ILMU EKONOMI Ekonomi Diskriptif Ekonomi Teori Ekonomi Terapan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
61.
Advertisements

IX. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
TEORI EKONOMI MIKRO PENDAHULUAN.
Ekonomi Mikro Struktur Pasar.
MACAM PASAR Tataniaga Pertanian
TEORI BIAYA PRODUKSI.
PERTEMUAN V PIE I Dr. Saparuddin M, M.Si.
MINIMALISASI BIAYA dan KURVA BIAYA
KETEGARAN HARGA (PRICE RIGIDITY)
“TEORI PERSAINGAN PASAR”
PASAR INPUT.
PENDAHULUAN Sriyanto, SE., MM.
PENAWARAN (SUPPLY).
Pertemuan 09 – 10 Teori Produksi
Struktur Pasar Persaingan Sempurna
TEORI BIAYA PRODUKSI.
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pengantar Ilmu Ekonomi
TEORI EKONOMI MIKRO Lanjutan PERTEMUAN 2.
Teori Produksi dan Biaya
Pasar Persaingan Sempurna
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pengantar Teori Ekonomi Mikro
Teori Perilaku Konsumen
Bab VI Teori Biaya Produksi
PENDAHULUAN Muh. Yunanto, SE., MM.
Pasar Output.
XIV. KOPERASI DALAM PASAR PERSAINGAN
Perilaku Konsumen Perilaku produsen Teori biaya produksi
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Perilaku Produsen : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
PERTEMUAN KE-5 TEORI PRODUKSI
MAKSIMALISASI LABA TC = f(q) TR = Pq = TR-TC
TEORI PRODUKSI.
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
TEORI ESTIMASI DAN BIAYA
Struktur Pasar & Tingkat Persaingan
Pengantar Ekonomi Mikro
Biaya Produksi.
PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI
TEORI EKONOMI MIKRO HARGA PASAR.
PENDAHULUAN Dadan Rukandar, SE., MM.
STRUKTUR PASAR Struktur pasar merupakan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan ciri-ciri seperti: jenis barang yang dihasilkan,
TEORI PRODUKSI.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Konsep Elastisitas Pertemuan 4 & 5.
PENDAHULUAN Andre Prasetya Willim, S.E.,M.M.
PASAR MONOPOLI Struktur pasar dikatakan monopoli bila:
MAKSIMALISASI LABA TC = f(q) TR = Pq = TR-TC
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
05 Ekonomika Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran -Kegagalan Pasar
Konsep Elastisitas.
Struktur Pasar.
APLIKASI BIAYA PRODUKSI
BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan Fungsi produksi atau fungsi produk total adalah hubungan antara input dan output.
KEUNTUNGAN PRODUSEN EKONOMI MIKRO.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
PENDAHULUAN Sriyanto, SE., MM.
TEORI PRODUKSI.
TEORI ESTIMASI DAN BIAYA
PENDAHULUAN Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta.
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS TERBUKA
MEKANISME HARGA DI PASAR
Struktur Pasar & Tingkat Persaingan
Bab 1 MODEL EKONOMI & OPTIMISASI EKONOMI
Perilaku Produsen : Teori Produksi Dan Biaya Produksi DR. Yulina Eliza, SE, MSi.
Mata Kuliah Teori Ekonomi 1
Perilaku Produsen : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI M. Sigit Taruna.
Teori Perilaku Konsumen. Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang.
Transcript presentasi:

ILMU EKONOMI Ekonomi Diskriptif Ekonomi Teori Ekonomi Terapan Ilmu Ekonomi Mikro Ilmu Ekonomi Makro

Sumber buku: Dr. Boediono “Ekonomi Mikro” TEORI EKONOMI MIKRO Sumber buku: Dr. Boediono “Ekonomi Mikro” Oleh: Khuzaini

DAFTAR ISI Kerangka Dasar Suatu Perekonomian Pokok-pokok Permasalahan dalam Setiap Perekonomian dan Peranan Mekanisme Harga Perilaku Konsumen dan Permintaan Pasar Mekanisme Harga di Pasar Perilaku Produsen Ongkos dan Penerimaan Persaingan Sempurna Monopoli Oligopoli dan Persaingan Monopolistis Permintaan akan Input Mekanisme Harga dan distribusi Pendapatan: Masalah “For Whom” Koperasi dalam Teori ekonomi Mikro Kasus Koperasi Produsen

BAB 1 KERANGKA DASAR SUATU PEREKONOMIAN

Macam kegiatan ekonomi Kegiatan produksi Kegiatan konsumsi Kegiatan pertukaran

Penggerak kegiatan ekonomi Kebutuhan biologis untuk hidup (makanan, minuman dan mungkin juga pakaian dan tempat tinggal). Kebutuhan yang timbul dari peradaban dan kebudayaan manusia itu sendiri (misalnya keinginan rumah yang baik, keinginan mendapatkan pendidikan, keinginan akan makanan lezat dan sebagainya). Lain-lain kebutuhan yang khas masing-masing perorangan.

