Sistem Pakar Team : Jusepto ( ) Irsyad Arismuda ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Logika Bahasa Ilmiah - 6 -
Advertisements

PENALARAN DEDUKTIF silogisme
Pertemuan VIII – SILOGISME KATEGORIS
FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN
REPRESENTASI PENGETAHUANI
Pengenalan logika Pertemuan 1.
INFERENSI.
Metode Inferensi dan Penalaran
LOGIKA INFORMATIKA VALIDITAS PEMBUKTIAN.
PENALARAN deduktif – Silogisme kategoris
Deduksi Ati Harmoni
Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP
Knowledge Representation (lanjutan)
Deductive Reasoning Zainal A. Hasibuan/Siti Aminah Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
PENGANTAR FILSAFAT Topik 6 LOGIKA.
FILSAFAT DAN LOGIKA Topik 8 DEDUKSI.
LOGIKA INFORMATIKA I Gusti Ayu Agung Diatri Indradewi, S. Kom
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Topik 10 RELASI-RELASI SILOGISME
METODE INFERENSI Dr. Kusrini, M.Kom.
LOGIKA Purbandini, S.Si, M.Kom.
REPRESENTASI PENGETAHUAN - LOGIKA
PENGETAHUAN BERDASARKAN RULES PERTEMUAN MINGGU KE-6.
Universitas Multimedia Nusantara Robert Bala, MA, Dipl
Topik XIII: PENALARAN TIDAK LANGSUNG BERSIFAT DEDUKTIF (SILOGISME)
Model Representasi Pengetahuan
Definisi Inferensi  Inferensi adalah : Proses yang digunakan dalam Sistem Pakar untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang telah diketahui.
Mengembangkan Pengetahuan
PENGETAHUAN Knowledge
REPRESENTASI PENGETAHUAN
Kecerdasan buatan Nelly Indriani Widiastuti S.Si.,M.T.
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 6 dan 7.
INFERENCE Artificial Intelligence
Logika Matematika Pendahuluan.
INFERENSI.
Model Representasi Pengetahuan
BAHAN 10 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
Backward Chaining.
Penalaran Deduktif (Bella: Slide )
REPRESENTASI PENGETAHUAN
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
SILOGISME DAN ENTIMEN.
Pembentukan Konsep, Logika, dan Pengambilan Keputusan
SISTEM PAKAR SEPTI EKA H ( ) SRIWAHYUNI ( )
SILOGISME DAN ENTIMEN Yanti Trianita, S.I.Kom 5/19/2018.
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Pertemuan 9 PENGANTAR SISTEM PAKAR
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
Alda putra eka prasetia ( )
Penalaran Tujuan bab ini adalah agar para maha-siswa dapat bernalar dengan baik dalam penyusunan karya ilmiah yang ditulis. Penalaran yaitu proses berpikir.
Metode Inferensi By: Edi, MKM.
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
REPRESENTASI PENGETAHUAN - LOGIKA
Metode Inferensi.
Leonardo W. Permana PEMIKIRAN DAN METODE ILMIAH.
SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
VALIDITAS PEMBUKTIAN – Bagian I
TEKNIK INFERENSI Teknik inferensi adalah proses yang digunakan dalam sistem pakar untuk menghasilkan suatu informasi baru yang diperoleh dari informasi.
Mesin Cerdas 17/9/2015 Kode MK : MK :.
BAB II PERKEMBANGAN ILMU
Penalaran Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi.
Pardjono, Ph.D Filsafat Ilmu Program Pascasarjana UNY
Pertemuan Ke-1 Ridwan, S.T,. M.Eng Ridwan, S.T, M.Eng.
Karina Jayanti, S.I.Kom.,M.Si
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
BAHAN 10 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Universitas Multimedia Nusantara Robert Bala, MA, Dipl
Transcript presentasi:

Sistem Pakar Team : Jusepto (11141018) Irsyad Arismuda (11140868) Hari Kusuma (111410354)

TEKHNIK INFERENSI Tekhnik Inferensi adalah proses yang digunakan dalam sitem pakar untuk menghasilkan informasi baru yang diperoleh dari informasi yang telah diketahui sebelumnya. Proses Inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine yang berisi program-program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Proses Reasoning adalah proses bekerja dengan pengetahuan, fakta, dan strategi pemecah maaslah untuk mengambil suatu kesimpulan. Metode reasoning terbagi menjadi :

TEKHNIK INFERENSI 1. Deduktif Reasoning untuk mendeduksi informasi baru dari hubungan logika pada informasi yang telah diketahui. Contoh : Implikasi : Saya akan basah kuyup jika berdiri ditengah-tengah hujan deras Aksioma : Saya berdiri di tengah-tengah hujan deras Konklusi : Saya akan basah kuyup IF A is True AND IF A IMPLIES B is True, Then B is True Implikasi : Saya akan terlambat jika ban motor saya bocor Aksioma : Ban motor saya bocor Konklusi : Saya akan terlambat 1. Implikasi : Saya tidak akan bisa BBM jika kuota saya habis 2. Aksioma : Kuota saya habis 3. Konklusi : Saya Tidak Bisa BBM

TEKHNIK INFERENSI 2. Induktif Reasoning untuk mengambil kesimpulan umum dari sejumlah fakta khusus tertentu. Dibutuhkan minimal 2 buah premis , lebih banyak premis lebih bagus. Premis : Monyet di kebun binatang ragunan makan pisang Premis : Monyet di kebun raya bogor makan pisang Konklusi : Semua monyet makan pisang Premis : Ayam bertelur Premis : Itik bertelur Premis : Bebek bertelur Konklusi : Semua unggas bertelur

TEKHNIK INFERENSI 1. Premis : Mobil memerlukan bahan bakar 2. Premis : Motor memerlukan bahan bakar 3. Konklusi : Semua Kendaraan Bermotor menggunakan bahan bakar Penalaran deduktif adalah jika untuk memperoleh inferensi tertentu dengan menggunakan premis umum (Kebenaran umum dianggap benar) Logika argument : kumpulan dari pernyataan-pernyataan yang telah dinyatakan untuk dibenarkan sebagai dasar dari rantai penalaran (chain of reasoning) salah satu jenisnya adalah silogisme. Contoh silogisme : Premis mayor : Siapapun yang dapat membuat program adalah pintar Premis minor : Arief dapat membuat program Konklusi : Oleh karenanya Arief adalah pintar

TEKHNIK INFERENSI   Karakteristik yang penting dari penalaran deduktif adalah kebenaran konklusi harus mengikuti kebenaran premis-premisnya.   Premis mayor : Semua makhluk hidup perlu makan untuk memepertahankan hidup Premis minor : Anton adalah seorang makhluk hidup Koklusi : Anton perlu makan untuk mempertahankan hidup   Premis mayor : Semua manusia akan mati Premis minor : Amin adalah manusia Koklusi : Amin akan mati   Premis mayor : Semua kendaraan bermotor memiliki mesin Premis minor : mobil memiliki mesin Koklusi : mobil kendaraan bermotor