KURIKULUM PERENIALISME OLEH. Casutri NIM. 0104511001
Dalam filsafat terdapat berbagai aliran, seperti aliran Perenialisme PENDAHULUAN Dalam filsafat terdapat berbagai aliran, seperti aliran Perenialisme Aliran Perenialisme termasuk dalam kategori filsafat pendidikan akademis-skolastik Aliran Perenialisme menganggap bahwa zaman modern adalah zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kekacauan, kebingungan sehingga banyak menimbulkan krisis di segala bidang kehidupan manusia
PERMASALAHAN Sejarah mencatat bahwa dalam pertumbuhan dan perkembangan filsafat terdapat berbagai macam perbedaan yang jelas dari masing – masing tokoh filsafat Begitu pula halnya dengan filsafat pendidikan, bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau aliran
dunia filsafat pendidikan pun mempunyai berbagai pandangan ataupun aliran yang berbeda masalah dalam aliran Perenialisme, yaitu bagaimana latar belakang munculnya aliran Perenialisme, pandangan aliran Perenialisme tentang belajar, pandangan Aliran Perenialisme tentang pendidikan
PEMBAHASAN MASALAH Latar Belakang Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang Aliran ini dianggap sebagai “regresive road to culture” yakni “kembali kepada kebudayaan masa lampau”, kebudayaan yang dianggap ideal
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal dimaksud “education as cultural regression” Perenialisme berharap agar manusia kini dapat memahami ide dan cita falsafatnya yang menganggap filsafatnya sebagai suatu asas yang komprehensif Perenialisme sebagai satu pandangan hidup yang berdasarkan pada sumber kebudayaan dan hasil – hasilnya, karena prinsip – prinsip filsafatnya itu self-evident, kekal dan tak terikat tempat berlakunya (universal), maka prinsip – prinsip itu disamping transcendental, juga realiable untuk semua zaman, karena itu ia benar dan tepat untuk abad kita sekarang dan masa depan
Pandangan Perenialisme tentang belajar Tuntutan tertinggi dalam belajar menurut Perenialisme, adalah latihan dan disiplin mental. Maka, teori dan praktik pendidikan haruslah mengarah kepada tuntunan tersebut. Teori dasar dalam belajar menurut Perenialisme terutama: 1. Mental dicipline sebagai teori dasar Menurut Perenialisme sependapat latihan dan pembinaan berpikir adalah salah satu kewajiban tertinggi dalam belajar, atau keutamaan dalam proses belajar. Karena program pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan berpikir
2. Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan, otoritas berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna kemerdekaan pendidikan hendaknya membantu manusia untuk dirinya sendiri yang membedakannya dari makhluk yang lain. Fungsi belajar harus diabdikan bagi tujuan itu, yaitu aktualisasi diri manusia sebagai makhluk rasional yang bersifat merdeka
3. Leraning to Reason (belajar untuk berpikir) Bagaimana tugas berat ini dapat dilaksanakan, yakni belajar supaya mampu berpikir. Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis, dan berhitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tujuan pokok pendidikan sekolah menengah dan pendidikan tinggi
4. Belajar sebagai persiapan hidup Belajar untuk mampu berpikir bukanlah semata – mata tujuan kebajikan moral dan kebajikan intelektual dalam rangka aktualitas sebagai filosofis. Belajar untuk berpikir berarti pula guna memenuhi fungsi practical philosophy baik etika, sosial politik, ilmu dan seni
5. Learning through teaching Fungsi guru menurut Perenialisme berbeda dengan esensialisme. Menurut esensialisme guru sebagai perantara antara bahan dengan anak yang melakukan proses penyerapan. Dalam pandangan Perenialisme, tugas guru bukanlah perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai murid yang mengalami proses belajar sementara mengajar. Guru mengembangkan potensi – potensi self discovery, dan ia melakukan otoritas moral atas murid – muridnya, karena ia seorang profesional yang memiliki kualifikasi dan superior dibandingkan dengan murid – muridnya. Guru harus mempunyai aktualitas yang lebih
Pandangan Perenialisme mengenai pendidikan Filsafat pendidikan Perenialisme mempunyai empat prinsip dalam pembelajaran secara umum yang mesti dimiliki manusia, yaitu: 1. Kebenaran bersifat universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu, dan orang 2. Pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran 3. Kebenaran dapat ditemukan dalam karya – karya agung 4. Pendidikan adalah kegiatan liberal untuk mengembangkan nalar
1. Pendidikan Dasar dan Menengah Sedangkan pandangan – pandangan kurikulumnya mempengaruhi praktik pendidikan 1. Pendidikan Dasar dan Menengah a) Pendidikan sebagai persiapan Perbedaan Progresivisme dengan Perenialisme terutama pada sikapnya tentang “education as preparation”. Dewey dan tokoh – tokoh Progresivisme yang lain menolak pandangan bahwa sekolah (pendidikan) adalah persiapan untuk kehidupan. Tetapi Perenialisme berpendapat bahwa pendidikan adalah persiapan bagi kehidupan di dalam masyarakat. Dasar pandangan ini berpangkal pada ontologi, bahwa anak ada dalam fase potensialitas menuju aktualitas, menuju kematangan
b) Kurikulum Sekolah Menengah Prinsip kurikulum pendidikan dasar, bahwa pendidikan sebagai persiapan, berlaku pula bagi pendidikan mencegah. Perenialisme membedakan kurikulum pendidikan menengah antara program, “general education” dan pendidikan kejuruan, yang terbuka bagi anak 12-20 tahun
2. Pendidikan Tinggi dan Adult Education a) Kurikulum Universitas Program “general education” dipersiapkan untuk pendidikan tinggi dan adult education. Pendidikan tinggi sebagai lanjutan pendidikan menengah dengan program general education yang telah selesai disiapkan, bagi umur 21 tahun sebab dianggap telah cukup mempunyai kemampuan melaksanakan program pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi pada prinsipnya diarahkan untuk mencapai tujuan kebajikan intelektual yang disebut “The intellectual love of good”
b) Kurikulum Pendidikan Orang Dewasa Tujuan pendidikan orang dewasa ialah meningkatkan pengetahuan yang telah dimilikinya dalam pendidikan lama sebelum itu, menetralisir pengaruh – pengaruh jelek yang ada. Nilai utama pendidikan orang dewasa secara filosofis ialah mengembangkan sikap bijaksana, guna merenorganisasi pendidikan anak – anaknya, dan membina kebudayaannya. Malahan Hutchins mengatakan, pendidikan orang dewasa adalah jalan menyelamatkan kehidupan bangsa – bangsa
ANALISIS Analisis yang dapat diambil dari penjelasan di atas pada aliran Perenialisme adalah setiap manusia diharapkan agar berpikir bebas, sehingga dalam pikirannya tidak ada tekanan. Dan menekankan pendidikan berdasarkan kurikulum yang sudah disusun
KESIMPULAN Aliran Perenialisme dianggap sebagai “regresive road to culture” yakni jalan kembali ke kebudayaan masa lampau. Pandangan Perenialisme mengenai belajar dengan mendasarkan pada teori belajar, Mental disiplin sebagai teori dasar, rasionalitas dan asas kemerdekaan, belajar untuk berpikir serta belajar sebagai persiapan hidup. Perenialisme juga memiliki formula mengenai jenjang pendidikan beserta kurikulum, yaitu pendidikan dasar dan (sekolah) menengah, pendidikan tinggi dan adult education