Unsur kegiatan produksi Sumber-sumber alam (tanah, minyak bumi, hasil tambang lain, air, udara dan sebagainya). Sumber ekonomi yang berupa manusia dan tenaga manusia (termasuk bukan hanya kemampuan fisik manusia, tetapi juga kemampuan mental, ketrampilan dan keahlian). Sumber-sumber ekonomi buatan manusia (termasuk mesin-mesin, gedung-gedung, jalan-jalan dan sebagainya). Sering disebut dengan istilah barang-barang modal atau kapital. Kepengusahaan (entrepreneurship).

Barang ekonomis dan barang bebas Barang ekonomis adalah barang yang tersedia dalam jumlah yang lebih sedikit daripada jumlah maksimum yang dibutuhkan masyarakat. Barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah yang melebihi kebutuhan manusia; oleh sebab itu ia tidak mempunyai “harga”.

BAB 2 POKOK-POKOK PERMASALAHAN DALAM SETIAP PEREKONOMIAN DAN PERANAN MEKANISME HARGA

Permasalahan ekonomi pokok APA yang harus diproduksikan dan dalam jumlah berapa (WHAT). BAGAIMANA sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produksi) yang tersedia harus dipergunakan untuk memproduksi barang-barang tersebut adalah (a) (HOW). UNTUK SIAPA barang-barang tersebut diproduksikan; atau bagaimana barang-barang tersebut dibagikan di antara warga masyarakat (FOR WHOM). Berapa cepat perekonomian akan tumbuh atau masalah HOW FAST.

Konsumen Faktor Produksi Circular flow diagram Pasar Untuk Barang-barang Hasil Produksi Permintaan Penawaran Sepatu Sepatu Harga-harga Barang Hasil Produksi Pakaian Pakaian Perumahan Perumahan Konsumen Barang Produsen Barang What Rumah Tangga Konsumen Faktor Produksi How Pemilik/Penjual Faktor Produksi For Whom Tenaga Kerja Tenaga Kerja Harga-harga Faktor Produksi (Upah, Sewa, Bunga, Keuntungan) Tanah Tanah Modal Modal Pasar Untuk Faktor-faktor Produksi Permintaan Penawaran

Mekanisme harga Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya (kekuatan) tarik-menarik antara konsumen-konsumen dan produsen-produsen yang bertemu di pasar. E C D S B A P1 Pe P2 Qe Q (volume) P (Harga)

Bidang-bidang dimana mekanisme harga tidak memecahkan masalah ekonomi dengan baik: Distribusi pendapatan Ketidaksempurnaan pasar Barang-barang kolektif Eksternalitas Pengelolaan perekonomian secara makro

BAB 3 PERILAKU KONSUMEN DAN PERMINTAAN PASAR

Hukum permintaan “Bila harga sesuatu barang naik maka ceteris paribus jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut turun.” Dan sebaliknya bila harga barang tersebut turun.

Pendekatan perilaku konsumen Pendekatan marginal utility Pendekatan indifference curve

Pendekatan marginal utility Rp P’X PX X4 X1 X3 X2 A C D E B Marginal Utility yang diukur dalam nilai uang X

Kepuasan total maksimum tercapai bila: Untuk kasus dimana konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah: P = MUx atau MUx/Px = 1 MUx/Px = MUy/Py = …… MUz/Pz = 1

Pendekatan indifference curve Y X I3 C B A I4 I2 I1 X1 X2 X3 M/Px M/Px1 Y1 M/Py

Fungsi permintaan Fungsi permintaan (demand function) adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan sesuatu barang dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya. X = f (Px, Py, Pz, M, S) S = Selera

Kurva permintaan Kurva permintaan (demand curve) adalah gambar dari fungsi permintaan yang disederhanakan, yaitu dengan menganggap faktor-faktor lain selain harga barang itu sendiri tidak berubah. D D’ Px X Kurva permintaan D: X=f(Px//Py, Pz, M, S) Kurva permintaan D’: X=f(P’x//P’y, P’z, M’, S’)

Kasus perkecualian Kasus Giffen Kasus spekulasi Kasus barang-barang prestise

Surplus konsumen Surplus konsumen (consumer’s surplus) adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut. Surplus Konsumen A X B D Rp Px

Permintaan pasar dan elastisitas Permintaan pasar untuk suatu barang adalah penjumlahan secara horizontal dari semua permintaan konsumen individual yang ada dalam pasar tersebut. Salah satu karakteristik penting dari kurva atau fungsi permintaan pasar adalah derajat kepekaan (elastisitas) jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Elastisitas (harga) silang Konsep elastisitas: Elastisitas harga Bila Eh>1 dikatakan bahwa permintaan elastis Bila Eh<1 dikatakan bahwa permintaan inelastis Bila Eh=1 disebut elastisitas tunggal (unitary elasticity) Elastisitas (harga) silang Elastisitas pendapatan Persentase perubahan jumlah yang diminta Persentase perubahan harga barang tersebut Eh = Persentase perubahan permintaan akan barang X Persentase perubahan harga barang Y Es = Persentase perubahan permintaan akan barang X Persentase perubahan pendapatan riil Ep =

