BONE SCAN NUCLEAR MEDICINE Created By : Eka Retno Setyowati Indah Inten Sari Novriana Dwi Putri Puspita Lestari TRO DIII / II B
Apa Itu Kedokteran Nuklir ?? Kedokteran nuklir adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan radionuklida buatan yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis, terapi penyakit serta penelitian.
Apa itu Radiofarmaka ? Radiofarmaka merupakan sediaan farmasi dalam bentuk senyawa kimia yang mengandung radioisotop yang diberikan pada kegiatan kedokteran nuklir. Radiofarmaka pada umumnya terdiri dari 2 komponen yaitu radioisotop dan bahan pembawa menuju ke organ target.
Tempat Pembuatan Radiofarmaka
Pengertian Bone Scanning Bone scanning atau biasa disebut juga skintigrafi tulang merupakan suatu pemeriksaan dengan menggunakan bahan radioaktif atau radiofarmaka yang dimasukkan kedalam tubuh melalui intravena yang bertujuan untuk membantu mendiagnosa abnormalitas yang terjadi pada tulang.
Tujuan Pemeriksaan Pemeriksaan tulang (Bone Scan) dilakukan , : Untuk mendeteksi penyebaran metastasis kanker pada tulang. Mengevaluasi keluhan nyeri tulang yang pada pemeriksaan x-ray dinyatakan normal. Mengevaluasi kasus dengan kecurigaan fraktur yang tersembunyi. Mengevaluasi stadium kanker sebelum dan sesudah terapi.
Indikasi Pemeriksaan Fraktur yang sulit ditemukan Arthritis Kanker yang berasal dari tulang Metastasis pada tulang Osteomylitis Fibrous dyspalsia Tumor Tulang Primer
Persiapan Pasien Tidak diperlukan persiapan khusus. Informasikan ke petugas medis apabila pasien sedang dalam keadaan hamil atau menyusui, dan apabila pasien memiliki riwayat alergi atau sensitivitas terhadap obat obatan , zat kontras atau iodium. Kurangi konsumsi cairan 4 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, karena pasien akan diminta untuk mengkonsumsi banyak cairan setelah penyuntikan perunut radioaktif. Sebelum melakukan pemeriksaan, lepaskan perhiasan atau benda benda logam lainnya yang dikenakan pasien, karena dapat mengganggu pencitraan. Pasien diminta untuk menandatangani informed concent.
Fase-Fase Pemeriksaan Pada umumnya pemeriksaan bone scan hanya dilakukan satu fase. Yaitu fase total body dimana pemeriksaan dilakukan 2-3 jam setelah pemberian radiofarmaka, tetapi pada kasus tertentu seperti osteosacroma, biasanya di lakukan 3 fase pemeriksaan yaitu fase Vaskular, fase blood pool, dan fase total body.
Alat dan Bahan Alat Bahan Kamera gamma planar dengan kolimator LEHR (low energy high resolution). Spuit 2,5 cc yang dilapisi timbal Spuit 20 cc Jarum Disposible Alkohol swab Micropore Handscoon Tc-99 m MDP dengan aktifitas 10 – 15 mCi Cairan NaCl
Jenis Radiofarmaka Pada pemeriksaan bone scan menggunakan dua jenis radiofarmaka, yaitu : Stronium (Sr) Sr-85 memiliki waktu paruh 65 hari dan energi gamma 513 KeV Sr-87, memiliki waktu paruh 2,9 jam dan energi gamma 388 KeV 2. Tc-99 M Memiliki waktu paruh 6 jam dan energi gamma 140,5 KeV. Farmaka atau zat pembawanya dibagi menjadi 3, yaitu : EHDP (Ethyline Hydroxil Diphosponate) MDP (Methyline Diphosponate) HMDP (Hydroxil Methyline Diphosponate)
Tempat Penyimpanan Generator Tc-99 m
Prosedur Pemeriksaan BONE SCAN
SATU FASE Dilakukan apabila letak dari kanker primer telah diketahui dan untuk melihat ada atau tidaknya metastasis pada tulang.
Prosedur Pemeriksaan Input data pasien. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pasien dipersilahkan untuk masuk ke ruang pemeriksaan, sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien diintruksikan untuk mixi terlebih dahulu. Suntikan Radiofarmaka Tc-99m MDP ke pasien secara intravena. Setelah penyuntikan, pasien menunggu 2 - 3 jam agar radiofarmaka sudah merata ke seluruh tulang. Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan dan diinstruksikan untuk tidak bergerak selama pemeriksaan. Lakukan proses scanning selama 15 menit. Setelah selesai dilakukan scanning, pasien diinstruksikan untuk menunggu di ruang perawatan. Jika dokter menganjurkan untuk dilakukan SPECT – CT maka pasien harus menunggu untuk di lakukan pemeriksaan CT. Lakukan processing data Pasien diperbolehkan untuk pulang apabila waktu paruh sudah meluruh.
TIGA FASE Dilakukan apabila letak dari kanker primer belum diketahui, sekaligus melihat ada atau tidaknya metastasis pada tulang.
Prosedur Pemeriksaan Input data pasien. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pasien dipersilahkan untuk masuk keruang pemeriksaan, sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien diintruksikan untuk mixi terlebih dahulu. Suntikan Radiofarmaka Tc-99m MDP ke pasien secara intravena. Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan bagian tubuh yang diperiksa berada dipertengahan detector.
Lanjutan… Setelah penyuntikan langsung dilakukan scanning pertama yang bertujuan untuk melihat vaskulerisasi di daerah target. (Vase Perfusi). Setelah itu dilakukan scanning fase kedua (Vase Blood Pool) yang bertujuan untuk melihat akumulasi dari radiofarmaka yang disuntikkan. Setelah fase kedua selesai pasien menunggu 2-3 jam untuk dilakukan scanning kembali yang bertujuan untuk keseluruhan tulang (Vase Total Body). Setelah selesai dilakukan scanning, pasien dipersilahkan menunggu di ruang perawatan hingga waktu paruh meluruh. Lakukan processing data. Pasien diperbolehkan untuk pulang apabila waktu paruh sudah meluruh.
Prosedur Setelah Dilakukan Scanning Pasien diharuskan minum minimal 2 liter. Pasien dipersilahkan untuk mixi sebanyak-banyaknya agar zat radioaktif tersebut bisa di keluarkan. Selama tubuh pasien memancarkan sinar radioaktif maka pasien dilarang untuk berdekatan dengan anak kecil dan wanita hamil.
Hasil Gambaran
Daftar Pustaka Johan S.Masjhur, A Hussein S.K; Buku Panduan Tata Laksana Diagnostik dan Terapi Kedokteran Nuklir,Bandung 1999. Weiner R.E, 2006, “The Scientic Basic of Nuclear Medicine, Bone Imaging Radiopharmaceuticals, Technetium 99m Diphosphonates, Biologic Behavior, hal 1117, 2nd Edition, Mosby Elsevier Volume 2. https://www.academia.edu/12380977/Penggunaan_Radioisotop_Tc-99m_untuk_Bone_Scan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41387/3/Chapter%20II.pdf