2. Melakukan analisis formal dengan membuka segala temuan dan kemungkinan. Amati data/foto secara keseluruhan, lihat dan ‘dengarkan’ pada ‘informasi umum’, detail, konotasi yang menyertainya. Temukan pola-pola hubungan dan pertentangan (kontras). Percaya perasaan, impresi, tetapi jangan lupa untuk membuat catatan (deskripsi, petunjuk). Catat juga semua pertanyaan yang dipicu oleh foto yang kita amati. Pertanyaan ini mungkin akan menunjukan arah yang penting bagi analisa selanjutnya. Lihat dan responlah foto-foto tersebut sebagai pernyataan dari sebuah drama kultural, dan biarkan karakterisasi ini membentuk struktur (pola, bangunan, naratif) untuk meletakan foto-foto dan data yang lain dari penelitianmu.
3. Membuat analisa yang lebih terstruktur dan detail. 3. Membuat analisa yang lebih terstruktur dan detail. Lihat seluruh foto yang dihasilkan dengan pertanyaan yang spesifik untuk memusatkan perhatian kita pada detail dari foto dan kondisi yang coba untuk direkam. Mengukur, menghitung, membandingkan unsur-unsur di dalam foto atau antar foto, mencari relasi spasial, dan tingkah laku yang sesuai dengan apa yang kita cari. Tujuan utama dari analisa structural ini adalah untuk mendapatkan detail yang akan memicu temuan yang lebih luas dan mejadi alat untuk mengecek temuan-temuan tersebut. Inkonsistensi yang kita temukan harus diperlakukan sebagai ajakan untuk kembali ke analisa yang lebih luas untuk eksplorasi selanjutnya.