SYAKHSIYAH ISLAMIYAH
Pengertian Syakhsiyah berasal dari kata Syakhsun (Arab) dan Personality (Inggris) yang artinya pribadi atau Kepribadian Syakhsiyah secara bahasa bermakna “Shifatun tumayyizu al syaksha min ghairihi” (sifat atau karakter yang membedakan satu orang dengan yang lainnya). Syakhsiyah dapat juga diartikan sebagai Jatidiri atau identitas seseorang yang membedakannya dengan orang lain.
Indikator tinggi rendahnya kualitas Syakhsiyah adalah Perilaku (suluk) sehari-hari seseorang dalam berbagai interaksi di tengah masyarakat (AN Nabhani, 1994)
Tolok Ukur kemulyaan Suatu saat, seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah saw. dan para sahabatnya, Rasulullah bertanya kepada mereka, “Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki ini? Mereka menjawab, Dia Orang yang paling mulia jika melamar wanita pasti diterima lamarannya, jika membela diri pasti diterima pembelaannya, dan jika berkata pasti didengar perkataannya.” Mendengar itu Rasulullah diam. Tak lama kemudian melintas pula seorang laki-laki lain. Nabi bertanya lagi kepada para sahabat, Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki ini? Mereka menjawab, Demi Allah wahai Rasulullah, Dia termasuk orang yang fakir, jika melamar pasti tidak akan dinikahkan, jika membela diri pasti tidak akan diterima pembelaannya, dan jika berkata tentu tidak akan didengar perkataannya. Kemudian Rasulullah berkata: “Sungguh, laki-laki yang kedua ini lebih baik daripada seisi bumi laki-laki yang pertama tadi” ( HR. Ibnu Majjah dan Ibnu Majjah)
Perilaku Adalah apa yang dilakukan manusia untuk memuaskan segala kebutuhan (raghbat) dan keinginannya (hajat). Kebutuhan manusia adalah : * Kebutuhan jasmani (Al hajat Al Udhwiyah) * Naluri (Al Ghara’iz)
Untuk memahami hakikat Syakhsiyah manusia, perlu difahami lebih mendalam tentang karakteristik atau sifat khas manusia (khashiyatul insaan) yang berupa potensi dasar yang telah dianugerahkan Allah kepada dirinya.
Potensi Manusia Potensi Akal (Hidayatul Aqli) Potensi Naluri (Hidayatul Gharizah) Potensi Kesucian (Hidayatul fitri) Potensi Panca Indra (Hidayatul Hawas) Petunjuk Agama (Hidayatuddin)
AKAL Akal adalah karakterstik sifat manusia yang tidak terdapat pada hewan atau mahluk Allah yang lain. Pemikiran merupakan suatu proses yang rumit yang melibatkan 4 unsur, antara lain: Fakta yang terindra (al waqi al mahsus), panca indra (al hawas, otak manusia (al dimagh) dan informasi sebelumnya (al ma’lumat al sabiqoh) Jika informasi sebelumnya yang ada di dalam otak dikaitkan dengan fakta yang terindra, terjadilah suatu proses berfikir, dan selanjutnya menghasilkan pemikiran mengenai fakta tersebut. Jika tidak ada informasi atau pengetahuan sebelumnya tentang sesuatu fakta, tidak akan terjadi proses berfikir dan tidak mungkin mengetahui fakta tersebut. (Ismail 1958) Pemikiran, akal, kesadaran adalah proses pemindahan suatu fakta dengan perantara indra ke dalam otak kemudian disertai informasi sebelumnya tentang fakta tersebut.
FAKTA Berfikir Informasi sebelumnya
Gharizoh Adalah dorongan dalam diri manusia untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Kebutuhan makan dan minum Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Kehormatan Kebutuhan Sex
Kerinduan kepada Sang pencipta Dorongan untuk taat kepada Pencipta FITRAH Adalah potensi dasar yang mendorong manusia untuk dapat hidup sesuai dengan aturan allah. Dorongan tersebut berupa : Kerinduan kepada Sang pencipta Dorongan untuk taat kepada Pencipta Rasa takut Harapan Dorongan untuk melakukan kebaikan Penolakan terhadap keburukan
Panca Indra Adalah alat yang diberikan allah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Mata Hidung Kaki Tangan Mulut AgamaAdalah petunjuk bagi manusia agar dapat melaksanakan hidup sesuai dengan fitrah manusia. Rasul Kitab Suci
Persepsi Persepsi berpengaruh mengendalikan, dan mengarahkan perilaku manusia. Dan Perilaku seseorang akan sangat bergantung kepada persepsinya.
Aqlyah islamiyah adalah cara berfikir dengan landasan islam SYAKHSIYAH ISLAMIYAH Adalah perpaduan antara aqliyah Islamiyah (cara berfikir Islam) dan nafsiyah Islamiyah (sikap jiwa Islami) Aqlyah islamiyah adalah cara berfikir dengan landasan islam Nafsiyah Islamiyah adalah sikap jiwa yang memiliki kecenderungan (Muyul) berpedoman kepada asas islam.
