BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 1. Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidkan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KEFARMASIAN BAB III TENAGA KEFARMASIAN BAB IV DISIPLIN TENAGA KEFARMASIAN BAB V PEMBINAAN DAN.
Advertisements

Tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
UU NO.36 TENTANG RUMAH SAKIT MARKUS LUAHAMBOWO
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
PERMENKES No Penyelenggaraan Pekerjaan & Praktik Tenaga Gizi
KEBIJAKAN TERKAIT RUMAH SAKIT UU NO TTG PRAKTIK KEDOKTERAN
LEGALITAS PROFESI SANITARIAN
SOSIALISASI PERMENKES RI 889/MENKES/PER/V/2011
Lingkup Praktik Kebidanan
PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 22 TAHUN 2011
PRAKTIK KEPERAWATAN.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN.
UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT tgl
Draft RUU Kebidanan (Midwifery)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
ASPEK LEGAL FORMAL TENAGA PERAWAT / BIDAN DI INDONESIA
KONSTITUSI TERKAIT TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (TTK)
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
STRATEGI PENINGKATAN COVERADE PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD OLEH BIDAN
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI/ Fraksi PPP
SISTEM PENGHARGAAN BAGI BIDAN
Up Date Terbaru Peraturan
STANDAR KOMPETENSI BIDAN
IKATAN BIDAN INDONESIA CABANG KABUPATEN BANTUL
ALUR PENERBITAN STRTTK
PERIJINAN DAN PEMBINAAN PRAKTIK KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
WEWENANG BIDAN DALAM PRAKTIK PROFESIONAL
Ass.Apoteker pasca PP.51 th 2009
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PRAKTIK KEPERAWATAN.
Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Praktik Kedokteran
Seputar kebijakan kemkes terkait uu 35/2009
OLEH : Dr. KOESWANDONO, M.Kes
ETIKA PROFESI Tita Media Fitra Muslimah Dira Novita Sherly Herlina
PERIJINAN DAN PEMBINAAN PRAKTIK KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI BIDAN
SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN LISENSI TENAGA KESEHATAN
MAKALAH ASKEB V ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN KOMUNITAS KELOMPOK V : ENDANG Dosen Pembimbing :Fitriniati, S.ST PRODI DIII KEBIDANAN STIKES PIALA.
UU Praktik Kedokteran no 29 tahun 2004
ASPEK LEGAL DAN LEGISLASI DALAM PELAYANAN DAN PRAKTEK KEBIDANAN
Yuliani Rahmatillah ( )
Permenkes Tentang Registrasi dan Praktek Kebidanan (Midwifery) OLEH : ERWANI SKM.M.Kes.
Kelompok 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja.
Pekerjaan Kefarmasian
PERMENKES NO.900/VII/2002 TENTANG REGISTRASI & PRAKTEK BIDAN
KEBIJAKAN TERKAIT RUMAH SAKIT UU NO TTG PRAKTIK KEDOKTERAN
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
Rahasia Kedokteran (Permenkes No.36/2012)
Pengobatan tradisional  salah satu upaya pengobatan, perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan, banyak dimanfaatkan masyarakat.
Tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
TATA CARA PEMBERIAN CUTI PNS (PP 11/2017 & Peraturan BKN 24/2017)
ASPEK LEGAL DAN LEGISLASI DALAM PELAYANAN DAN PRAKTEK KEBIDANAN OLEH : YUSNI FAUZIAH, S.Tr. Keb.
Draft RUU Kebidanan (Midwifery)
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PP NOMOR 11 TAHUN 2017.
PENGERTIAN FILOSOFI DAN DEFINISI BIDAN Raudhatun Nuzul ZA. S.ST.,M.Kes
UNDANG UNDANG KESEHATAN
PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NO. 24 TAHUN 2017 TENTANG
JEJARING PELAYANAN KESEHATAN PRIMER BIDANG UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DINAS EKSEHATAN KOTA SAMARINDA TAHUN 2017.
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
PRODI D III KEBIDANAN Hanny Desmiati legislasi dalam praktek kebidanan.
Draft RUU Kebidanan (Midwifery)
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN DI KOMUNITAS
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
Legal Aspek Tenaga Kesehatan
Perubahan alamat Perusahaan
Standar Pelayanan Minimum Bayi Baru Lahir
Transcript presentasi:

PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 1. Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidkan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat kompetensi. 3. Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk mejalankan praktik bidan mandiri. 5. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

BAB II PERIZINAN PASAL 2 Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Bidan yg menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan. PASAL 3 Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB. Setiap  bidan  yang  menjalankan  praktik  mandiri wajib memiliki SIPB. SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) tempat

PASAL 4 Untuk memperoleh SIKB dan SIPB sebagaimana dimaksud  pada pasal 3, Bidan harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan :  Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir.  Surat ket sehat fisik dari dokter yangg memiliki SIP. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas  pelayanan   Kesehatan atau tempat praktik. Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kotaatau pejabatyang ditunjuk. Rekomendasi dari organisasi profesi.

PASAL 5  SIKB / SIPB   dikeluarkan  oleh   pemerintah daerah  kabupaten / kota. Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf e tidak diperlukan. Permohonan SIB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah daerah kabupaten /kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kpeada pemohon dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima. PASAL 6 Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu) tempat kerja dan 1 (satu) tempat praktik.

