Penuaan Kinasih.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP
Advertisements

SEL.
DR. RINI R. KADIR, M.KES, CWCCA
STRUKTUR SEL.
Struktur & Fungsi Sel.
WELCOME TO BIOLOGY ZONE 
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEL KOMPETENSI MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN MAKNA SEL
SMA BARUNAWATI SURABAYA
SEL : ORGANEL UNTUK KELAS XI IPA SMA/MA SEDERAJAT.
Dinding Sel Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbuhan, selain.
BAB 1 Sel.
KP Dr. Yenita, M. Biomed, SpPA Page  1.
Dari yang paling kecil sampai yang paling BESAR
KAMRIANTI RAMLI, S.Pd, M.Pd
PROKARIOTIK & EUKARIOTIK
METABOLISME SEL.
BAB 1 Sel.
Pengantar- perhatikan!
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
CELL Learning Objective:
Presentasi Biologi Kel. 1
Sel Tumbuhan Sel tersusun dari empat unsur utama : C, H, O, N dan mengandung berbagai zat lain dalam jumlah lebih sedikit, seperti Na, K, P, S, Mg, Ca,
>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >> SE L.
Struktur & Fungsi Sel.
PENGANTAR FISIOLOGI MANUSIA
Struktur & Fungsi Sel VIRGIANTI NF, M.Kep STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN.
STRUKTUR SEL HEWAN TUTI CAHYANI, SP.d SDN PURWANTORO 3 KOTA MALANG.
Memahami sel sebagai unit dasar kehidupan
SEL.
ORGANEL SEL 8 OKTOBER 2015.
BIOLOGI SEL.
Organisasi Kehidupan (Sel)
Struktur Sel dan Fungsinya
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
BAB 1 Sel.
KOMPONEN SITOPLASMIK Sel merupakan unit (satuan)  kehidupan terkecil dari makhluk hidup yang meliputi kesatuan struktural dan fungsional, pertumbuhan atau.
Struktur & Fungsi Sel.
Struktur & Fungsi Sel
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
Organel Sel Hewan Dan Fungsinya
Metabolisme Energi.
Struktur & Fungsi Sel
Struktur & Fungsi Sel
ANATOMI FISIOLOGI Pengampu : 1. Moh. Nur Ihsan 2. Dr. Tri Eko Susilorini, MS Penilaian : UTS, Kuis, UAS dan praktikum.
Struktur & Fungsi Sel.
BAB 1 SEL.
Gambar Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan Beserta Organelnya
SEL Oleh : Ardi Affandi Dude Bahrul Hayat Gemilang Permana Guruh
Minggu ke-3 STRUKTUR SEL TUMBUHAN.
FISIOLOGI TUMBUHAN Oleh: Saidatul Idiyah.
SEL Ismail Saleh, SP., M.Si.
Bahan penyusun SEl Marga Rita Destalia Anjar S
STRUKTUR SEL.
Struktur Ultra dan Komponen Sel
BIOLOGI UMUM I STRUKTUR DAN SEL
MEDIA PENGAJARAN BIOLOGI
Proses Menua dan Implikasi Klinik
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
SEL FAHRUR ROZI.
Kelompok 6 : 1. Cici mareta. M ( ) 2. Muhammad iqbal (
SISTEM ORGANIASI KEHIDUPAN
Struktur & Fungsi Sel.
Struktur & Fungsi Sel
__.
SEL Apa itu sel.???  Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup yang membentuk struktur dan fungsi tertentu.  Tempat terselenggaranya fungsi.
BIOLOGI SEL & BIOLOGI MOLEKULER DR YANTI, SST., M.Keb.
Transcript presentasi:

Penuaan Kinasih

Definisi Menua didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia (Aru dkk, 2009).