ASPEK AQIDAH Tidak mengkafirkan seorang muslim Tidak mendahulukan makhluk atas Khaliq Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan tidak bergabung dalam majelis mereka. Mengesakan Allah swt dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Tidak menyekutukan Allah swt, tidak dalam asma’-Nya, sifat-Nya dan af’alNya Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan Mempelajari madzhab-madzhab Islam yang berkaitan dengan Asma dan Sifat dan mengikuti madzhab salaf Mengetahui batasan berwala dan berbara’ Bersemangat untuk berteman dengan orang-orang shalih dari sisi-sisi kedekatan dan peneladanan Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat nashuha Memprediksikan datangnya kematian kapan saja Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam Berusaha meraih rasa manisnya iman Berusaha meraih rasa manisnya ibadah Merasakan adanya para malaikat mulia yg mencatat amalnya Merasakan adanya istighfar para malaikat dan doa mereka
ASPEK IBADAH Melakukan qiyamul-lail minimal satu kali dalam satu pekan Bersedekah Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan Haji jika mampu Banyak bertaubat Memerintahkan yang ma’ruf (kebaikan) Mencegah yang munkar (kerusakan) Ziarah kubur untuk mengambil ‘ibrah Merutinkan ibadah-ibadah sunnah rawatib Khusyu’ dalam shalat Menjaga organ tubuh dari dosa Khusyu’ saat membaca Alquran Sekali khatam Al-Quran setiap dua bulan Banyak dzikir kepada Allah swt disertai hafalan dzikir yang mudah-mudah Banyak berdoa dengan memperhatikan syarat-syarat dan tatakrama-nya Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya Senantiasa bertafakkur Beri’tikaf satu malam pada setiap bulannya
ASPEK AKHLAQ Tidak inad (membangkang) Tidak banyak mengobrol (gosip) Sedikit bercanda Tidak berbisik dengan sesuatu yang batil Tidak hiqd (menyimpan kemarahan) Tidak hasad (dengki) Memiliki rasa malu berbuat kesalahan Menjalin hubungan baik dengan tetangga Tawadhu tanpa merendahkan diri Pemberani Menjenguk orang sakit Komitmen dengan adab meminta izin Mensyukuri orang yang berbuat baik kepadanya Menyambung rahim (Silaturrahim) Komitmen dengan tata krama sebagai pendengar Komitmen dengan adab berbicara Memuliakan tamu Menjawab salam Berhati lembut Merendahkan suara Menebar senyum di depan orang lain Ramah serta sopan dan santun
ASPEK KEILMUAN Mengaitkan antara Al-Quran dengan realita Mengkaji marhalah Madaniyyah (fase kehidupan Nabi Muhammad saw di Madinah) dan menguasai karakteristiknya Mengenal sirah 20 sahabat yang syahid Mengetahui hukum Zakat Mengetahui fiqih Haji Mengetahui sisi-sisi syumuliyyatul (kesempurnaan) Islam Mengetahui problematika kaum muslimin internal dan eksternal Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum muslimin Mengetahui urgensi kesatuan kaum muslimin Memahami amal jama’i dan taat Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israel Hafal dan bertajwid tiga juz Al quran (28-30) Membaca tafsir dua juz Al quran (28-29) Mengahafalkan keseluruhan Arbain (20 + 20) Menghafal 50 Riyadhush-Shalihin (20 + 30) Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya Mengetahui arah-arah pemikiran Islam kontemporer Mengenali hal-hal baru dari problematika kekinian Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan masalah
ASPEK KESEHATAN Membersihkan peralatan makan dan minumnya Mampu mempersiapkan makanan Mengikuti petunjuk-petunjuk kesehatan dalam tidur dan bangun tidur semampunya Mengobati diri sendiri Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk Menjauhi makanan-makanan yang diawetkan dan mempergunakan minuman-minuman alami Mengatur waktu-waktu makan Tidak berlebihan mengkonsumsi lemak Tidak berlebihan mengkonsumsi garam Tidak berlebihan mengkonsumsi gula Memilih produsen-produsen makanan Tidur 6 - 8 jam dan bangun sebelum fajar Berlatih atau senam 10 - 15 menit setiap hari Berjalan kaki 2 - 3 jam setiap pekan
ASPEK KESUNGGUHAN JIWA Selalu menyertakan niat jihad dalam segala aktivitas Menjadikan dirinya bersama orang baik Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal islami Sabar atas bencana Menyesuaikan perbuatan dengan ucapan Menerima dan memikul beban dakwah Memerangi dorongan-dorongan nafsu Tidak berlebihan mengkonsumsi yang mubah Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan
ASPEK KEMANFAATAN BAGI YANG LAIN Komitmen dengan adab Islam di rumah Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri) Melaksanakan hak-hak anak Memberi hadiah kepada tetangga Membantu yang membutuhkan Menolong yang terzhalimi Bersemangat mendakwahi istrinya, anak-anaknya, dan kerabatnya Mendoakan yang bersin Membantu istrinya Memberikan pelayanan umum karena Allah swt Memberikan sesuatu dari yang dimiliki Mendekati orang lain (untuk didakwahi) Mendorong orang lain berbuat baik Membantu yang kesulitan Membantu yang terkena musibah Berusaha memenuhi hajat orang lain Memberi makan orang lain