07 Pengantar Ekonomi Mikro Teori Prilaku Konsumen (Lanjutan)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
III. TEORI KONSUMEN Pendekatan Ordinal (Ordinal Utility Approach)
Advertisements

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan)
Teori Perilaku Konsumen
Teori Prilaku Konsumen
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN
PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN
Teori Perilaku Konsumen
Perliku Konsumen Wasis A. latief.
Teori Perilaku Konsumen (Indifferen curve)
Teori Perilaku konsumen, Terbentuknya Kurve Permintaan, & Elastisitas
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: Kurva Kepuasan Sama (Indeference Curve)
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: Kurva Kepuasan Sama (Indeference Curve)
Teori Permintaan konsumen
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN
Teori Perilaku Konsumen
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Konsumen II.
TEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI KONSUMEN PERTEMUAN 4.
Teori Perilaku Konsumen
ESL313 TEORI HARGA PERTANIAN Topik 2. Permintaan Produk Pertanian
TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN PERMINTAAN
Mata kuliah Ekonomi Mikro STIE Widya Dharma Malang
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: Kurva Kepuasan Sama (Indefference Curve)
Modul 6 Analisis Perilaku Konsumen
PERILAKU KONSUMEN bagaimana seseorang memutuskan membeli barang dan jasa dalam berbagai situasi.
Teori Perilaku Konsumen (lanjutan)
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen (lanjutan)
Teori Perilaku Konsumen (Indifferen curve)
TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN PERMINTAAN
Efek Substitusi dan Efek Penghasilan
TEORI PERMINTAAN : PENDEKATAN UTILITAS ORDINAL
MK Pengantar Ekonomi TEORI KONSUMSI.
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar
Teori Konsumen II.
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Perilaku Konsumen (lanjutan)
TEORI dan PERILAKU KONSUMEN:
Teori Perilaku Konsumen
Analisis Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve)
Teori Perilaku Konsumen
TEORI KONSUMSI.
TEORI DAN PERILAKU KONSUMEN
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Tingkah Laku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
Stanty aufia rachmat UNIVERSITAS GUNADARMA
Teori Tingkah Laku Konsumen
Analisis Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve)
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN.
Teori Konsumen II.
Pertemuan Ke-6 Teori Tingkah Laku Konsumen
Teori Tingkah Laku Konsumen
Teori Tingkah Laku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen (lanjutan)
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
TEORI PERMINTAAN : PENDEKATAN UTILITAS ORDINAL
TEORI KONSUMSI & PERILAKU KONSUMEN pertemuan ke 7
Teori Konsumen II.
Teori Konsumen II.
Teori Perilaku Konsumen (Indifferen curve)
TEORI PERMINTAAN : PENDEKATAN UTILITAS ORDINAL
Teori Perilaku Konsumen. Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang.
TEORI PERILAKU KONSUMEN  Ada 2 alasan untuk mempelajari perilaku konsumen yaitu: 1. Alasan konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga.
Transcript presentasi:

07 Pengantar Ekonomi Mikro Teori Prilaku Konsumen (Lanjutan) Desmizar, S.E., M.M. FEB Manajemen

Pendekatan Ordinal Anggapan ynag diperlukan adalah : konsumen dapat menyatakan priferensinya konsumen dapat melakukan pilihan yang rasional dan konsisten jumlah barang yang lebih banyak, lebih disukai dari pada sedikit. Peralatan analisa yang digunakan dalam pendekatan ini adalah indifference curve sehingga pendekatan ini sering juga disebut dengan pendekatan indefference curve.

Kuva Indefferen (Indefference Curve) Indefference curve adalah suatu kurve yang menjelaskan berbagai kemungkinan kombinasi (barang dan jasa) yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama bagi konsumen. Indefference curve ini diperkenalkan pertama kali oleh ahli ekonomi inggris prancis Y. Edgeworth (1845 – 1926).

