Perlawanan Terhadap Kolonialisme sebelum Lahirnya Kesadaran Nasional Rajaa,Aryo,Naufal FD
Pelawanan Kesultanan Ternate terhadap Portugis Awalnya Portugis diterima baik oleh rakyat Ternate. Namun, lama kelamaan rakyat Ternate mengadakan perlawanan. Sebab Perlawanan Rakyat Ternate, adalah Portugis melakukan monopoli perdagangan dan ikut campur tangan dalam pemerintahan
Pelawanan Kesultanan Ternate terhadap Portugis Kegiatan imperialis Portugis mendapat perlawanan dari Raja Ternate yaitu Sultan Hairun. Sultan Hairun dengan tegas menentang usaha Portugis untuk melakukan monopoli perdagangan di Ternate. Rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan. Pada tahun 1570, Portugis dengan cara licik menawarkan tipu perdamaian. Sehari setelah penandatanganan perjanjian, Portugis mengundang Sultan Hairun untuk menghadiri pesta perdamaian. Sultan Hairun tanpa curiga hadir dan dibunuh oleh kaki tangan Portugis.
Pelawanan Kesultanan Ternate terhadap Portugis Perlawanan Rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah Pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis di Ternate. Portugis mampu bertahan selama 5 tahun di dalam bentengnya. Kemudian pada tahun 1575, Portugis menyerah karena kehabisan bekal. Pada tahun 1574, benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu, dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor Timur sampai tahun 1575.
Galery Kesultanan Ternate Bendera Ternate Sigi Lamo, masjid peninggalan Kesultanan Ternate Wilayah Kesultanan Ternate pada abad ke-16
Pelawanan Kesultanan Demak terhadap Portugis Perlawanan terjadi karena kesultanan – kesultanan Islam merasa terancam terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Akibatnya, aktivitas perdagangan di pelabuhan Malaka menjadi terganggu karena banyak pedagang Islam yang merasa dirugikan. Oleh karena itu, Sultan Demak R. Patah mengirim pasukannya di bawah Adipati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka. Adipati Unus melancarkan serangan pada tahun 1512 – 1513 dengan kekuatan 100 kapal laut dan 10.000 prajurit. Namun serangan tersebut mengalami kegagalan dan belum berhasil.
Pelawanan Kesultanan Demak terhadap Portugis Pada tahun 1527, tentara Demak kembali melancarkan serangan terhadap Portugis yang mulai menanamkan pengaruhnya di Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Pada tanggal 22 Juni 1527, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta.
Gallery Kesultanan Demak Kerajaan Demak Bendera Kesultanan Demak
Pelawanan Kesultanan Aceh terhadap Portugis Perlawanan rakyat Aceh terhadap bangsa Portugis mencapai puncaknya pada waktu Aceh dipimpin oleh kesultanan Aceh, Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636). Alasan Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis, adalah : Rakyat Aceh merasa Portugis adalah saingan mereka khususnya di dalam hal perdagangan di kawasan sekitar Selat Malaka. Portugis ingin menyebarkan agama Katolik di wilayah Aceh. Hal ini sangat tidak diterima oleh masyarakat Aceh karena Aceh merupakan Kerajaan Islam. Rakyat Aceh ingin sekali mematahkan kekuatan Portugis di Asia Tenggara.
Pelawanan Kesultanan Aceh terhadap Portugis Berbagai cara dilakukan oleh Kesultanan Aceh untuk melumpuhkan kekuatan bangsa Portugis. Salah satunya dengan memblokade perdagangan (melarang rakyat Aceh untuk menjual lada dan timah kepada bangsa Portugis). Sultan Iskandar Muda merasa bahwa taktik yang digunakan untuk melumpuhkan Portugis tidaklah sempurna hasilnya sehingga beliau menyerang Portugis pada saat masih berpusat di Malaka pada tahun 1629. Namun, sayangnya usaha yang dilakukan oleh Kesultanan Aceh tersebut mengalami kegagalan.
Gallery Kesultanan Aceh Luas Kesultanan Aceh, 1608-1637 Meriam Kesultanan Aceh
Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ternate http://www.hariansejarah.id/2017/05/kesultanan-demak- dan-awal-islamisasi.html