Definisi Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang “ frail” (lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagai besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial. (buku ajar ilmu penyakit dalam: jilid 1 ,edisi V ;hal 758)

Menua (= menjadi tua= aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jariangan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (constantinides, 1994) (buku geriatri fkui, hal 3)

Klasifikasi menurut usia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: Usia pertengahan (middle age) adalah 45 – 59 tahun Lanjut usia (elderly) adalah 60 – 74 tahun Lanjut usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008).

Klasifikasi Klasifikasi menurut Depkes RI (2003), terdapat 5 klasifikasi pada lansia dibagi atas: Pralansia : Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Lansia : Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih Lansia resiko tinggi : Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan Lansia potensial : lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa Lansia tidak potensial : Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain

Teori Radikal Bebas Radikal bebas : senyawa kimia yg berisi elektron yg tidak berpasangan Produk sampingan berbagai proses selular atau metabolisme normal yg melibatkan O2 Bersifat merusak, sangat reaktif, dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak jenuh Contoh : superoksida (O2), hidroksil (OH), peroksida hidrogen (H2O2)

Teori Glikosilasi Proses glikosilasi nonenzimatik, yg menghasilkan pertautan glukosa-protein —> advanced glication end products (AGEs) AGEs menyebabkan penumpukan protein & makromolekul —> disfungsi pada hewan/manusia yg menua. AGEs berakumulasi di jaringan (kolagen,hemoglobin,lensa mata) Karena muatan kolagen ↑, Jaringan ikat menjadi kurang elastis & kaku

Teori DNA repair Mutasi DNA mitokondria (mtDNA) dan pembentukan ROS (reaktif oksigen spesies) di mitokondria yg saling mempengaruhi  vicious cycle yang secara eksponensial memperbanyak kerusakan oksidatif dan disfungsi seluler  menyebabkan kematian sel.

Penurunan kemampuan sel Kesalahan transkripsi metabolisme↑ Skema teori penuaan. -GERIATRI, FKUI, 2010 BOEDHI DARMOJO individu Usia bertambah Teori genetik clock Teori mutasi somatik Teori rusaknya imun Teori metabolisme Teori radikal bebas Penurunan kemampuan sel Kesalahan transkripsi metabolisme↑ Penurunan kemampuan penangkal radikal bebas Poliferasi sel ↑ Metabolisme salah Sel sering terpakai, sel semakin tua, semakin merurun fungsinya Sifat sel yang berbeda (asing)

Ciri-ciri penuaan (14i) Immobility  ketidak mampuan untuk bergerak Instability  ketidak stabilan Incontinence (urinary & alvi)  tidak bisa menahan kencing Intellectual impairment (MCI, Dementia)  penurunan intelektual Infection (Pneumonia, etc)  infeksi Impairment of hearing & vision  penurunan pendengaran, pengelihatan Impaction (constipation)  susah buang air besar Isolation (depression)  cth murung, sedih Inanition (malnutrition)  kelemahan karena kurang makan (gizi buruk) Impecunity (poverty)  tidak punya uang Iatrogenesis  menderita penyakit akibat 0bat-obatan Insomnia  gangguan tidur Immune deficiency Impotence  ketidak mampuan ereksi untuk melakukan senggama Kane, Ouslander Abrass. (from Solomon 1988), Essentials of Clinical Geriatrics.2004 . p.13-14.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penuaan Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics Volume 112, Issue 8, August 2012

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penuaan Molecular and Clinical Basics of Gerontology Dr. Krisztián Kvell, et all(2011)

Penuaan dan Penyakit Kronik Tamara Tchkonia, et al J Clin Invest. 2013;123(3):966-972.