Koefisien elastisitas harga Elastisitas busur (arc elasticity) dimana: ΔQ = Q1Q2 dan ΔP = P1P2 Elastisitas titik (point elasticity) Arc elasticity Eh = [ΔQ/½(Q1+Q2)] / [ΔP/½(P1+P2)] Arc elasticity Eh = (dQ/Q) / (dP/P) = (dQ.P)/(dP.Q) P P Q2 C B A Q1 P1 P2 Arc Elasticity K B P1 Q1 M Point Elasticity ΔABC dianggap sangat kecil, (Limit AB 0)

BAB 4 MEKANISME HARGA DI PASAR

Pasar Suatu pasar dalam ilmu ekonomi adalah dimana saja terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Hukum penawaran “Biasanya kurva penawaran sesuatu barang mempunyai bentuk yang menaik dari kiri bawah ke kanan atas, artinya semakin tinggi harga jual suatu barang semakin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan di pasar.

Keseimbangan pasar Transaksi pasar terjadi apabila kedua belah pihak di pasar telah mencapai suatu persetujuan mengenai tingkat harga dan volume dari transaksi tersebut. E C D S B A P1 Pe P2 Qe Q (volume) P (Harga)

Pergeseran permintaan dan penawaran Q Q P Q D S S’ S P S’ D Q

Pengecualian hukum penawaran Constant cost supply Kurva penawaran yang inelastis sempurna D’ D S P Q Tanah P S D’ D Q

Backward bending supply Decreasing cost supply Tenaga kerja Q P S D’ D P S D D’ Q

Contoh penerapan Analisa beban pajak Harga maximum S S’ S D D Q P P Pe F Pd E Pm C H B D D K Q Q1 Q1 Q2 Q5 Q3 Q4

Barang bebas Barang potensial P P S P3 P2 D D’ S P1 D’ P3 D Q Q Q1 Q2 Q1 Q2 Q3 Q3

Penawaran titik (point supply) C S P1 S B P2 P2 F D D Q Q Q1 Q2 Q1 Q2

Sarang laba-laba (Cobweb)

BAB 5 PERILAKU PRODUSEN

Fungsi produsen 2 macam keputusan: Berapa output yang harus diproduksi Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (atau input) digunakan. L1 L2 K2 K1 K L B A Isoquant

Fungsi produksi Q = f (X1, X2, X3,…………, Xn) Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat (dan kombinasi) penggunaan input-input. Q = f (X1, X2, X3,…………, Xn) Q = Tingkat produksi (output) X1, X2……, Xn = berbagai input yang digunakan

The Law of Diminishing Returns Hukum ini mengatakan bahwa bila satu macam input ditambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik, tetapi kemudian seterusnya menurun bila input tersebut terus ditambah.

Tambahan output yang dihasilkan dari penambahan 1 (satu unit input variabel tersebut disebut Marginal Physical Product (MRP) dari input tersebut. MPP = ΔQ/ΔX1 Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukkan tingkat produksi total (=Q) pada berbagai tingkat penggunaan input variabel (input-input lain dianggap tetap). TPP= f(X) atau Q= f(X). Kurva Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukkan tambahan (atau kenaikan) dari TPP, yaitu ΔTPP atau ΔQ, yang disebabkan oleh penggunaan tambahan 1 (satu) unit input variabel. MPPX = ΔTPP/ΔX = ΔQ/ΔX = df(X)/dX Kurva Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukkan hasil rata-rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut. APP = TPP/X = Q/X = f(X)/X

Secara grafik hubungan antara kurva-kurva TPP, MPP dan APP adalah sebagai berikut:

Produksi optimal

MPPX . Harga output = Harga input X MPPX = Harga input X/Harga output Dalil untuk penggunaan X yang optimum: MPPX . Harga output = Harga input X atau MPPX = Harga input X/Harga output

ISOQUANT: Kurve yang neunjukkan berbagai kombinasi penggunaan input yang berbeda untuk menghasilkan output yang sama L1 L2 K2 K1 K L B A Isoquant

Least cost combination Kurva isoquant atau kurva isoproduct adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input (variabel) yang terbuka bagi produsen untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Isoquant mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan indifference curve konsumen: Cembung ke arah origin, menurun dari kiri atas ke kanan bawah, output makin tinggi bagi kurva yang terletak lebih kanan atas. Kegunaan dari isoquant adalah untuk menentukan Least Cost Combination yaitu kombinasi penggunaan input-input untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total yang minimum. Untuk menentukan kombinasi ini diperlukan 3 data: Isoquant untuk tingkat output yang dikehendaki Harga input X1 Harga input X2 Syarat Least Cost Combination secara umum: P2/P1 = dX1/dX2 atau P2/P1 = ΔX1/ΔX2

