PENGUJIAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR DI SITU GINTUNG TANGERANG SELATAN Firdaus, Indhina, Syara, Ario, Tias, Dalli, Herwandi, Dara, Junietta, Wiwi, Fadjrin, Fauzan KELOMPOK STUDI GENOM HIMBIO Oryza sativa Email : a.biologi@ymail.com Web: http://dnauin.wordpress.com/ @DNA_uin PENDAHULUAN HASIL KESIMPULAN Air pada perairan Situ Gintung tidak bisa dijadikan sumber air baku. Perairan Situ Gintung tercemar ringan Tabel 1. Hasil pengukuran fisik dan kimia di setiap stasiun pada perairan Situ Gintung Gambar 1. Situ Gintung Kota Tangerang Selatan, cukup banyak sumber air baku yang bisa diolah menjadi sumber air bersih salah satunya adalah air di perairan Situ Gintung. Perairan ini memiliki luas 21 hektare dengan kedalaman rata-rata sekitar 4 meter mampu menampung air sekitar 1 juta meter kubik (Sarlito, 2013). Besarnya daya tampung tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penduduk setempat sebagai sumber air baku yang dapat diolah, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga terutama sebagai air minum. Berbagai aktivitas manusia yang mengubah fungsi peraiaran di sekitar perairan Situ Gintung, seperti tambak, memancing dan menjadikan Situ Gintung tempat berkumpulnya beberapa air buangan dari beberapa tempat berpotensi menyebabkan kualitas air di perairan tersebut menurun dan tidak sesuai dengan baku mutu air baku yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Penurunan kualitas dapat terjadi mulai dari berubahnya sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi terutama bakteri Coliform sehingga perlu pengujian mengenai kualitas air perairan Situ Gintung meliputi faktor fisik, kimia, dan mikrobiologi serta menentukkan kualitas perairan Situ Gintung . No. Parameter Baku Mutu Stasiun 1 2 3 4 5 6 Suhu Air(°C) Deviasi 3 Suhu Udara 27,59 28,47 28,62 30,17 29,15 28,31 pH 6-9 4,89 5,29 5,38 5,47 5,7 6,51 DO (mg/L) 8,22 8,18 8,21 7,49 7,92 8,52 BOD (mg/L) 6,49 5,56 4,35 4,7 3,57 3,11 TDS (mg/L) 1000 150 117 195 123 124 87 Fe (mg/L) 0,3 0,02 ND* 0,16 0,003 7 Cu (mg/L) Keterangan : *ND = Not Detected Berdasarkan hasil pada tabel 1. diketahui bahwa Nilai pH di perairan Situ gintung tidak sesuai dengan standar baku mutu air kelas 1, karena pada titik sampling 1 hingga 5, nilai pH tergolong asam, hal ini disebabkan tingginya kandungan organik pada stasiun – stasiun ini. Sedangkan tingginya nilai BOD5 pada seluruh titik sampling di perairan situ gintung mengindikasi bahwa perairan tersebut tercemar senyawa organik. Sehingga perairan ini dapat digolongkan kedalam kriteria perairan yang tercemar ringan menurut Wirosarjono (1974) yaitu dengan nilai BOD5 0 – 10 mg/L. REFERENSI Tabel 2. Hasil uji pendugaan pada metode MPN perairan Situ Gintung Irianto, K. 2006. Mikrobiologi : Menguak Dunia Mikrooganisme. Yrama Widya. Bandung. Mandal, B.K., E.G.L. Wilkins, E.M. Dunbar dan White. 2006. Penyakit Infeksi. Terjemahan dari Infectious Diseases oleh Juwalita Surapsari. Erlangga. Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Sarlito, W. S. 2013. Ekosistem. Berita Seputar Indonesia. Jakarta. Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi. Universitas Andalas. Padang. Suriawiria, U. 2008. Mikrobiologi Air. Alumni. Bandung. Sutton, S. 2010. The Most Probable Number Method And Its Uses In Enumeraton, Qualification, And Validation. Summer. 16 (3) : 35 – 38. Wirosarjono, S. 1974. Masalah – Masalah Yang Dihadapi Dalam Penyusunan Kriteria Kualitas Air Guna Berbagai Peruntukan PPMKL - DKI Jaya. Seminar Pengelolaan Sumber Daya Air. Lembaga Ekologi UNPAD. Bandung. Sampel stasiun ke - Hasil positif dari setiap tabung Jumlah koloni per 100 ml 3 dari 10 ml 3 dari 1 ml 3 dari 0,1 ml 1 3 > 1100 2 4 5 6 Waktu : Juli – Oktober 2013 Lokasi : Situ Gintung dan Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Alat : Water Bottle Sampler, botol Winkler, Atomic Absorption Spectrophotometre, Water Quality Checker, Bahan : Sampel air Situ Gintung, Lugol, Alkohol 70%, Medium Uji MPN (LB, EMBA, NA), Reagen Pewarnaan Gram. Teknik Pengambilan Data Pengambilan sampel di perairan Situ Gintung Ciputat Tangerang Selatan, berdasarkan kategori; 2 titik inlet, 1 titik outlet, 1 titik tengah dan 2 titik di daerah yang termanfaatkan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil sampel air pada kedalaman tertentu menggunakan water bottle sample steril, serta sampel air dianalisa kualitas fisika, kimia, dan mikrobiologis di laboratorium. Analisis Sampel Air Tahap observasi dan analisis sampel air dimulai dengan pengukuran suhu, pH, TDS, DO menggunakan Water Quality Checker (WQC) pemeriksaan BOD5 (Biological Oxygen Demand) menggunakan selisih dari nilai DO awal terhadap nilai DO hari kelima (Suin, 2002), uji kandungan logam besi (Fe) dan tembaga (Cu) menggunakan AAS, menghitung total bakteri coliform berdasarkan metode MPN (Most Probable Number). Berdasarkan hasil pada tabel 2. menunjukan bahwa perairan Situ Gintung tidak sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air , karena total Coliform setiap stasiun memiliki jumlah >1100 koloni per 100 mL. Jumlah tersebut berada di atas baku mutu yang bahwa total Coliform untuk air kelas satu adalah sebesar 1000 koloni per 100 mL air. Tingginya jumlah Coliform di perairan dapat disebabkan oleh aliran sungai yang mengalir ke dalam perairan dan stasiun pengambilan sampel tercemar materi fekal. Hal disebabkan E. coli merupakan bakteri yang hidup di saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas lainnya (Irianto, 2006). Adanya E. coli dalam perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut tercemar materi fekal. METODE UCAPAN TERIMA KASIH Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saiful Bahri, S.Si. Beserta Seluruh Laboran PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Irawan Sugoro. Teman-teman Panitria BONE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gambar 1. Hasil Uji Pendugaan Gambar 2. Hasil Uji Penguat Beberapa gangguan kesehatan pada manusia yang dapat disebabkan oleh E. coli tersebut seperti diare. Beberapa penyakit lain juga dapat ditimbulkan bila berasosiasi dengan bakteri lain yang menyebabkan infeksi saluran kemih dan meningitis (Mandal et al, 2006). Tingginya jumlah Coliform di perairan dapat disebabkan oleh aliran sungai yang mengalir ke dalam perairan yang sudah tercemar materi fekal dan masuknya lindi dari tumpukan sampah ke dalam perairan. Tingginya jumlah E. coli pada perairan merupakan indikator adanya bakteri patogen seperti Salmonella dan Shigella di perairan tersebut (Suriawiria, 2008) November 2013