Fisiologi seluler (biomolekuler sel)

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL Apa itu sel.??? Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup yang membentuk struktur dan fungsi tertentu. Tempat terselenggaranya fungsi kehidupan Manusia dewasa  75 triliun sel Ukuran, bentuk & fungsi bervariasi Ovum  140 m Eritrosit  7.5 m Sel otot polos  20 – 500 m

BERDASARKAN JUMLAH SEL MAKHLUK HIDUP BERDASARKAN JUMLAH SEL BER SEL SATU/TUNGGAL (UNISELULER/MONOSELULER) BANYAK SEL (MULTISELULER) AMOEBA, BAKTERI TUMBUHAN, HEWAN, MANUSIA,DLL

SEL BERDASARKAN MEMBRAN INTI SEL PROKARIOTIK (BELUM MEMILIKI MEMBRAN INTI) SEL EUKARIOTIK (SUDAH MEMILIKI MEMBRAN INTI) BAKTERI, MONERA TUMBUHAN, HEWAN, CENDAWAN, PROTISTA

Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik Membran inti : Eukariot memiliki membran inti sedangkan prokariot tidak . DNA : Pada eukariot terdapat intron (tempat pembentuk) sedangkan prokariot tidak . Kromosom : Pada kromosom eukariot terdapat histon sedangkan prokariot tidak . Ukuran : Prokariot lebih kecil dari eukariot . Ribosom : Ukuran ribosom prokariot lebih kecil dari eukariot . Organel : Eukariot memiliki organel bermembran sedangkan prokariot tidak punya .

Berdasarkan Jumlah Kromosom dan fungsinya Sel reproduktif Perbanyakan mahkluk hidup secara seksual Jumlah kromosom 1n/haploid Pembelahan secara miosis Sel somatik (sel tubuh) Merupakan sel-sel penyusun tubuh Jumlah kromosom 2n/diploid Pembelahan secara mitosis

BAGIAN YANG BERSIFAT MATI TERDIRI ATAS DINDING SEL DAN VAKUOLA BAGIAN-BAGIAN SEL BAGIAN YANG BERSIFAT HIDUP (PROTOPLASMA) TERDIRI ATAS INTI SEL, SITOPLASMA DAN ORGANEL-ORGANEL BAGIAN YANG BERSIFAT MATI TERDIRI ATAS DINDING SEL DAN VAKUOLA DINDING SEL Berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk, hanya dimiliki : bakteri, cendawan, ganggang, dan tumbuhan. MEMBRAN PLASMA Pembatas sel dari lingkungan luar bersifat semi permeabel, dimiliki semua sel VAKUOLA rongga bulat berisi senyawa kimia atau sisa metabolisme. SITOPLASMA Cairan yang berada diluar inti sel terdiri atas air dan zat-zat terlarut serta berbagai macam organel sel hidup

Struktur Sel Dinding Sel bersifat permeabel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh

1. Membran Plasma Pelindung bagi sel agar isi sel tidak keluar Pengatur pertukaran zat yang keluar masuk ke dalam sel Melakukan seleksi terhadap zat yang boleh keluar dan masuk dari dalam atau luar sel (selektif permeable) Tersusun atas Karbohidrat, protein, dan lemak

Gambar Membran Plasma Glikoprotein (mengikat molekul sel tetangga) Kepala (Fosfat)  Hidrofilik Ekor (Lipid)  Hidrofobik Protein integral (protein yang terbenam) Protein periferal (protein menempel)

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL Sitoplasma Cairan yang berada diluar inti, terdiri atas air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup, organel dalam sitoplasma antara lain : Retikulum Endoplasma (RE) berupa saluran-saluran yang dibentuk oleh membran RE RE halus dan RE kasar. Pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein. RE halus tidak terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis lipid.

b. Ribosom b. Ribosom terdiri atas dua unit yang kaya akan RNA, berperan dalam sintesis protein. Ribosom ada yang menempel pada RE kasar dan ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom  (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Fungsi Organel inimenerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi.

c. Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan membrandalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membran. Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang berfungsi untuk memperluas bidang permukaan agar proses penyerapan oksigen dan pembentukan energi lebih efektif. Pada bagian membran dalam terdapat enzim ATP sintase yang berfungsi sebagai tempat sintesis ATP. Fungsi mitokondria ini adalah tempat respirasi aerob.