Dalil Least Cost Combination MPPX2/MPPX1 = P2/P1 atau MPPX2/P2 = MPPX1/P1 MPPX1/P1 = MPPX2/P2 =…………MPPXn/Pn = 1/PQ Dalil Least Cost Combination Dalil keuntungan maksimum (optimum)

BAB 6 ONGKOS DAN PENERIMAAN

Macam ongkos Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos produksi yang dikeluarkan produsen (pada sumbu vertikal) dan tingkat output (pada sumbu horisontal). Macam ongkos: Total Fixed Cost (TFC) Total Variable Cost (TVC) Total Cost (TC). TC = TFC + TVC Average Fixed Cost (AFC). AFC = TFC/Q Average Variable Cost (AVC). AVC = TVC/Q Average Total Cost (ATC). ATC = TC/Q Marginal Cost (MC). MC = ΔTC/ΔQ = ΔTVC/ΔQ

Kurva ongkos Kurva ongkos total bisa didapatkan dengan diketahuinya: Kurva TPP dan Harga-harga per unit input yang dipergunakan Misalnya: Seorang produsen menggunakan 1 input variabel (X1) dan 2 input tetap (X2 dan X3) untuk proses produksinya. Fungsi produksinya bisa dituliskan sebagai Q=f(X1//X2, X3). X2 yang dipergunakan adalah 60 unit dan X3 yang dipergunakan adalah 30 unit. Untuk penggunaan input-input tetap ini ia harus membayar harga per unit X2=Rp 0,50 dan harga per unit X3= Rp 1,00. Sedangkan untuk input variabel, ia harus membayar Rp 10,00 untuk setiap unit yang ia pakai.

Penerimaan (revenue) Total Revenue (TR) Yaitu penerimeen total produsen dari hasil penjualan outputnya. TR = Q.PQ Average Revenue (AR) Yaitu penerimaan produsen per unit output yang ia jual. AR = TR/Q = Q.PQ/Q =PQ Marginal Revenue (MR) Yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unit output. MR = ΔTR/ΔQ

Hubungan antara TR, AR dan MR bisa digambarkan dengan dua kasus Kurva permintaan menurun Q P = AR TR = PQ MR = ΔTR/ΔQ 200 180 1 140 2 160 320 100 3 420 60 4 120 480 20 5 500 -20 6 80 -60 7 -100 8 40 -140 9 -180 10

Sifat hubungan dari ketiga konsep Revenue tersebut adalah: TR menaik selama elastisitas harga Eh dari kurva permintaan D (yang tidak lain adalah kurva AR) lebih besar dari satu. TR mencapai maksimum persis pada pertengahan dari kurva permintaan, yaitu dimana elastisitas harga sama dengan satu. TR menurun pada daerah di mana kurva permintaan mempunyai elastisitas harga yang lebih kecil dari satu. TR menaik selama MR positif, mencapai maksimum bila MR=0, dan menurun bila MR negatif.

Kurva permintaan yang horisontal Q MR = P TR = PQ MR = ΔTR/ΔQ 100 1 2 200 3 300 4 400 5 500 6 600 7 700 8 800 9 900 10 1000

TR berupa garis lurus yang menaik, tanpa ada posisi maksimum. MR ternyata sama dengan AR (=P) dan tidak pernah bernilai negatif.

Keuntungan maksimum Kasus kurva permintaan yang menurun Q P TR TC AC=TC/Q Keuntungan Total TR-TC MR=ΔTR/ΔQ MC= ΔTR/ΔQ 200 145 - 145 180 30 MR>MC 1 175 175,0 + 5 140 25 2 160 320 100,0 + 120 100 20 3 420 220 73,3 + 200 60 4 120* 480 250 62,5 + 230* 50 MR=MC 5 500 300 60,0 - 20 70 6 80 370 61,6 + 110 - 60 90 7 460 65,7 + 40 - 100 110 MR<MC 8 40 570 71,3 + 250 * Posisi keuntungan maksimum

Kasus kurva permintaan yang horisontal Q AR=P TR=PQ TC Keuntungan AC=TC/Q MR=ΔTR/ΔQ MC= ΔTR/ΔQ 100 145 - 45 - 30 1 175 - 75 175,5 25 2 200 100,0 20 3 300 220 180 73,3 4 400 250 150 62,5 50 5 500 60,0 70 6 600 370 230 61,6 90 7 100* 700 460 240* 65,7 110 8 800 570 71,3 * Posisi keuntungan maksimum

BAB 7 PERSAINGAN SEMPURNA

Bentuk pasar (output) Jumlah penjual sangat banyak (disebut bentuk pasar persaingan sempurna). Jumlah penjual cukup banyak, tetapi masing-masing cukup besar untuk mempengaruhi harga jualnya (disebut bentuk pasar persaingan tidak sempurna. Jumlah penjual sedikit (2-10), disebut bentuk pasar oligopoli. Jumlah penjual hanya satu, disebut pasar monopoli.