Tabel 7.1 Kombinasi Konsumsi yang menghasilkan Utilitas yang Sama Bagi Konsumen Barang Y (Unit) Barang X (Unit) A 30 7 B 20 14 C 13 21 D 9 28

Gambar 7.1 Indifference Curve Karakteristik Indifference Curve Indefference Curve memiliki slope negatif Bentuk indifference curve yang berslope negatif bermakna jika konsumen mengurangi konsumsi suatu barang, maka konsumsi barang yang lain perlu ditambah dalam rangka mempertahankan kepuasan konsumen konstan. Contoh : Gerakan dari titik A ke titik B pada gambar 7.1 mengakibatkan jumlah konsumsi barang Y berkurang 10 unit, dan konsumsi barang X bertambah 7 unit sebagaimana yang terlihat pada tabel 7.2. Pengurangan konsumsi barang Y berakibat penurunan total utilitas. Penurunan total utilitas yang disebabkan pengurangan konsumsi barang Y ini disebut utilitas marginal barang Y (=MUy). Sebaliknya, penambahan konsumsi barang X akan meningkatkan total utilitas. Peningkatan total utilitas yang disebabkan tambahan konsumsi barang X disebut utilitas marginal barang X (=MUx). Namun karena gerakan dari A ke B terjadi pada indifference curve U1 yang sama maka total utilitas tidak berubah. Dalam hal ini penambahan utilitas karena penambahan konsumsi barang X persis sama dengan pengurangan utilitas karena pengurangan konsumsi barang Y. Secara sistematis, hal ini dapat dinyatakan dengan : (MU x . ΔX) = - (MU y . ΔY) ΔY/ ΔX = - (MU x / MU y) Slope indifference curve = - ΔY/ ΔX = -dY/dX = MRSxy = - (MU x / MU y) Slope yang negatif dari indifference curve sama dengan MRSxy

Gerakan Sepanjang Indifference Curve dan MRS MRS (Marginal Rate of Substitution = tingkat substitusi marginal) adalah sejumlah barang yang bersedia diberikan konsumen untuk memperoleh tambahan satu unit barang yang lain, agar ia tetap berada pada tingkat kepuasan yang sama. Tabel 7.2 Gerakan Sepanjang Indifference Curve dan MRS Gerakan Perubahan Barang Y (ΔY) Perubahan Barang X (ΔX) MRS = (ΔY/ΔX) A  B -10 7 -1,43 B  C -7 -1,00 C  D -4 -0,57 2. Indifference curve cembung dilihat dari titik asal Bentuk yang cembung dari indifference curve mempunyai implikasi slope indifference curve semakin lama semakin kecil (dalam nilai absolut) jika kita bergerak sepanjang sebuah indifference curve, dari kiri atas ke kanan bawah. Karena slope indifference curve sama dengan tingkat substitusi marginal antar barang yang dikonsumsi (MRSxy). Hal ini bermakna MRSxy semakin menurun dengan semakin banyaknya suatu barang (misalnya barang X) yang dikonsumsi, sebagaimana terlihat pada tabel 7.2. 3. Indifference curve tidak mungkin berpotongan satu dengan yang lainnya. 4. Indifference curve yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dibanding indifference curve yang lebih rendah. Pada gambar 1.3 diperlihatkan peta preferensi (preference map). Peta preferensi (preference map) adalah sekumpulan indifference curve yang memperlihatkan tingkat kepuasan (utilitas) yang dapat dicapai oleh konsumen dari semua kombinasi konsumsi yang tersedia. Kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U3 menghasilkan tingkat utilitas yang lebih tinggi dari kombinasi konsumsi disepanjang indifference curve U2. Jumlah Barang Y Jumlah Barang X U3 U2 U1

