Fitri Supriyatin Syarifatul Hilwa Windy Mellsarah Achmad Suhndi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TUJUAN PENGEMBANGAN MANUSIA Pengembangan Manusia Melalui Peningkatan Kualitas Peningkatan Pilihan Hidup  Karir  Pengaruh  Penghasilan  Prestise 
Advertisements

Kajian Implementasi Program Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud Jenjang S2 dan S3 Dalam dan Luar Negeri.
Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si.
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI : SEBUAH PENYEMPURNAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Oleh : Trisakti Handayani.
Peran Guru Dalam Membangun Budaya Sekolah
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Analisis Internal Segaf, SE.MSc..
Tidak semua kebutuhan sistem yang telah didefinisikan pada tahapan analisis kebutuhan sistem layak untuk dikembangkan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah.
SAP 3 EVALUASI PROYEK DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN MEMPEROLEH GAGASAN
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
MANAJEMEN PELAKSANAAN KBK
Herman Sugianto ( ) Helmawati ( )
Penerimaan &Penyimpanan
ANALISIS INVESTASI PUBLIK
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
PENGUKURAN EVALUASI TERHADAP INPUT, PROSES, OUTPUT DAN OUTCOME
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
ANALISIS INVESTASI PUBLIK
Analisa Kelayakan Sistem
RASIO AKTIVITAS & RASIO PROFITABILITAS
Manajemen Pembiayaan Pendidikan:
Pertemuan ke 11 Sistem Pembiayaan pada satuan Pendidikan
MATERI KULIAH PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
MANAJEMEN PERSONALIA DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
POKOK PEMBAHASAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Analisis Keuangan Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM..
Training Manajemen JNE
EVALUASI EKONOMI DALAM SEKTOR KESEHATAN
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
MANAJEMEN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
ANALISIS RASIO.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
FUNGSI & SISTEM MANAJEMEN OPERASIONAL
Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Menggunakan Ratio
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
Training Manajemen JNE
PRODUKSI DAN BIAYA.
PERTEMUAN 1 PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKTIVITAS
ENDRI SANOPAKA, S.Sos STISIPOL RAJA HAJI
Pengelolaan Proyek Sistem Informasi
Sistem yang baik harus UTUH dan BENAR
Prinsip Ekonomi dalam Usaha Perikanan
IMPLEMENTASI SISTEM PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA BIRO KEUANGAN
Fungsi Anggaran Fungsi otorisasi: Anggaran Negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan:
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
FUNGSI & SISTEM MANAJEMEN OPERASIONAL
PENGANGGGARAN (BUDGETING)
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Keuangan Sekolah/Madrasah
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Sistem Pengendalian Manajemen
Penerimaan &Penyimpanan
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat.
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
Akuntansi sektor publik
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
ACTVITY BASE MANAGEMEN (ABM) Seri: Akuntansi Manajemen Kontemporer UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA FAKULTAS EKONOMI Dr. Sailendra, M.Ak.
MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
Transcript presentasi:

Fitri Supriyatin 1112018200005 Syarifatul Hilwa 1112018200007 Windy Mellsarah 1112018200012 Achmad Suhndi 11120182000 Kelompok 3

Efisiensi pendidikan Konsep Efisiensi Pendidikan Istilah efisiensi menggambarkan hubungan antara input dan output. Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikanyang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Untuk mengetahui efisiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisis keefektifan biaya yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar

Faktor Utama Efisiensi Internal Faktor institusional Faktor manajerial

Faktor Institusional 1. Menjabarkan secara jelas tujuan pendidikan ke dalam proses pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan 2. Penyusunan materi dan orientasi, serta struktur program pendidikan berdasarkan tujuan pendidikan

Faktor Manajerial Komponen masukan Proses pendidikan Keluaran, baik kuantitatif maupun kualitatif.

Pemanfaatan Sumber Daya dalam Mencapai Efisiensi Sistem sekolah yang terorganisasi secara efisien, Kemampuan profesional kepala sekolah sebegai pengelola satuan pendidikan, dan Mutu masukan yang harus disediakan untuk melaksanakan program pendidikan (Thomas, 1976; Vaizey, 1962).

Upaya dalam Meningkatkan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access), Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival), Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output), dan Pemerataan kesemptan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality of outcome).

Faktor Utama Efisiensi Internal Faktor institusional Faktor manajerial

Faktor Institusional 1. Menjabarkan secara jelas tujuan pendidikan ke dalam proses pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan 2. Penyusunan materi dan orientasi, serta struktur program pendidikan berdasarkan tujuan pendidikan

Faktor Manajerial Komponen masukan Proses pendidikan Keluaran, baik kuantitatif maupun kualitatif.