Aparatus Golgi (Badan Golgi) Lisosom berupa butiran kecil/bundar, berisi enzim pencerna  yang berfungsi dalam pencernaan intrasel. Aparatus Golgi (Badan Golgi) berupa tumpukan kantung-kantung pipih, berfungsi sebagai tempat sintesis dari sekret (seperti getah pencernaan, banyak ditemukan pada sel kelenjar), membentuk protein dan asam inti (DNA/RNA), serta membentuk dinding dan membran sel.

g. Vakuola berbentuk rongga bulat, berisi senyawa kimia tertentu atau sisa produk metabolisme sel, yang mengandung berbagai macam zat sesuai pada jenis selnya.. h. Nukleus (Inti sel) dibatasi oleh membran inti, mengandung benang-benang kromatin dan nukleolus (anak inti sel). Membran inti terdiri atas dua lapis dan mempunyai pori. Benang-benang kromatin akan memendek pada waktu proses pembelahan sel membentuk kromosom. Nukleus berfungsi mengatur segala aktivitas yang terjadi dalam Misalnya dapat berisi garam nitrat pada tanaman tembakau, tanin pada sel-sel kulit kayu, minyak eteris pada kayu putih dan mawar, terpentin pada damar, kinin pada kina, nikotin pada tembakau, likopersin pada tomat, piperin pada l

.Nukleus (Inti sel) dibatasi oleh membran inti, mengandung benang-benang kromatin dan nukleolus (anak inti sel). Membran inti terdiri atas dua lapis dan mempunyai pori. Benang-benang kromatin akan memendek pada waktu proses pembelahan sel membentuk kromosom. Nukleus berfungsi mengatur segala aktivitas yang terjadi dalam

1. Sentriol Mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel pada hewan 2. Dinding sel Keras karena disusun oleh selulosa, pektin, glikoprotein, dan hemiselulosa 3. Vakuola Kantong yang berisi cairan, pada tumbuhan berfungsi sebagai pengatur tekanan turgor 4. Plastida Terdiri dari: Kloroplas  mengandung klorofil Tilakoid  tempat terjadinya fotosintesis Stroma  menyimpan hasil fotosintesis Kromoplas  mengandung karoten Leukoplas  menyimpan cadangan makanan

Penuaan Proses penuaan sel (senescence) intrinsik menimbulkan perubahan kemampuan perbaikan dan replikasi sel & jaringan Perubahan tersebut menyebabkan penurunan kemampuan berespon terhadap rangsang & cidera eksogen → kematian organisme

MEKANISME JEJAS SEL Prinsip Umum: Respons selular terhadap stimulus yg berbahaya tergantung pd tipe jejas, durasi & keparahannya. Toksin berdosis rendah / iskemia berdurasi singkat bisa menimbulkan jejas sel yg reversibel, sedangkan toksin berdosis lebih tinggi / iskemia dalam waktu yg lebih lama akan menyebabkan jejas sel yg irreversibel dan kematian sel.

Akibat suatu jejas sel bergantung pada tipe, status dan kemampuan adaptasi sel yg mengalami jejas Jejas yg sama mempunyai dampak yg sangat berbeda, bergantung pd tipe sel; otot lurik skelet di tungkai mengakomodasi iskemia komplit selama 2-3 jam tanpa terjadi jejas irreversibel, sedangkan otot jantung akan mati hanya setelah 20-30 menit

Jejas sel dihasilkan oleh abnormalitas fungsional & biokimia pd satu atau beberapa komponen seluler yg esensial.

