01 Pengantar Ekonomi Makro Ruang Lingkup Ekonomi Makro Desmizar, S.E., M.M. FEB Manajemen
Bab I PENDAHULUAN Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang membahas perekonomian secara agregat, misalnya kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa total dalam perekonomian dan laju pertumbuhan output, laju inflasi dan pengangguran, neraca pembayaran dan nilai kurs. Untuk mempelajari kondisi perekonomian secara keseluruhan, makroekonomi memusatkan perhatian pada perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi itu - pada perilaku konsumsi dan investasi, faktor penentu perubahan, upah dan harga, kebijakan fiskal dan moneter, jumlah uang beredar, anggaran belanja pemerintah, suku bunga, dan utang pemerintah. Makroekonomi membahas hal-hal pokok pada interaksi antara barang, tenaga kerja, dan pasar modal dari perekonomian. Dalam makroekonomi kita membahas pasar barang secara agregat, dengan menganggap masing-masing pasar dari pasar barang yang berbeda sebagai suatu pasar tunggal.
Demikian juga untuk pasar tenaga kerja dan pasar modal dilihat secara agregat. Dengan demikian hubungan-hubungan kausal yang dipelajari dalam makroekonomi adalah hubungan antara variabel-variabel ekonomi agregatif. Diantara variabel-variabel ekonomi agregatif yang banyak dibicarakan dalam makroekonomi adalah: tingkat pendapatan nasional (Y); tingkat kesempatan kerja (L), pengeluaran konsumsi rumah tangga (C), tabungan atau saving (S), investasi nasional (I), jumlah uang beredar (Ms), tingkat harga (P), tingkat bunga (r), neraca pembayaran luar negeri (BOP), stok capital nasional (K), hutang pemerintah, dan lain sebagainya.
Pada awalnya para ahli ekonomi klasik sangat meyakini bekerjanya sistem ekonomi pasar, hal ini ditunjukkan oleh suatu hukum yang dikemukakan oleh JB SAY yang menyatakan supply will always creates its own demand atau bila diterjemahkan secara bebas akan mempunyai arti “setiap barang yang diproduksi pasti akan laku terjual”. Namun keyakinan kaum klasik terhadap mekanisme pasar ternyata menemui kegagalan. Hal ini terbukti ketika perekonomian Amerika Serikat maupun perekonomian negara-negara Eropa mengalami depresi berat pada tahun 1930-an. Postulat dari ekonom klasik gagal untuk mengatasi depresi ekonomi saat itu. Pada tahun 1936 muncul buku yang ditulis oleh John Maynard Keynes dengan judul General Theory of Employment, Interest and Money.
Kehadiran buku ini telah mengubah cara pandang sebagian besar ahli ekonomi. Menurut Keynes, perekonomian tidak dapat begitu saja diserahkan kepada mekanisme pasar dengan meminimalkan peran pemerintah. Karena keberadaan pemerintah dalam perekonomian mempunyai peran yang strategis. Pemerintah tidak saja dapat bertindak sebagai salah satu pelaku ekonomi, namun lebih daripada itu pemerintah juga berfungsi sebagai generator dalam perekonomian, manakala sektor swasta sulit diharapkan peran sertanya. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian terlihat jelas pada negara-negara yang sedang berkembang dimana kekuatan sektor swasta belum sepenuhnya dapat diandalkan.
A. Ruang Lingkup Ekonomi Ilmu ekonomi muncul karena adanya masalah ekonomi yaitu adanya kesenjangan antara keinginan atau kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas, sementara sumber daya yang tersedia jumlahnya sangat terbatas. Sehingga manusia harus melakukan pilihan-pilihan agar dapat memaksimalkan kepuasannya. Istilah ekonomi berasal dari Yunani, yaitu “oikos” dan “nomos” yang artinya aturan-aturan dalam rumah tangga. Arti dari istilah ekonomi di atas tidaklah memberikan gambaran yang jelas tentang yang dianalisis dalam ilmu ekonomi.
Prof. P.A. Samuelson, salah seorang penerima hadiah Nobel bidang ekonomi, mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai berikut: “Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan dimasa yang akan datang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat. Imu ekonomi menganalisis biaya dan keuntungan memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber daya”. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu cabang ilmu sosial yang mempelajari bagaimana upaya manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas.
Oleh karena itu manusia harus melakukan pilihan-pilihan dalam rangka mencapai hasil atau kepuasan yang maksimum. Dengan demikian majunya peradaban manusia, manusia menjadi semakin cerdas dan semakin banyak barang-barang modal yang mereka miliki; yang semuanya ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa yang selanjutnya dapat mereka pergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan tetapi meningkatnya kemampuan mereka menghasilkan barang-barang dan jasa tersebut hampir senantiasa diikuti atau diiringi, bahkan tidak jarang pula didahului oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru. Sehingga hal ini pun tetap akan menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan itu sendiri dengan ketersediaan alat pemuas kebutuhan yang ada (barang-barang dan jasa).