Garis Anggaran (Budget Line) Garis Anggaran (budget line = budget constraint) ialah suatu garis yang memperlihatkan semua kombinasi komoditi (barang dan jasa) yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan dan harga tertentu. Misalkan : Pendapatan konsumen dinyatakan dengan I dan harga barang X dinyatakan dengan Px serta harga barang Y dinyatakan dengan Py. Jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang X maka jumlah barang X yang dapat dibeli adalah I/Px (ini adalah titik potong/Intercept) terhadap sumbu barang X. Demikian juga, jika konsumen hanya menggunakan pendapatannya untuk membeli barang maka jumlah barang Y yang dapat dibeli adalah I/Py. Berdasarkan ini dapat digambarkan garis anggaran konsumen. Gambar 7.3 Garis anggaran konsumen Barang Y I/Py I/Px Barang X Jika konsumen membeli kedua barang tersebut, total pengeluaran untuk barang x adalah harga barang X dikali jumlah barang X yanng dibeli ( Px.X) dan total pengeluaran untuk barang Y adalah harga barang Y dikali jumlah barang Y yang dibeli (Py.Y). Total pengeluaran untuk kedua barang adalah penjumlahan total pengeluaran untuk barang X dan total pengeluaran untuk barang Y. I = Px.X + Py.Y Slope garis anggaran = -Px/Py

Slope garis anggaran = slope indifference curve Pergeseran garis anggaran Gambar 7.4 Pergeseran Garis Anggaran (a) pergeseran paralel (b) rotasi Karena : Karena : Perubahan pendapatan Perubahan harga salah satu barang konsumen, atau perubahan secara proporsional Pada gambar 7.4 (a), meningkatnya pendapatan konsumen atau menurunnya harga secara proporsional akan menggeser garis anggaran ke atas. Pada gambar 7.4 (b), jika harga barang X turun sedangkan harga barang Y dan pendapatan konsumen tidak berubah, mengakibatkan garis anggaran berotasi ke arah luar. Keseimbangan Konsumen Dengan anggaran yang tersedia, konsumen mencapai utilitas maksimum ( posisi keseimbangan ) pada saat indifference curve bersinggungan dengan garis anggaran. Pada titik singgung tersebut : Slope garis anggaran = slope indifference curve Px/Py = MUx/Muy Pada gambar 7.6, keseimbangan konsumen tercapai di titik A. Barang Y Barang X I1 I2

Keseimbangan konsumen Gambar 7.5 Keseimbangan konsumen Pengertian Kurva Konsumsi Pendapatan (Income Consumtion Curve- ICC) Jika pendapatan nominal konsumen berubah seangkan harga barang konstan, bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi dan utilitas konsumen? Secara umum, barang dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu barang normal dan barang inferior. Peningkatan pendapatan konsumen memiliki pengaruh yang berbeda untuk kedua jenis barang ini. Barang Normal Kurva konsumsi-pendapatan (Income-Consumption Curve, disingkat ICC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen sebagai akibat perubahan pendapatan. Kurva konsumsi-pendapatan pada gambar 7.6.a memiliki slope positif yang bermakna permintaan konsumen terhadap barang X dan barang Y meningkat sebagai reaksi peningkatan pendapatan nominal konsumen. Barang yang memiliki kecenderungan yang demikian disebut barang normal (Normal goods). Barang normal dapat dibedakan atas 2 bagian yaitu barang kebutuhan pokok (Necessities Goods) dan barang mewah (Luxurious Goods). Ketika pendapatan nominal meningkat, permintaan terhadap barang mewah (seperti barang Y) meningkat lebih cepat, sementara permintaan terhadap barang kebutuhan pokok (seperti barang X) meningkat lebih lambat. Jumlah Barang Y Jumlah Barang X I1 I2 I3 B C A Y* X* U2

TEORI PERILAKU KONSUMEN Tujuan Instruksional Khusus: Agar mahasiswa mampu memahami bagaimana konsumen membelanjakan anggarannya terhadap berbagai barang dan jasa guna memuaskan kebutuhannya. Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh barang-barang/jasa untuk memuaskan kebutuhannya. Ada 3 asumsi yang sering dipakai dalam menjelaskan teori perilaku konsumen : Konsumen harus dapat memberikan urutan preferensi terhadap berbagai jenis- jenis barang jasa yang ada. Misalkan beras lebih memberikan kepuasan daripada jagung, maka urutan preferensi beras lebih tinggi dari jagung. 2.Pemberian urutan preferensi harus konsisten atau transitive. Contoh : bila A>B>C maka A>C 3.Konsumen bersifat Rasional artinya semakin banyak jumlah barang yang bisa dikonsumsi (sampai jumlah tertentu) maka semakin besar kepuasan yang dapat diperoleh.