Target dari rangsangan jejas yg penting: 1. Respirasi aerobik yg melibatkan fosforilasi oksidatif mitokondria dan produksi ATP 2. Integritas membran sel yg sgt penting untuk homeostasis osmotik dan ionik 3. Sintesis protein 4. Sitoskeleton 5. Integritas perangkat genetik dari sel

Semua komponen struktural sel dapat menjadi target jejas Page  37

Mekanisme Biokimia pada Jejas Sel Deplesi ATP Deplesi ATP dan berkurangnya sintesis ATP sering ditemukan pada jejas hipoksia dan kimia (toksik). Deplesi ATP hingga <5-10% dari kadar normal berefek : Berkurangnya aktivitas pompa natrium pd membran plasma  akumulasi natrium intrasel dan kalium pembengkakan sel dan dilatasi retikulum endoplasmik. Berubahnya metabolisme energi seluler Suplay oksigen ke sel↓  fosforilasi oksidatif berhenti dan sel mengandalkan glikolisis untuk menghasilkan energi (metabolisme aerobik  anaerobik). Glikolisis menghasilkan akumulasi asam laktat dan fosfat inorganik  menurunkan pH intrasel, mengakibatkan penurunan aktivitas berbagai enzim seluler

Kegagalan pompa Ca2+  masuknya Ca2+ ke dalam sel  merusak beberapa komponen seluler. Deplesi ATP lama  sintesis protein ↓(ok rusaknya struktur organel pensintesis protein: lepasnya ribosom dari RER, disosiasi polisom menjadi monosom) ↓Oksigen, glukosa  Misfolded protein  memicu respon unfolded protein  jejas sel

Page  40

Kerusakan mitokondria Page  41

3. Influx calsium intraseluler & hilangnya homeostasis calcium Normal: - konsentrasi calcium sitosol sangat rendah (<0,1µmol) dibandingkan dg kadar ekstrasel (1,3mmol) - kebanyakan calcium intrasel diasingkan dlm mitokhondria dan RE Iskemia dan toksin tertentu dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi calcium sitosol

Page  43

4. Akumulasi radikal bebas yg berasal dari oksigen (stress oksidatif) Radikal bebas dapat merusak lipid, protein & asam nukleat

5. Defek pd permeabilitas membran melalui mekanisme : disfungsi mitokondria, hilangnya fosfolipid membran, abnormalitas sitoskeletal, spesies oksigen reaktif, produk dari pemecahan lemak.

Perspektif aging dari segi anatomi, fisiologi, histologi dan biokimia

Perubahan pada sistem sensoris Penglihatan kehilangan kemampuan akomodasi: Kerusakan ini terjadi karena otot-otot siliaris  lemah dan kendur, dan lensa kristalin mengalami sklerosis, dengan kehilangan elastisitas dan kemampuan untuk memusatkan penglihatan jarak dekat (presbiopi).

Penurunan ukuran pupil atau miosis pupil terjadi karena sfingkter pupil mengalami sklerosis  penyempitan lapang pandang Perubahan warna dan meningkatnya kekeruhan lensa kristal yang terakumulasi  katarak. Penurunan produksi air mata  mata kering

Pendengaran Penurunan pendengaran merupakan kondisi yang secara dramatis dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kehilangan pendengaran pada lansia disebut presbikusis.

Pengecapan Perubahan yang terjadi pada pengecapan akibat proses menua yaitu penurunan jumlah dan kerusakan papila atau kuncup-kuncup perasa lidah sensitivitas terhadap rasa (manis, asam, asin, dan pahit) berkurang.

Perubahan pada sistem integumen Epidermis Stratum korneum Kohesi sel dan waktu regenerasi sel menjadi lebih lama menyebabkan proses penyembuhan luka lebih lama Pelembab pada stratum korneum berkurang menyebabkan kulit kering dan kasar. Jumlah sel basal menjadi lebih sedikit Penurunan jumlah melanosit Penurunan jumlah sel langerhans Kerusakan struktur nukleus keratinosit.

Perubahan pada sistem integumen Dermis Volume dermal mengalami penurunan yang menyebabkan penipisan dermal dan jumlah sel berkurang. Penghancuran serabut elastis dan jaringan kolagen oleh enzim-enzim menyebabkan perubahan dalam penglihatan karena adanya kantung dan pengeriputan disekitar mata, turgor kulit menghilang Vaskularisasi menurun dengan sedikit pembuluh darah kecil

Perubahan pada sistem integumen Subkutis Lapisan jaringan subkutan mengalami penipisan. Distribusi kembali dan penurunan lemak tubuh.