Menyadari kenyataan tidak terpenuhinya semua kebutuhan mereka, maka dengan sadar atau tidak manusia cenderung untuk bersikap rasional, yaitu sepanjang mereka mempunyai pilihan, mereka akan melakukan pilihan yang mendatangkan manfaat sebesar-besarnya dari penggunaan alat pemuas kebutuhan tertentu, atau menentukan pilihan yang menurut mereka memerlukan pengorbanan terkecil diantara pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu.
B. Ilmu Makroekonomi dalam Kerangka Ilmu ekonomi Pada dasarnya ilmu ekonomi dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yaitu: 1. Ilmu Ekonomi Deskriptif (descriptive economics) Adalah ilmu ekonomi yang mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi dan biasanya dilukiskan dalam bentuk angka-angka, grafik, tabel, dan sebagainya. Analisis ilmu ekonomi deskriptif ini menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam perekonomian. 2. Ilmu Ekonomi Teori (economic theory or economic principles) Memuat pandangan-pandangan yang menggambarkan sifat-sifat hubungan yang ada dalam perekonomian, membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya ada.
Ilmu ekonomi teori terdiri atas: a. Ilmu Mikroekonomi yaitu bagian dari ilmu ekonomi yang ruang lingkup bahasanya bersifat individual atau parsial yaitu mempelajari perilaku unit-unit ekonomi terkecil, contoh: teori harga, teori kepuasan konsumen, teori produksi, dll. b. Ilmu Makroekonomi Membahas perilaku perekonomian secara menyeluruh (agregat), misalnya kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa total dan laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan pengangguran, neraca pembayaran dan kurs. Ekonomi Makro memusatkan perhatian pada perilaku dan kebijakan yang dapat mempengaruhi kondisi itu pada perilaku konsumsi dan investasi, faktor penentu perubahan upah dan harga, kebijakan fiskal dan moneter, jumlah uang beredar, anggaran belanja pemerintah, suku bunga dan utang pemerintah. Singkatnya Ekonomi Makro membahas berbagai masalah pokok perekonomian yang aktual.
c. Ilmu Ekonomi Terapan Menelaah tentang kebijaksanaan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi. Contoh: Ilmu Ekonomi Moneter, Ilmu Ekonomi Pembangunan, dll. d. Ilmu Ekonomi Positif dan Normatif Ilmu Ekonomi Positif membicarakan masalah ekonomi sebagaimana adanya, sementara Ilmu Ekonomi Normatif membicarakan masalah ekonomi menurut bagaimana seharusnya (tataran ideal).
C. Metodologi dalam Ilmu Ekonomi Secara teori terdapat tiga metodologi dalam ilmu ekonomi, yaitu: 1. Metode Deduktif (Abstraktif) Suatu cara penyelidikan yang didasarkan atas dalil-dalil pokok ekonomi, kemudian dengan pikiran yang logis mencoba untuk menarik kesimpulan yang dihadapi secara umum. 2. Metode Induktif (empiris) Suatu cara penyelidikan yang bertitik tolak dari fakta nyata berbagai peristiwa ekonomi, dihubungkan, disusun secara sistematis dan ditarik kesimpulan. 3. Metode Sintesa yaitu penggabungan dari metode deduktif dan induktif.
D. Faktor-faktor Produksi Faktor produksi adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia, atau yang disediakan oleh alam, dan dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis barang dan jasa yang mereka butuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu : 1. Tanah 2. Tenaga Kerja 3. Modal 4. Keahlian Kewirausahaan (enterpreneur skill)
1. Tanah - sebagai faktor produksi sedikit berbeda dengan pengertian tanah dalam bahasa sehari-hari. Sebagai faktor produksi tanah diartikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang tidak tertutup air (space) serta seluruh kekayaan alam yang terkandung di atas atau di dalamnya, seperti hutan, hasil kebun, hasil tambang, dan lain sebagainya. 2. Tenaga Kerja - sebagai seluruh penduduk dalam batas usia kerja, yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Tenaga kerja bukan saja diartikan sebagai tenaga jasmani yang digunakan dalam proses produksi, tetapi juga meliputi kemampuan skill yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut.
Tenaga kerja ini dapat dibedakan menjadi: (i) tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang dilengkapi dengan ilmu pengetahuan yang tinggi seperti dokter, dosen, guru, dan lain sebagainya. (ii) tenaga kerja terlatih, yaitu mereka yang telah mendapat sedikit pendidikan dan pelatihan dalam bidang pekerjaan-pekerjaan tertentu, misalnya montir, tukang las, dll. (iii) tenaga kerja tidak terdidik, yaitu tenaga kerja yang tidak mempunyai pendidikan sehingga mereka hanya mengandalkan kekuatan fisik semata, contoh petani, buruh panggul, kuli bangunan, dan sebagainya.