Arti persaingan sempurna Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah pasar dimana: Jumlah produsen banyak dan volume produksi setiap produsen hanya merupakan bagian yang kecil dari volume transaksi total di dalam pasar. Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah “homogen” sehingga produksi satu produsen merupakan substitut yang sempurna bagi hasil produksi produsen yang lain. Setiap produsen bisa mendapatkan informasi pasar (harga yang berlaku) dengan cepat dan tepat (sempurna). Implikasi dari pasar persaingan sempurna: Seorang produsen (secara individual) tidak bisa mempengaruhi harga pasar yang berlaku; harga ditentukan oleh “pasar” untuknya. Kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen adalah garis lurus horisontal, yang berarti bahwa dia bisa menjual output berapapun pada tingkat harga yang berlaku tanpa mengakibatkan penurunan harga jual. Macam keputusan yang perlu diambil oleh seorang produsen (untuk mencapai keuntungan maksimum atau posisi equilibriumnya) adalah berapa volume output yang harus ia produksikan/jual; sedang harga jualnya sudah ditentukan oleh pasar.

Dalam pembahasan mengenai bekerjanya pasar persaingan sempurna, dalam teori dibedakan antara: Equilibrium produsen secara individual, dan Equilibrium pasar, yaitu posisi keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar tersebut. Suatu pasar persaingan sempurna dikatakan mencapai posisi equilibrium bila: Semua perusahaan ada dalam posisi equilibrium Jumlah total dari output-output perusahaan yang masing-masing berada pada posisi equilibrium tersebut sama dengan jumlah total yang dikehendaki para konsumen. Dari segi prespektif jangka waktu analisa mengenai bekerjanya pasar persaingan sempurna dibedakan antara: Analisa jangka pendek(short run), yaitu di mana dianggap bahwa setiap produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi produsen-produsen baru untuk membangun pabrik-pabrik baru (i.e. masuk ke dalam pasar); Analisa jangka panjang (long run), yaitu dimana dimungkinkan adanya baik perluasan kapasitas oleh perusahaan-perusahaan yang telah ada maupun pembangunan pabrik-pabrik baru oleh pengusaha-pengusaha baru yang masuk ke dalam industri tersebut.

Keseimbangan jangka pendek Equilibrium perusahaan dalam jangka pendek terjadi bila keuntungan jangka pendek dari perusahaan adalah maksimum atau kerugian jangka pendek dari perusahaan adalah minimum.

Keuntungan perusahaan maksimum apabila: SMC = SMR SMC menaik SMR (=P) > AVC

Kurva penawaran Dalam jangka pendek dan dalam persaingan sempurna kurva SMC adalah juga kurva penawaran (supply) dari produsen.

Equilibrium pasar tercapai bila jumlah yang ditawarkan oleh produsen (secara total) di pasar sama dengan jumlah yang dikehendaki (untuk dibeli) oleh konsumen. Arah dari pencapaian posisi equilibrium dalam pasar persaingan sempurna dimulai dari tercapainya equilibrium pasar, dimana harga pasar ditentukan; kemudian produsen-produsen akan menyesuaikan tingkat outputnya dengan harga pasar yang berlaku.

Keseimbangan jangka panjang Equilibrium perusahaan dan equilibrium pasar jangka panjang juga ditentukan dengan arah yang sama seperti untuk jangka pendek. Bedanya adalah dalam jangka panjang kita mempunyai dua faktor tambahan yang mempengaruhi jalannya proses penyesuaian ke arah equilibrium yaitu: Kemungkinan adanya perluasan (atau penciutan) kapasitas yang ada Masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri (atau keluarnya perusahaan-perusahaan lama dari industri). Kedua-duanya mempunyai akibat menambah atau mengurangi penawaran pasar.

SAC dan LAC SAC didefinisikan sebagai kurva Average Cost di mana produsen tidak bisa memperluas kapasitas pabriknya. Ia masih bisa menaikkan output dalam jangka pendek hanya dengan memanfaatkan kapasitas yang ada secara lebih intensif. Karena ada satu faktor produksi yang tetap, yaitu kapasitas pabrik, maka Law of Diminishing Return berlaku. LAC didefinisikan sebagai Average Cost suatu perusahaan bila perusahaan tersebut bisa memperluas kapasitas pabriknya. Disini semua input adalah variabel. Tidak ada input tetap. Jadi Law of Diminishing Returns tidak bisa dianggap berlaku dalam keadaan seperti ini.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Average Cost suatu perusahaan: Faktor-faktor yang digolongkan dalam apa yang disebut economies of scale atau sering pula dinamakan faktor-faktor yang mengakibatkan increasing returns of scale. “Economies” berarti penghematan ongkos produksi atau kenaikan produktivitas. Diseconomies of scale atau decreasing return to scale mencakup faktor-faktor yang bekerja sebaiknya. Yaitu bila skala perusahaan terus membesar, maka mulai pada suatu tingkat ada kemungkinan timbul ketidakefesienan, misalnya karena perusahaan “terlalu besar”, kontrol yang efektif dari manajemen terhadap bekerjanya perusahaan mulai sulit untuk dilakukan, akibatnya produktifitas menurun dan ongkos produksi per unit menaik. Faktor-faktor semacam ini yang menyebabkan LAC mulai dari titik tertentu menaik.

