KLASIFIKASI IKLIM DAN CARA MENENTUKANNYA KELOMPOK 2 Ammara Fathina F. Imelda Aprillia Ranti Radinda M.Rizky Miftah
KLASIFIKASI IKLIM FISIS MATAHARI KOPPEN SCHMIDT-FERGUSON OLDEMAN JUNGHUHN
MACAM-MACAM IKLIM Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim matahari dan iklim fisis. Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli sebagai berikut : 1. Iklim Matahari 2. Iklim Koppen 3. Iklim Schmidt - Ferguson 4. Iklim Oldeman 5. Iklim Junghunh
1. IKLIM FISIS Iklim fisis yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu wilayah.
Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah, terdapat perbedaan iklim sebagai berikut : a) Iklim konfinental (darat) dan iklim Maritim (laut). Iklim darat atau iklim konfinental, terjadi di daratan amat luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini pada siang hari panas sekali dan malam hari sangat dingin. Iklim laut, terjadi daerah kepulauan yang di kelilingi oleh laut luas, yang lembab. Di daerah ini pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim benua adalah Gurun Gobi (Cina), Tibet, Jazirah Arab, Gurun Sahara, dan Gurun Kalahari (Afrika) dan kawasan-kawasan Australia Tengah.
b) Iklim Uganari. Iklim Uganari, yaitu iklim pada daratan tinggi dengan perbedaan temperature siang dan malam yang besar (Amplitudo harian tinggi). Contoh daerah yang memiliki iklim uganari adalah daratan tinggi Beka (Syiria), dataran tinggi Wonosari (Indonesia) dan dataran tinggi Shan (Myanmar). c) Iklim Pegunungan. Iklim pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-daerah pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim-iklim pegunungan adalah Jaya Wijaya (Indonesia), Pegunungan Andes (Argentina), dan Pgunungan Alpen (Swiss).
2. IKLIM MATAHARI Iklim Matahari, yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Banyaknya panas yang di terima oleh permukaan bumi ini berlainan berdasarkan letak garis lintangnya. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari. Iklim matahari di sebut juga iklim garis lintang atau iklim teoritis. Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dapat dibagi menjadi 5 kawasan iklim sebagai berikut : 1) Daerah Iklim Panas (tropis) 2) Daerah Iklim Sub tropis Utara 3) Daerah Iklim Sub tropis Selatan 4) Daerah Iklim Sedang Utara 5) Daerah Iklim Sedang Selatan 6) Daerah Iklim Dingin Utara 7) Daerah Iklim Dingin Selatan Berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.
Gambar pembagian daerah iklim Matahari
Daerah-daerah yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara maupun sebelah selatan Khatulistiwa disebut daerah subtropik. Berdasarkan pembagian iklim tersebut Indonesia termasuk daerah iklim tropika. Adapun sifat-sifat dan iklim tropika diantaranya suhunya tinggi sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di daerah sedang atau di daerah subtropik. Matahari selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan. Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut : 1. Tanggal 21 Maret Matahari berada persis di garis khatulistiwa. 2. Tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara atau 23,50 Lintang utara. 3. Tanggal 23 SeptemberMatahari kembali beredar di garis Equator. 4. Tanggal 22 Desember Matahari berada tepat di garis balik selatan atau 23,50 Lintang Selatan.
IKLIM KOPPEN Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe iklim : 1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis. - temperatur bulanan rata-rata > 18 oC, suhu tahunan 20 oC – 25 oC curah hujan bulanan > 60 mm. 2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun . Dengan ciri curah hujan < penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa dan gurun. 3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah. Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC, daerah ini terbagi menjadi : Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering) Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering) Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
4. Iklim D, yaitu iklim dingin 4. Iklim D, yaitu iklim dingin. Dengan ciri temperatur bulan terdingin < 3 oC dan temperatur bulan terpanas >10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df Dw = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering Df = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab. 5. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi : ET Iklim tundra DF Iklim salju
IKLIM SCHMIDT-FERGUSON Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut : Rata-rata bulan kering Q = Rata-rata bulan basah Keterangan: Bulan kering = bulan yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm Bulan lembab = bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60-100 mm Bulan basah = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm
Tipe hujan Rasio Q Klasf iklim A 0 Q < 0,143 sangat basah B 0,143 Q < 0,333 basah C 0,333 Q < 0,6 agak basah D 0,6 Q < 1,0 sedang E 1,0 Q < 1,67 agak kering F 1,67 Q < 3,0 kering G 3,0 Q < 7,0 sangat kering H Q 7,0 luar biasa kering
IKLIM OLDEMAN Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan hubungannya dengan tanaman pertanian yang sangat di perlukan di daerah – daerah tertentu. Penggolongan iklimnya lebih di kenal dengan zona agroklimat. Pembagian iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut : 1) A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan; 2) B1 7 – 9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering; 3) B2 7 – 9 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 4) C1 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 5) C2 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 6) C3 5 – 6 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering; 7) D1 3 – 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering; 8) D2 3 – 4 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 9) D3 3 – 4 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering; 10) D4 3 – 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering; 11) E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering; 12) E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 13) E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering; 14) E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan.
IKLIM OLDEMAN Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu : Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah > 9 kali berturut-turut Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketentuan tertentu diurutkan sebagai berikut: Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
IKLIM JUNGHUHN F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian F. Junghuhn membagi iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone: Zone iklim panas. Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan > 220 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa). Zone iklim sedang. Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 220 C ( kopi, the, kina dan karet). Zone iklim sejuk. Ketinggian 1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 110 C – 150 C (cocok tanaman holtikultura). Zone iklim dingin. Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 110 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut). Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.
Gambar Iklim Junghuhn