Ada dua pendekatan yang dapat di gunakan dalam menjelaskan teori perilaku konsumen: Pendekatan Utilitas Kardinal (Cardinal Utility Approach) Pendekatan Utilitas Ordinal (Ordinal Utility Approach) Cardinal Utility Approach : disebut juga Teori Nilai Subyektif. Menurut pendekatan Kardinal, kepuasan seseorang dapat dibandingkan dan dapat diukur. Asumsi-asumsi yang digunakan : Asumsi bahwa utility barang/jasa dapat di ukur. Asumsi Guna Batas (Marginal Utility = MU) dari uang konstan, sementara MU dari barang-barang/jasa menurun. Asumsi bahwa anggaran pengeluaran konsumen sebatas pendapatan yang diterimanya. 4. Asumsi Total Utility (TU) bersifat additive.

Beberapa pengertian dari: Total Utility : yaitu memperlihatkan total kepuasan yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Marginal Utility : yaitu tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen sebagai akibat tambahan konsumsi satu unit barang/jasa. Average Utility : yaitu kepuasan rata-rata yang diperoleh konsumen dengan mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu. Hubungan antara Total Utilitas (TU), Average Utility (AU) dan Marginal Utility (MU). ………………………….1 Atau ………………………………………………………….1.a ………………………………………………………… .1.b TUn = MU1 + MU2 + MU3 +………+ MUn n TUn = Σ MUi i=1 TUn = AUn X n

Mencari Kepuasan Rata-rata (Average Utility). …………………………………………….2 AUn = TUn : n

Kurva Konsumsi-Pendapatan dan Kurva Engel untuk barang Normal Kurva konsumsi harga dapat digunakan untuk membentuk kurva Engle, yakni suatu kurva yang menjelaskan hubungan antara permintaan terhadap suatu barang dengan pendapatan konsumen. Gambar 7.6 Kurva Konsumsi-Pendapatan dan Kurva Engel untuk barang Normal Y3 I3 Y4 I2 U3 Y1 I1 U2 U1 X1 X2 X3 I3 Kurva Engel I2 I1 0 X1 X2 X3

Kurva konsumsi-pendapatan dan kurva Engel sama-sama memiliki slope positif karena barang X tergolong barang normal. Barang Inferior Barang Inferior adalah barang yang ketika pendapatan meningkat, permintaan terhadap barang tersebut justru menurun. Gambar 7.7 Kurva Engel untuk barang Inferior Pendapatan I3 I2 Barang Normal I 1 Z1 Z2 Z 3 Barang Z Hukum Engel adalah Proporsi pendapatan yang digunakan untuk makanan menurun ketika pendapatan meningkat.

Kurva konsumsi-harga dan Kurva permintaan individu. Kurva Konsumsi Harga (Price Consumption Curve) Jika harga suatu barang berubah sedangkan harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tidak berubah, bagaimana posisi keseimbangan dan permintaan konsumen? Kurva konsumsi-harga (PCC) dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen sebagai akibat perubahan harga suatu barang dengan angggapan harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen konstan. Gambar 7.8 Kurva konsumsi-harga dan Kurva permintaan individu. G D Kurva Konsumsi-Harga Barang Y B C 0 Barang X Px E Px’ F Kurva Permintaan Individu Px” G 0 X1 X2 X3

Dari kurva konsumsi harga dapat di turunkan kurva permintaan individu Dari kurva konsumsi harga dapat di turunkan kurva permintaan individu. Kurva permintaan individu (Individual Demand Curve) ini menghubungkan jumlah suatu barang (barang X) yang ingin dibeli individu dengan tingkat harga barang tersebut. Cara penurunan kurva permintaan individu dengan hnya memperhatikan efek total dari perubahan harga terhadap permintaan suatu barang seperti diatas mengikuti cara Marshall sehingga kurva tersebut sering juga disebut dengan Marshallian Demand Curve atau Ordinary Demand Curve.