Hubungan antara kurva SAC dan LAC adalah seperti yang digambarkan berikut ini: Q1 Q2 Q* Q C C2 C1 Rp N M K L SAC1 SAC2 LAC

Ada beberapa faktor lain yang mengakibatkan penurunan atau kenaikan ongkos produksi suatu perusahaan dalam jangka panjang. Faktor-faktor ini adalah: Kenaikan/penurunan harga-harga input yang dipergunakan. External Economies dan External Diseconomies External Economies adalah penghematan ongkos produksi atau kenaikan produktivitas yang diakibatkan oleh faktor-faktor ekstern dilihat dari segi perusahaan yang bersangkutan. External Diseconomies adalah kebalikannya, yaitu kenaikan ongkos produksi atau penurunan produktivitas suatu perusahaan yang disebabkan oleh karena tindakan-tindakan orang atau fihak-fihak lain.

Rp LAC2 LAC1 LAC3 Q

Persaingan sempurna dan kesejahteraan masyarakat Harga equilibrium yang terjadi menunjukkan posisi kepuasan maksimum bagi konsumen (karena terletak pada kurva permintaan pasar) maupun posisi keuntungan maksimum bagi produsen (karena terletak pada kurva penawaran pasar). Pasar persaingan sempurna menjamin terpenuhinya: Kepuasan konsumen yang maksimum. Keuntungan produsen yang maksimum. Diproduksikannya barang-barang yang diperlukan konsumen dengan ongkos produksi yang minimum. (LAC yang minimum berarti semua economies of scale telah dimanfaatkan).

BAB 8 MONOPOLI

Arti monopoli Monopoli adalah suatu keadaan di mana dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain: Penguasaan bahan mentah strategis Hak paten Terbatasnya pasar Pemberian hak monopoli oleh pemerintah

Posisi keseimbangan

Monopoli dan kesejahteraan masyarakat Implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam pasar monopoli: Ada kemungkinan keuntungan monopoli tetap bisa dinikmati produsen monopoli dalam jangka panjang. Volume produksi lebih kecil dari volume output yang optimum. Ada unsur “eksploitasi” oleh perusahaan-perusahaan monopoli terhadap: Konsumen, dengan ditetapkan harga jual (=P) di atas ongkos produksi dari unit terakhir outputnya (=MC). Pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan oleh produsen monopoli tersebut, dengan dibayarnya faktor produksi dengan harga (=MC) yang lebih rendah dari nilai pasar dari output yang dihasilkan (=P).

Kebijaksanaan pemerintah untuk mengurangi efek-efek negatif dari monopoli Mencegah timbulnya monopoli itu sendiri. Misal: Undang-undang Anti Trust di Amerika Serikat. Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar tersebut dengan tujuan untuk memberi persaingan kepada si monopolis untuk membatasi kekuasaan monopolinya. Membuka “kran impor” sehingga barang-barang buatan dalam negeri bisa memberikan persaingan, dus pembatasan terhadap kekuasaan monopoli perusahaan tersebut. Dengan membuat ketentuan-ketentuan khusus terhadap operasi perusahaan monopoli tersebut.

Kasus Decreasing Cost Disebut kasus Decreasing Cost, yaitu kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).

Monopoli tidak selalu buruk? “Sejarah menunjukkan”, kata ahli ekonomi Joseph Schumpeter, “bahwa justru industri-industri yang bersifat monopolistislah yang ternyata menunjukkan suatu dinamika untuk berkembang lebih besar”. Dalam kasus decreasing cost, di mana luas pasar terbatas dan faktor “economies of scale” besar, tidaklah mungkin diharapkan adanya suatu bentuk industri persaingan sempurna yang efisien.

BAB 9 OLIGOPOLI DAN PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Arti Oligopoli Oligopoli adalah keadaan di mana hanya ada beberapa (misalnya antara 2-10) perusahaan yang menguasai pasar baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam bekerja sama. Oligopoli bisa dibedakan antara oligopoli dengan diferensiasi produk dengan oligopoli tanpa diferensiasi produk.

Oligopoli tanpa diferensiasi produk, di mana kurva permintaan seorang produsen tidak bisa ditentukan. Tidak bisa dianalisa! Oligopoli dengan diferensiasi produk yang cukup kuat; kurva permintaan seorang produsen bisa ditentukan batas-batas posisinya (antara D1 dan D2).