Berkurangnya folikel rambut Berkurangnya folikel rambut. Implikasi dari hal ini adalah Rambut bertambah uban dengan penipisan rambut pada kepala Pertumbuhan kuku melambat. Implikasi dari hal ini adalah kuku menjadi lunak, rapuh, kurang berkilsu, dan cepet mengalami kerusakan. Korpus pacini (sensasi tekan) dan korpus meissner (sensasi sentuhan) menurun. Implikasi dari hal ini adalah beresiko untuk terbakar, mudah mengalami nekrosis karenan rasa terhadap tekanan berkurang. Kelenjar keringat sedikit. Implikasi dari hal ini adalah penurunan respon dalam keringat, perubahan termoregulasi, kulit kering. Penurunan kelenjar apokrin. Implikasi dari hal ini adalah bau badan lansia berkurang.

Bagaimana pengaruh penuaan YANG NORMAL terhadap seseorang

Implikasi Klinik Proses Menua ORGAN PERUBAHAN Paru-paru Daya pegas dinding dada menurun Kekuatan otot pernapasan menurun Kekakuan iga meningkat Daya pegas jaringan elastik paru menurun Paru-paru lebih mengembang, namun kaku Saluran nafas Refleks batuk menurun Mudah tersedak Gerakan bulu getar melambat

Implikasi Klinik Proses Menua Jantung- pembuluh darah Katup jantung kaku Jumlah sel pacu berkurang Sistem konduksi menurun Penumpukan jar. Ikat di otot jantung kaku Pembuluh darah kurang lentur TD naik Isi sekuncup menurun; curah jantung ber< Ginjal Jumlah nefron, glomerulus < Fungsi filtrasi menurun Kepekaan tubulus terhadap ADH < Reabsorbsi < LFG menurun 7,5 mL/m/dekade Tulang, sendi, otot Keropos, cairan <, massa otot <, cairan sendi <, tulang rawan mulai rusak

Sistem muskuloskeletal

Perubahan pada Sistem Endokrin Kadar glukosa darah meningkat jika Glukosa darah puasa 140 mg/dL dianggap normal. Ambang batas ginjal untuk glukosa meningkat. Residu urin di dalam kandung kemih meningkat.

Perubahan pada sistem urinaria penurunan kapasitas kandung kemih (N: 350-400 mL), peningkatan volume residu (N: 50 mL), peningkatan kontraksi kandung kemih yang tidak di sadari, dan atopi pada otot kandung kemih secara umum risiko inkotinensia

Sistem neurologi Neuron saraf pusat dan saraf perifer mengalami proses degeneratif Transmisi saraf memperlambat Hipotalamus kurang efektif dalam pengaturan suhu tubuh Reduced REM sleep tidur kurang nyenak

Proses Penuaan yang Normal

Penuaan yang sehat Upayakan fisik selalu sehat Upayakan nutrisi yang baik Lakukan pemeriksaan kesehatan periodik (tekanan darah, kolesterol, gula darah) Hindari pemaparan zat toksik : obat-obatan yang berbahaya, sinar matahari berlebihan Sikap yang positif Hubungan sosial yang sehat Tingkatkan vitalitas spiritual.

Daftar pustaka Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid 1, edisi V, hal 757-767 Buku geriatri, FKUI. Hal 4-9,67-74, 100-103. Buku ajar fisiologi guyton & hall, edisi 11. hal 11-26. Kuliah pakar “ aging process” oleh dokter Donnie Lumban Gaol tanggal 13 oktober 2014. http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/ikhsan_skripsi_p24-p43.pdf http://prastiwisp.files.wordpress.com/2010/11/teori-penuaan-dan-perubahan-fisiologis-lansia.pdf

Terimakasih 