Pemanfaatan Sumber Daya dalam Mencapai Efisiensi Sistem sekolah yang terorganisasi secara efisien, Kemampuan profesional kepala sekolah sebegai pengelola satuan pendidikan, dan Mutu masukan yang harus disediakan untuk melaksanakan program pendidikan (Thomas, 1976; Vaizey, 1962).

Upaya dalam Meningkatkan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access), Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival), Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output), dan Pemerataan kesemptan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality of outcome).

Efesiensi Internal Suatu sistem pendidikan dinilai memiliki efesiensi internal jika dapat menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input memaksimalkan output yang diharapkan.

Untuk menilai efesiensi internal dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara seleksi di dalam putaran-putaran (cycles) pendidikan dan seleksi di antara putaran.

Efisiensi dalam pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan konsep manajemen ilmiah yang dipelejari oleh John F. Bobbit (1912). Menurut Bobbit, pertambahan jumlah enrollmen yang demikian pesat akan berpengaruh terhadap pemanfaatan sumber-sumber daya pendidikan, jika terjadi pengulangan dan putus sekolah, dan pengelolaan sekolah yang tidak efesien.

Penekanan biaya pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai jenis kebijakan, antara lain: Menurunkan biaya operasional, Memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen-komponen input yang langsung berkaitan dengan proses belajar mengajar, Meningkatkan kapasitas pemakaian ruang kelas, fasilitas belajar, Meningkatkan kualitas PBM, Meningkatkan motivasi kerja guru, dan Memperbaiki rasio-guru murid.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur efesiensi internal: Rata-Rata Lama Belajar (Average Study Time) Input-Output Ratio (IOR)

Rata-Rata Lama Belajar Untuk mengetahui berapa lama seorang lulusan menggunakan waktu belajar dapat dilakukan dengan metode mencari statistik kohort (kelompok belajar). Untuk itu, dapat dihitung dengan cara jumlah waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.

Contoh Jika di suatu SLTP hanya terdapat tiga orang lulusan masing-masing menghabiskan waktu 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun, maka lama belajar rata-rata adalah: 3+4+5 = 4 tahun 3

Input-Output Ratio (IOR) Input-Output Ratio adalah perbandingan antara murid yang lulus dengan murid yang masuk awal dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus.

Efisiensi Eksternal Metode cost benefit analysis yaitu rasio antara keuntungan finansial sebagai hasil pendidikan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan. Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya pendidikan atau distribusi anggaran kepada seluruh sub-sub sektor pendidikan.

Pengakuan dr hasil pendidikan Lulusan (Siswa/Mahasiswa) Input (Sumber Daya) Process Output (Pengetahuan)

Untuk menentukan keputusan apakah suatu program pendidikan yang telah dibiayai memberikan tingkat balik dapat dihitung dengan menggunakan formulasi sbb: Return of invesment Keuntungan bersih RO1 = Net Profit Total Asset Investasi

Faktor Utama Efisiensi Internal Faktor institusional Faktor manajerial

Faktor Institusional 1. Menjabarkan secara jelas tujuan pendidikan ke dalam proses pendidikan pada masing- masing jenjang dan jenis pendidikan 2. Penyusunan materi dan orientasi, serta struktur program pendidikan berdasarkan tujuan pendidikan

Faktor Manajerial Komponen masukan Proses pendidikan Keluaran, baik kuantitatif maupun kualitatif.

Pemanfaatan Sumber Daya dalam Mencapai Efisiensi Sistem sekolah yang terorganisasi secara efisien, Kemampuan profesional kepala sekolah sebegai pengelola satuan pendidikan, dan Mutu masukan yang harus disediakan untuk melaksanakan program pendidikan (Thomas, 1976; Vaizey, 1962).

Upaya dalam Meningkatkan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access), Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival), Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output), dan Pemerataan kesemptan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality of outcome).

PERTANYAAN Ika: dalam mempertimbangkan investasi ada dua hal penting diperhatikan, jelaskan keduanya dan berikan contohnya! Aziz: apakah efisiensi harus dilakukan pada setiap komponen disekolah, karena terkadang efisiensi dikesampingkan demi kualitas dcapai, tanggapannya? Rika: Bagaimana mengefesiensikan pendidikan secara Umum? Dea imut cholah: sektor apa saja efisiensi dilakukan?