Output dan harga dalam oligopoli Dalam kasus B (lihat gambar), mungkin produsen yang berhati-hati akan menganggap bahwa kurva permintaannya adalah kurva permintaan yang paling rendah (D1D1), sehingga ia bisa menentukan posisi optimumnya pada tingkat output Q* dan harga jual P*. Kemungkinan lain adalah menganggap bahwa setiap produsen akan berusaha mempertahankan bagian dari pasarnya. Kasus lebih dari dua orang produsen sangat sulit menganalisanya. Mungkin yang paling sederhana dari variasi asumsi ini adalah menganggap bahwa kurva permintaan seorang produsen A adalah misalnya 30% (atau 40% atau berapa saja yang menunjukkan persentase bagian pasar perusahaan tersebut, yang sampai saat ini bisa dipertahankan) dari kurva permintaan pasar. Dengan demikian posisi kurva permintaan produsen tersebut bisa ditentukan dengan lebih mantap, dan tingkat output dan harga yang dipilih A bisa ditentukan seperti dalam pasar monopoli.

Satu kasus yang menarik dalam teori perilaku perusahaan oligopoli adalah asumsi yang disebut Kinked demand, (kinked berarti patah, jadi kinked demand berarti kurva permintaan yang patah). Kasus ini pada hakekatnya menunjukkan mengapa harga jual dalam pasar oligopoli biasanya tegar (atau tidak fleksibel atau sukar berubah). Dalam kasus kinked demand produsen dianggap menghadapi kurva permintaan DD’ yang patah pada titik K.

Oligopoli dan kesejahteraan masyarakat Efek kesejahteraan dari bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbulkan efek-efek negatif dalam bentuk: Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. Kemungkinan adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimum. Kemungkinan adanya “eksploitasi” terhadap konsumen maupun buruh (karena P>MC; seperti dalam kasus monopoli). Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang kronis; dan ini merugikan masyarakat secara makro.

Beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa diambil untuk mengurangi efek-efek negatif oligopoli Pemerintah harus menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri/pasar oligopoli tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya. Diadakannya undang-undang (di Amerika Serikat: Antritrust Law) yang melarang adanya kerja sama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka). Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang oligopolistis tersebut antara lain dengan menentukan batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang telah ada.

Persaingan monopolistis Persaingan monopolistis terdapat bila dalam suatu pasar ada banyak produsen, tetapi ada unsur-unsur diferensiasi produk (perbedaan merek, bungkus dan sebagainya) di antara produk-produk yang dihasilkan oleh masing-masing produsen.

Keseimbangan dalam persaingan monopolistis Bentuk kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan persaingan monopolistis adalah menurun. Posisi equilibrium dari perusahaan adalah, seperti biasa, di mana MR=MC. Tetapi karena ada kebebasan bagi perusahaan-perusahaan yang telah ada di pasar memperoleh keuntungan yang cukup besar sehingga bisa menarik investor-investor baru ini, maka dalam jangka panjang equilibrium akan tercapai pada posisi di mana kurva permintaan (D) bersinggungan dengan kurva Average Cost. Pada posisi ini tidak ada keuntungan lebih atau excess profit; perusahaan-perusahaan hanya menerima keuntungan “normal” seperti yang diterima perusahaan-perusahaan di pasar-pasar lain.

Persaingan monopolistis dan kesejahteraan masyarakat Efek kesejahteraan dari pasar persaingan monopolistis adalah: Ketidakefisienan produksi karena produsen-produsen tidak berproduksi dengan AC yang minimum. Ini adalah konsekuensi dari adanya kurva permintaan yang menurun. Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari ongkos marjinal untuk menghasilkan produk tersebut.

Secara teoritis, hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek-efek negatif yaitu dengan cara mengurangi jumlah produsen di dalam industri tersebut sehingga kurva permintaan bagi setiap perusahaan kembali bergeser ke atas dari D ke D’, yaitu posisi di mana kurva permintaan tersebut memotong AC pada titik minimumnya.

BAB 10 PERMINTAAN AKAN INPUT

Pasar output dan pasar input Permintaan akan output timbul karena orang-orang di sektor rumah tangga: Memerlukan barang-barang konsumsi (output) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Memiliki daya beli (uang) yang berasal dari “penjualan” jasa input-input yang mereka miliki kepada sektor produksi.

Pasar Output Uang Output Pasar Input Input Produksi Rumah Tangga

Input antara dan input primer Dari segi perusahaan bisa dibedakan dua macam input: Input antara (intermediate inputs), dan Input primer (primary inputs)

Permintaan akan input Posisi keuntungan maksimum (posisi keseimbangan) produsen tercapai apabila dipenuhi persyaratan bahwa: MR = MC Syarat keseimbangan produsen ini bisa dijabarkan lebih lanjut. MC = ΔTC/ΔQ = (ΔTC/ΔX)(ΔX/ΔQ) dimana: TC = Total Cost Q = Output X = Input

Dalam kasus satu input variabel dan produsen beroperasi dalam persaingan sempurna baik di pasar input maupun di pasar outputnya, maka bagian yang menurun dari kurva VMP-nya adalah juga kurva permintaannya akan input variabel tersebut.