PASAL 7 Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan :  fotokopi SIKB/SIB yg lama   fotokopi STR  surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar  rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau   pejabatyang ditunjuk sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e   rekomendasi dari  organisasi profesi

PASAL 8 SIKB/SIPB dinyatakan tdk berlaku bila : Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB  Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang  Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin

BAB III PENYELENGGARAAN PRAKTIK PASAL 9 Bidan dalam  mejalankan  praktik berwenang untuk memberikan Pelayananyang meliputi :  Pelayanan kesehatan ibu. Pelayanan kesehatan anak. Pelayanan  kesehatan  reproduksi perempuan dan keluarga berencana. PASAL 10 Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :   Pelayanan konseling pada masa pra hamil   Pelayanan antenatal pada kehamilan normal   Pelayanan persalinan normal   Pelayanan ibu nifas normal  Pelayanan ibu menyusui   Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan 3.Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2berwenang untuk : Episiotomi    Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan Pemberian tablet Fe pada ibu hamil Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas Bimbingan  inisiasi   menyusui   dini   dan  promosi  ASI   ekslusif

g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum. h. Penyuluhan dan konseling. i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil. j. Pemberian surat keterangan kematian. k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.

PASAL 11  Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berwenang untuk: Melakukan  asuhan  bayi  baru lahir normal  termasuk  resusitasi, pencegahan  hipotermi,  inisiasi  menyusu  dini,  injeksi  vit  K1,perawatan  bayi   baru   lahir   pada   masa   neonatal  (0-28 hr) perawatan tali pusat Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk . Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan      

d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah e d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah e. Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak prasekolah f. Pemberian konseling dan penyuluhan g. Pemberian surat keterangan kelahiran h. Pemberian surat keterangan kematian

PASAL 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuandan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c berwenang untuk : Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan. PASAL 13 1.   Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11, dan 12, bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi : Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kotrasepsi dalam rahim,dan alat kontrasepsi bawah kulit Asuhan antenatal  terintegrasi  dengan  intervensi  khusus    penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan.  Melakukan    pembinaan    peran    serta    masyarakat  di bidang kesehatan  ibu  dan  anak,  anak   usia  sekolah   dan   remaja,  dan penyehatan lingkungan

e.   Pemantauan   tumbuh   kembang   bayi,    anak   balita,   anak  prasekolah, dan anak sekolah f.   Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas g.   Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan       tehadap  Infeksi  Menular  Seksual  ( IMS )  termasuk  pemberian       kondom, dan penyakit lainnya h.   Pencegahan  penyalahgunaan  Narkotika,   Psikotropika  dan  Zat    Adiktif  lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi   i.    Pelayanan  kesehatan  lain yang merupakan program  Pemerintah 2.Pelayanan alat kontasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,merujuk dan memberikan peyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah dilatih untuk itu.

PASAL 14 Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat  melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.   Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.

PASAL 15 Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan praktek mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah Bidan praktek mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemeritah daerah provinsi/kabupaten/kota.

PASAL 16 Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah harus menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma III Kebidanan. Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan. Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memilki dokter.

PASAL 17 Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi : Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan peralatan untuk  tindakan asuhan kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah yangmemenuhi persyaratan lingkungan sehat. menyediakan  maksimal  2 ( dua ) tempat  tidur untuk  persalinan memiliki  sarana,  peralatan  dan  obat   sesuai  denganketentuan yang berlaku

PASAL 18 1.  Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk : Menghormati hak pasien Memberikan  informasi  tentang   masalah  kesehatan pasien dan                  pelayanan yang dibutuhkan Merujuk  kasus  yang   bukan   kewenangannya  atau  tidak  dapatditangani dengan tepat waktu Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan Menyimpan   rahasia   pasien  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan Melakukan  pencatatan  asuhan  kebidanan  dan  pelyanan  lainnyasecara sistematiS Mematuhi standar Melakukan   pencatatan  dan  pelaporan  penyelenggaraan  praktikkebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian

PASAL 19 Dalam melaksanakan praktek bidan mempunyai hak : Memperoleh perlindungan hukum dalam pelaksanaan praktik/kerja sepanjang sesuai dengan standar Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar Menerima imbalan jasa profesi.

BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN      PASAL 20 Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dg pelayanan yg diberikan. Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke Puskesmas wilayah tempat praktik. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang bekerja di fasilitas pelayan kesehatan.

BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN  PASAL 21 Menteri, Pemerintah daerah Provinsi, Pemda kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan dengan mengikutsertakan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia, Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan yang bersangkutan  PASAL 22 Pimpinan fasilitas kesehatan wajib melaporkan bidan yang bekerja dan yang berhenti bekerja di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepadaKepala Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi

PASAL 23 .              1 .Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerahkab/kota dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini  2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui : Teguran lisan Teguran tertulis Pencabutan SKIB/SIPB untuk sementara paling  lama 1 tahun  Pencabutan SKIB/SIPB selamanya  

PASAL 24 1. Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan sanksi berupa rekomendasi pencabutan surat izin/ STR kepada kepala dinas kesehatan/ Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) terhadap bidan yang melakukan praktik tanpa SIPB atau kerja tanpa memiliki SIKB sebagaimana dimagsud dalam pasal 3 ayat (1) dan ayat (2)

BAB VI KETNTUAN PERALIHAN               PASAL 25  Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VI/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan dan Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini s.d. masa berlakunya berakhir Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila Surat Izin Bidan yang bersangkutan telah habis jangka waktunya berdasarkan Peraturan ini.

             PASAL 26 Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Kesehatan Provinsi (MTKP) belum dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka registrasi bidan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.               PASAL 27 Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelum ditetapkan Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan. 

BAB VII KETENTUAN PENUTUP               PASAL 28 Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang menjalankan praktik mandiri hrs menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan       BAB VII               KETENTUAN PENUTUP  Pasal 29 Pada saat peraturan ini mulai berlaku : Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dan praktik bidan Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/I/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan. PASAL 30 Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

TERIMAKASIH