zaman dulu ijuk sering digunakan sebagai salah satu material bangunan, tepatnya sebagai atap bangunan. Pemilihan ijuk sebagai atap bangunan bukan semata-mata memanfaatkan sumber daya alam tetapi juga karena ijuk memiliki keawetan yang cukup lama, yakni kurang lebih 40 tahun (mimik utami, 2014, jurnal kajian sustainable material bambu, batu, ijuk dan kayu pada bangunan rumah adat kampung naga) Berikut adalah nilai-nilai sustainable dari material ijuk : Nilai Lingkungan : ijuk merupakan bahan dari pohon Aren yang ramah lingkungan. Sehingga pemakaian bahan ijuk tidak akan merusak alam. Daya tahannya juga 40 tahun sehingga cukup efisien sebagai material atap bangunan. Nilai Sosial : ijuk tidak mungkin didapat dengan mudah oleh satu orang saja. Karena itu di Kampung Naga, pemakaian ijuk sebagai bahan atap dilakukan dengan bergotong royong. Masyarakat sering bahu membahu membantu satu sama lain untuk membuat atap. Nilai Ekonomi : ijuk tidak perlu dibeli, karena material ijuk tersedia di lingkungan Kampung Naga. Namun membutuhkan biaya jasa Pengambilan material dan proses produksi. Nilai Kosmologi : ijuk sering di identikkan dengan rambut manusia karena warnanya yang hitam. Dan pemilihan ijuk sebagai material atap sering dianalogikan dengan alam ketuhanan (kepala) yang menaungi selung bangunan (badan) agar manusia sadar jika ada alam yang mengatur segalanya. (atap bermaterialkan ijuk) (Muhammad Rizky Subangun 12660059)