Monopoli di pasar output Syarat keuntungan maksimum MR = PX/MPPX

Dalam kasus satu input variabel dan produsen beroperasi dalam persaingan sempurna baik di pasar inputnya, tetapi dalam pasar monopoli atau bagian persaingan monopolistis di pasar outputnya, maka bagian yang menurun dari kurva MRP-nya adalah kurva permintaannya akan input variabel tersebut.

Monopsoni di pasar input

Faktor-faktor penentu permintaan akan input Teknologi: kemajuan teknologi atau peningkatan produktivitas suatu input menggeser permintaan akan input ke kanan. Bentuk pasar: semakin “sempurna” persaingan dalam pasar output, semakin “landai” (semakin elastis) kurva permintaan akan output dan semakin elastis permintaan akan input tersebut. Semua faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen (akan output), seperti selera, income, jumlah penduduk, harga barang-barang lain, distribusi pendapatan. Apabila selera meningkat, income meningkat dan harga barang substitusi output naik, maka permintaan akan input yang digunakan dalam proses produksi barang tersebut meningkat (bergeser ke kanan). Sebaiknya akan terjadi apabila selera, income dan harga barang substitusi turun.

BAB 11 MEKANISME HARGA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN: MASALAH “FOR WHOM”

Pendahuluan Sampai tahap ini yang telah dibahas adalah peranan harga (atau mekanisme harga) dalam: Pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam pembelanjaan penghasilannya untuk barang-barang kebutuhannya. Pengaruhnya terhadap keputusan produsen dalam menentukan tingkat output yang akan dihasilkan, dan tingkat serta kombinasi penggunaan input-input untuk menghasilkan tingkat output tersebut.

Sumber pendapatan Secara singkat, “income” seorang warga masyarakat ditentukan oleh: Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada: (i) hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu, atau (ii) warisan/pemberian. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi. Penawaran dan permintaan dari masing-masing produksi ditentukan oleh faktor-faktor berbeda: Tanah Modal Tenaga kerja Kepengusahaan (entrepreneurship)

Kesimpulan yang bisa diambil mengenai peranan mekanisme harga dalam memecahkan masalah FOR WHOM atau distribusi pendapatan dalam suatu masyarakat: Peranan mekanisme harga hanya terbatas terutama pada penentuan harga faktor-faktor produksi. Mekanisme harga yang menurut apa yang telah kita bahas dalam bab-bab terdahulu, bisa memecahkan masalah-masalah WHAT dan HOW dengan cukup baik, ternyata tidak bisa diandalkan dalam memecahkan masalah FOR WHOM yang bisa diterima oleh masyarakat. Untuk mencapai suatu pola distribusi pendapatan yang cukup bisa diterima masyarakat (yaitu yang cukup “adil”), perlu diadakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang bertujuan untuk itu.

BAB 12 KOPERASI DALAM TEORI EKONOMI MIKRO: KASUS KOPERASI PRODUSEN

Koperasi sebagai suatu bentuk kerjasama pasar Koperasi akan timbul (dan tetap hidup) apabila memenuhi (paling tidak) tiga syarat dasar: Masing-masing (calon) anggota melihat adanya manfaat potensial dari kerja sama (koperasi). Masing-masing anggota benar-benar menerima keuntungan yang lebih besar daripada apa yang diperolehnya tanpa menjadi anggota koperasi. Dalam jangka panjang, kelangsungan hidup koperasi bisa dipertahankan apabila: Sistem pembagian keuntungan (atau manfaat) dari dalam koperasi dianggap cukup “adil”. Tidak ada godaan keuntungan potensial yang lebih besar lagi bagi masing-masing anggota apabila ia bertindak secara diam-diam di luar aturan permainan yang disetujui bersama. Tidak ada faktor-faktor yang menimbulkan perkembangan ekstern yang bisa mengikis keuntungan potensial yang menjadi raison d’etre dari koperasi tersebut.

Keuntungan dan kerugian dari kerja sama koperasi Keuntungan (manfaat) utama dari koperasi bersumber pada: Harga jual yang lebih tinggi Economies of scale External economies Manfaat-manfaat nonekonomies Kerugian-kerugian atau biaya bagi produsen independen yang masuk menjadi anggota koperasi adalah: Sumbangan kapital kepada koperasi. Biaya-biaya bagi pendirian dan operasi badan usaha koperasi itu sendiri. Manfaat-manfaat yang hilang dari pemutusan hubungan dengan pembeli lama. Biaya-biaya lain.

Koperasi dan bentuk pasar Bentuk pasar dilihat dari segi struktur permintaannya, yaitu: Persaingan sempurna Monopsoni

Koperasi dalam persaingan sempurna Kasus koperasi sebagai kartel Gambar berikut menunjukkan bagaimana koperasi produsen bisa meningkatkan harga jual dan keuntungan bersamanya apabila bertindak sebagai perusahaan monopoli.

Kasus kepemimpinan harga (Price Leadership) Gambar berikut menggambarkan interaksi antara koperasi dengan produsen-produsen nonkoperasi.

Koperasi dalam monopsoni