Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STANDAR PROSES KEPERAWATAN JIWA
Advertisements

Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat.
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
ASKEP WAHAM.
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) Atih Rahayuningsih.
TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA
SP JIWA Oleh kelompok 2.
DALAM KEPERAWATAN JIWA
KASUS PEMICU Nn.S 28 tahun. Tamatan SD. Klien belum menikah dan tidak mempunyai pacar. Klien sering mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai teman pria.
Wawancara Dalam Proses Keperawatan Wawancara/Interview merupakan bagian dari komunikasi interpersonal, bukan komunikasi interpersonal bagian dari wawancara.
“KONSEP KELUARGA DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS”
1. Tahap Prainteraksi  2 kegiatan ; internal & eksternal A. internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri : orientasi tugas, peningkatan kesadaran.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi Terapeutik
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
KONSEP KESEHATAN JIWA OLEH TUTU A. SUSENO.
KONSEP DIRI By Slametiningsih, M.Kep, Sp. Kep. J
PERILAKU KEKERASAN.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
HUBUNGAN TERAPEUTIK Sri Warsini.
Gangguan Hubungan Sosial: MENARIK DIRI
KEMATIAN.
GANGGUAN KONSEP DIRI istichomah
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KRITIS
DAMPAK NIKOTIN TERHADAP PSIKOLOGIS SISWA
NURSE-CLIENT RELATIONSHIP
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
“harga diri rendah (hdr)
Komunikasi pada bidang maternitas
Komunikasi terapeutik dikeluarga dan komunitas
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
ASKEP KLIEN DENGAN SPIRITUAL
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( SP )
Ns.Erma kasumayanti, M.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA KEPERAWATAN &FAKULTAS ILMU KESEHATAN
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH
Ns.erma kasumayanti, s.kEp
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Assalamu’alaikum….
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
Soal kasus 1.Perawat ingin melakukan anamnesis pada pasiennya. Pada saat perawat datang ke tempat tidur pasien. Pasien terlihat sedang sendiri di sudut.
KEPERAWATAN &FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PD KLIEN ISOLASI SOSIAL
ASKEP ISOLASI SOSIAL Diar Finelsa Rasyidah Febriana syafira Latifaturrahma.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Tri Yunita FD STr. Keb.
1 HUBUNGAN ANTAR MANUSIA. 2 Pengetahuan tentang hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara Perawat dengan klien dalam pelayanan.
Transcript presentasi:

Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN ASKEP ISOLASI SOSIAL PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan isolasi sosial Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada klien dengan isolasi sosial Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien isolasi sosial Mahasiswa mampu menetapkan tujuan pada diagnosa keperawatan klien dengan isolasi sosial Mahasiswa mampu membuat perencanaan pada klien dengan isolasi sosial Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien isolasi sosial Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawtan. 2

Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya, pasien mungkin merasa di tolak, tidak di terima kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain 3

RENTANG RESPON SOSIAL Respon Adaptif Respon maladaptif Solitut Otonomi Mutualitas Interdependen Kesepian Menarik diri Ketergantunga n Manipulasi Impulsifitas Narkisisme

Rentang Respon sosial Manipulasi: org lain dianggap sbg obyek; hubungan berkisar ttg isu kontrol; berorientasi pd pribadinya sendiri; tdk pd org lain. Narkisisme: harga diri rapuh; mencari pujian dan kekeguman pd diri; sikap egosentris; iri hati; gusar kalau org lain tdk mendukung. Impulsifitas: tak mampu merencanakan; tak mampu belajar dr pengalaman; tak mampu membuat keputusan; tdk ajeg. 5

Tugas perkembangan hubungan interpersonal Bayi: menegakkan hubungan saling percaya. Todler: mengembangkan otonomi dan memulai perilaku independen. Usia pra sekolah: mulai berinisiatif dan belajar bertg jwb dan mendengar suara hati. Usia sekolah: belajar kompetisi, kerja sama, dan kompromi. 6

Tugas perkembangan hubungan interpersonal Pra remaja: intim dg teman sejenis. Remaja: intim dg lawan jenis dan independen dr ortu. Dewasa muda: interdependen dg ortu, teman; menikah; punya anak. Dewasa tengah: belajar “let go” Dewasa akhir: berduka krn kehilangan, mengembangkan hub dg budaya. 7

Faktor Predisposisi Faktor perkembangan: gangguan perkembangan krn keluarga yang terganggu, pemisahan anak-ortu yg tdk berhasil, klg yg tdk mendorong relasi dg dunia luar, peran klg yg kabur, org tua alkoholisme, child abuse. Faktor biologi: faktor genetis ~ neurotransmiter. 8

Faktor Predisposisi Faktor sosial budaya : interaksi sosial, norma yang tidak mendorong interaksi sosial, penilaian kutang terhadap anggota masyarakat (manula, sakit kronis, cacat) 9

Stresor Presipitasi Stresor sosial budaya: unit klg tdk stabil; perspisahan dg org yang bermakna, seperti akibat hospitalisasi. Stresor psikologis: ansietas berkepanjangan dan berat disertai ketidakmampuan menghadapi ansietas tsb. 10

Keterlibatan dengan jaringan keluarga dan pertemanan Sumber Koping Keterlibatan dengan jaringan keluarga dan pertemanan Hubungan dengan hewan peliharaan Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal. 11

Koping terkait dengan kepribadian anti sosial 1.Proyeksi 2.Spiling Mekanisme koping Koping terkait dengan kepribadian anti sosial 1.Proyeksi 2.Spiling 3.Devaluasi orang lain 12

Koping terkait dengan kepribadian terbatas : Mekanisme koping Koping terkait dengan kepribadian terbatas : Splitting Reaksi formasi Proyeksi Isolasi Idealisasi org lain Devaluasi org lain Identifikasi proyekti 13

Masalah keperawatan Isolasi sosial 14

1. Membina hubungan saling percaya Tujuan Klien mampu : 1. Membina hubungan saling percaya 2. Menyadari perilaku isolasi sosial 3. Melakukan interaksi secara bertahap 4. Melakukan interaksi secara berkelompok 5. melakukan interaksi dalam kegiatan sosial. 15

Bina hubungan terapeutik Tindakan keperawatan Bina hubungan terapeutik Bantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial : Diskusikan keuntungan berinteraksi dengan orang lain Diskusikan tentang kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain. 16

Latih klien berkenalan secara bertahap satu orang. Tindakan keperawatan Latih klien berkenalan secara bertahap satu orang. Latih klien berkenalan dengan dua orang Latih klien dalam kegiatan kelompok Latih klien bercakap-cakap dalam kegiatan sosial. 17

Tindakan keperawatan Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial misalnya : belanja ke warung, ke pasar, ke kantor pos, ke bank dan lain-lain Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya. 18

Strategi pelaksanaan Fase orietasi : 1.1 Salam “Selamat pagi, perkenalkan saya I, perawat A. Ibu bisa panggil saya ibu I “Nama ibu siapa?” “Oo… ibu R, senang dipanggil apa?” “Baik… Jadi senangnya dipanggil ibu R ya? 1.2. Evaluasi : “Apa yang ibu R rasakan saat ini?” “Oo.. Jadi ibu R sering merasa kesepian?” “Sudah berapa lama ibu R sering merasa kesepian? 1.3. Validasi : “Apa yang telah ibu R lakukan untuk mengatasi perasaan kesepian ibu?” “Bagaimana hasilnya?” 19

Strategi pelaksanaan Fase Kerja 2.3. Tindakan Keperawatan 2.3.1. Bantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka “Menurut ibu R, apa saja manfaat jika kita memiliki banyak teman?” “Benar sekali ibu R, jika memiliki banyak teman, maka…….., ……….., …………. Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain “Menurut ibu R, apa saja kerugiannya jika kita tidak bergaul dengan orang lain?” Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien 20

Strategi pelaksanaan Fase Kerja 2.3.2. Latih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap Jelaskan kepada pasien cara bercakap-cakap dengan orang lain “Jika kita telah mengenal orang yang akan diajak bercakap-cakap, kita dapat langsung menghampiri, menyapa dan mengajaknya bercakap-cakap” “Jika kita belum mengenal orang yang akan diajak bercakap-cakap, maka hal pertama yang dilakukan adalah berkenalan dengan orang tersebut” Latih pasien cara berkenalan dengan orang lain “Sekarang kita latihan berkenalan dulu yaa…” (Latih pasien cara berkenalan dan mengembangkan topik pembicaraan) Latih bercakap cakap dengan anggota keluarga 21

Fase terminasi 3.1. Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan ibu R setelah latihan cara berkenalan ” 3.2. Evaluasi Obyektif : “coba sebutkan kembali cara berkenalan” 3.3. Rencana Tindak lanjut pasien ' mau berapa kali dalam sehari cara berkenalan” 3.4 Rencana tindak lanjut perawat “ baik lah tidak terasa waktu hampir 30 menit, besok kita akan pertemu kembali Bercakap-cakap cara berkenalan dengan orang lain 3.5 Salam “semoga cepet sehat” 22